Oleh karena itu, manusia Bali akan mudah menyerahkan persoalan kepada Tuhan apabila secara hukum atau secara sekala tidak bisa diselesaikan.
Orang yang berani berbuat hal-hal yang buruk niscaya akan mendapatkan ganjaran dari hasil perbuatannya sendiri.
Ketiga, menjaga hubungan harmonis dengan alam. Dalam kaitan ini, alam dimaksudkan adalah alam binatang atau hewan, alam tumbuh-tumbuhan, dan kehidupan alam tak kasat mata.
Dalam menjaga hubungan harmonis dengan alam hewan atau binatang, manusia Bali selalu mengusahakannya.
Salah satunya dengan melakukan upacara pada hari tertentu (rahinan) dan memohonkan kepada Tuhan agar alam binatang ini berlangsung dengan baik dan berkelanjutan.
Demikian pula dengan upaya membina hubungan harmonis dengan tanaman atau pepohonan. Manusia Bali menyadari dan meyakini bahwa mereka bisa hidup hanya dengan topangan dari tanaman atau pepohonan yang ditanam dan tumbuh di sekitar mereka.
Mereka bisa makan, minum, dan untuk memenuhi pelbagai kebutuhan, banyak berasal dari pepohonan atau tanaman dengan berbagai jenisnya itu.
Maka, manusia Bali selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan tanaman dan pepohonan ini dengan menjaga dan merawatnya sebaik-baiknya. Bahkan, manusia Bali melakukan upacara khusus untuk mendoakan alam pepohonan ini kepada Tuhan.
Itulah sebabnya mengapa banyak lingkungan alam di Bali yang tampak asri dan hijau. Apalagi kalau bukan lantaran dilandasi oleh hubungan yang harmonis antara manusia dan pepohonan atau tamanan itu.
Lalu, bagaimana kaitannya dengan alam tak kasat mata? Manusia Bali percaya bahwa kehidupan tidak hanya terdiri dari apa yang tampak secara kasat mata.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.