Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/08/2022, 11:01 WIB
Penulis Ulfa Arieza
|

Alasan Bulan Suro Dilarang Menikah

Menurut Sunu, pada umumnya masyarakat Jawa menghindari bulan Suro untuk menyelenggarakan pesta pernikahan sebab bulan ini dipercaya sebagai bulan penuh keprihatinan. 

Jadi, masyarakat Jawa cenderung menghindari berpesta sepanjang bulan Suro. 

“Bulan Suro itu bulan prihatin. Tidak tepat melakukan kegiatan pesta di bulan seperti itu, karena diyakini akan berakibat tidak baik jika ketentuan itu dilanggar,” jelasnya.

Baca juga: Apa Itu Peringatan Malam Satu Suro? Berikut Sejarah dan Maknanya 

Seorang pengayuh becak melintas di depan Keraton Surakarta Hadiningrat.KOMPAS.com/Labib Zamani Seorang pengayuh becak melintas di depan Keraton Surakarta Hadiningrat.

Selain itu, sebagian masyarakat Jawa masih mempercayai hitungan hari atau bulan baik dan tidak baik dalam melakukan berbagai kegiatan, terutama kegiatan penting seperti pernikahan. 

Adapun, hitungan hari atau bulan baik dan tidak baik dalam dilihat pada primbon. Namun, tidak semua masyarakat Jawa memahami serta menganut kepercayaan primbon ini. 

“Umumnya, orang Jawa tidak memilih bulan Suro untuk menyelenggarakan pesta pernikahan. Masyarakat Jawa mengenal hari baik (cocok) dan hari tidak baik (tidak cocok) dalam melaksanakan berbagai kegiatan,” ujarnya.

Baca juga: Tradisi Satu Suro di Banyuwangi, dari Jamasan hingga Petik Laut

Tari Bedhaya Ketawang Keraton SurakartaTribunnews.com Tari Bedhaya Ketawang Keraton Surakarta

Bani menambahkan, larangan menikah di bulan Suro muncul lantaran bulan tersebut dianggap sebagai bulan para raja dalam adat istiadat Jawa. Seperti diketahui, masyarakat Jawa secara umum terdiri golongan bangsawan atau raja dan golongan masyarakat biasa. 

“Bagi golongan bangsawan, pada bulan Suro itu diizinkan untuk mengadakan pernikahan. Tapi, bagi masyarakat kebanyakan pada bulan Suro itu dilarang untuk mengadakan pernikahan karena itu dianggap sebagai sasine ratu, atau bulannya para raja,” terangnya. 

Selain itu, bulan Suro merupakan masa peralihan tahun dalam tradisi Jawa. Sementara, masyarakat Jawa percaya bahwa pada masa transisi tersebut dilarang melakukan aktivitas. 

“Untuk masa harian, orang dilarang melakukan akitivitas pada tengah hari atau pada senja hari, karena saat itu merupakan masa batara kala atau tempat batara kala mencari makan,” jelasnya. 

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+