Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Panorama dalam Diam", Memori tentang Bali pada Sebuah Kanvas

Kompas.com - 01/08/2022, 18:42 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Artotel Thamrin-Jakarta menghadirkan pameran seni tunggal bertema "Panorama dalam Diam" yang dibuka untuk umum selama 29 Juli hingga 4 September 2022 di Artspace, Mezanine Level, Artotel Thamrin-Jakarta.

Pameran tersebut bekerja sama dengan Artsphere Gallery, sebuah wadah khusus bagi para seniman dan kreator untuk mengembangkan karya seni lewat berbagai bentuk kolaborasi.

Baca juga: Karya Seniman Indonesia Unjuk Gigi di Pameran Seni Kontemporer Terbesar Sedunia

Panorama dalam Diam menampilkan 15 karya seniman asal Bali, Wayan Yusa Dirgantara.

Yusa sangat menyukai suasana tempat tinggalnya di Bali Selatan yang memiliki panorama indah, tak hanya dari alamnya tapi juga masyarakatnya.

Ingatan sepanjang hidupnya terekam jelas dan kemudian dituangkan di atas kanvas. Adapun karya-karya tersebut lahir dari ide tugas akhir di kampusnya ISI Yogyakarta.

"Saat itu saya memilih mengingat kembali landskap, panorama sekitar rumah saya. Kebetulan saat tugas akhir pandemi masuk ke Indonesia. Di situ saya ingat, kok berbeda (sepi). Oh mungkin dulu Bali seperti ini sebelum turis-turis masuk," ujarnya dalam konferensi pers di Artotel Thamrin-Jakarta, Jumat (29/07/2022).

Wayan Yusa Dirgantara bersama salah satu karyanya yang ditampilkan dalam pameran bertema Panorama dalam Diam yang dibuka untuk umum selama 29 Juli hingga 4 September 2022 di Artspace Artotel Thamrin-Jakarta.
KOMPAS.com/NABILLA TASHANDRA Wayan Yusa Dirgantara bersama salah satu karyanya yang ditampilkan dalam pameran bertema Panorama dalam Diam yang dibuka untuk umum selama 29 Juli hingga 4 September 2022 di Artspace Artotel Thamrin-Jakarta.

Karya berjudul Tarian dari Pulau Plastik, misalnya menggambarkan ingatan tentang sampah plastik yang terempas ke sana ke mari di pantai yang sepi.

Sementara karya berjudul Another Sunset menggambarkan memori tentang situasi pantai yang sangat ramai dengan warga lokal.

Baca juga: 4 Rekomendasi Museum di Yogyakarta, Sayang untuk Dilewatkan

Namun, menata ulang ingatan sejak masa lalu tidaklah mudah dengan keterbatasan memori yang ada, atau bahkan blur.

Itulah mengapa kita akan menemukan perpaduan warna-warna tipis dan tebal di antara karya-karyanya.

"Memori itu, termasuk aku sendiri, ada sisi-sisi yang seperti tipis, ingat lagi, enggak lagi. Hal-hal itu memunculkan warna-warna yang di antara. Di antara bisa terjadi ketika (kita) berusaha ingat-ingat," ucapnya, saat diwawancara terpisah.

Baca juga: 8 Museum di Jakarta untuk Dikunjungi Saat Ngabuburit

Menghadirkan seni di ruang publik

Pameran seni di Artotel sebelumnya sempat terhenti karena pandemi Covid-19, namun kini sudah kembali diselenggarakan.

Artotel Thamrin-Jakarta menghadirkan pameran seni tunggal Wayan Yusa Dirgantara yang bertema Panorama dalam Diam yang dibuka untuk umum selama 29 Juli hingga 4 September 2022 di Artspace Artotel Thamrin-Jakarta.
DOK ARTOTEL THAMRIN-JAKARTA Artotel Thamrin-Jakarta menghadirkan pameran seni tunggal Wayan Yusa Dirgantara yang bertema Panorama dalam Diam yang dibuka untuk umum selama 29 Juli hingga 4 September 2022 di Artspace Artotel Thamrin-Jakarta.

Art Director Artotel Group, Windi Salomo mengatakan, pameran seni akan kembali digelar secara rutin di properti Artotel dan Artotel Suites di Jakarta, Yogyakarta, Semarang, dan Bali.

Ia berharap, pameran kolaborasi di Artsphere Gallery bisa kembali menghidupkan geliat industri seni kontemporer.

Baca juga: 9 Museum di Bandung untuk Ngabuburit, Bisa Sambil Belajar Sejarah

Sementara itu, Gallery Manager Artpshere Gallery, George Ante mengungkapkan keinginan pihaknya untuk terus membawa karya seni ke publik sehingga dapat dilihat secara lebih luas.

Itulah salah satu alasan kolaborasi bersama Artotel yang merupakan tempat publik.

"Karena seni rupa terus berjalan. Kami ingin terus mempromosikan seni rupa ke publik yang lebih luas," ujar George.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Karya seni saat ini tampak semakin digemari oleh kalangan masyarakat, termasuk usia muda.

Banyak ruang-ruang pameran seni kontemporer ramai didatangi pengunjung, sebut saja gelaran sepeti Artjakarta, Art Jog, atau Museum Macan Jakarta yang banyak menghiasi laman media sosial.

Baca juga: Art Jakarta Gardens 2022, Ruang Terbuka untuk Karya Seni Rupa

Menurut George, hal itu tak terlepas dari perkembangan era digital, di mana segala hal dikemas dan dihantarkan lagi dalam bentuk visual.

Meski karya-karya seni pada awalnya mungkin hanya dipandang sebagai obyek foto atau latar belakang (background) foto, namun ia berharap akan semakin banyak yang memahami.

"Jauh dari situ, harapan kami tidak cuma jadi background atau obyek foto saja, tapi pelan-pelan mengerti. "Oh ini karya si ini, seniman dari daerah ini", jadinya belajar."

"Diawali dari foto-foto, itu enggak ada masalah. Publisitas juga buat kami yang mengadakan pameran. Berarti orang suka, tertarik. Pemikiran pun terbuka bahwa anak-anak muda mengapresiasi seni," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com