Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu, Saksi Bisu Perjuangan

Kompas.com - 04/08/2022, 12:16 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah rumah kuno yang terletak di jantung Kota Bengkulu, Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan Gading Cempaka, menjadi saksi bisu perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Di rumah tersebut Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno (Bung Karno) diasingkan sejak 1938 hingga 1942.

Baca juga: Itinerary 3 Hari 2 Malam di Bengkulu, Water Sport di Pantai Jakat

Rumah bekas kediaman Bung Karno ini merupakan bangunan cagar budaya yang dikelilingi oleh pagar dengan halaman luas.

Mengutip laman Asosiasi Museum Indonesia, rumah yang dibangun pada awal abad ke-20 itu memiliki luas bangunan 162 meter persegi. Dindingnya polos dan pintu masuk utama berdaun ganda, begitu pula dengan jendela.

Rumah tersebut memiliki atap berbentuk limas. Bangunan utama terletak di tengah halaman, sedangkan paviliunnya ada di belakang bangunan induk.

Baca juga: Desa Wisata Belitar Seberang Bengkulu, Punya Air Terjun Panas dan Dingin

Adapun struktur bangunan, terdiri dari teras, ruang tamu, beberapa kamar, dan teras belakang. Terdapat pula sejumlah jendela kaca besar yang menghias seluruh sisi rumah.

Di sisi kanan rumah terdapat tiga ruangan dan di sisi kiri terdapat dua kamar tidur. Pada bagian belakang rumah ada sebuah beranda, yang di sebelah kanannya terdapat bangunan lima petak, termasuk kamar mandi, sedangkan yang lainnya berfungsi sebagai gudang dan dapur.

Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu.SISTEM REGISTRASI NASIONAL CAGAR BUDAYA Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu.

Di dalam rumah pengasingan tersimpan beberapa benda peninggalan Bung Karno, dari benda asli hingga benda tiruan yang menjadi saksi bisu sang Proklamator dalam menyusun strategi-strategi perjuangan selama ia diasingkan.

Saat mengunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno pada Rabu (03/08/2022), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyampaikan, ada banyak cerita dan ilmu yang bisa diambil dari rumah tersebut.

Baca juga: Napak Tilas Rumah Fatmawati di Bengkulu, Rumah Penjahit Bendera Pusaka

Sebab, selama masa pengasingan di sana, Bung Karno meninggalkan banyak jejak sejarah perjuangan Indonesia.

Oleh karena itu, dibutuhkan pengemasan narasi sejarah yang kuat agar menjadi daya tarik bagi wisatawan saat mengunjungi Bengkulu, khususnya Rumah Bekas Kediaman Bung Karno.

Menparekraf Sandiaga Uno cuci muka di sumur Rumah Pengasingan Bung Karno Bengkulu.dokumentasi Kemenparekraf Menparekraf Sandiaga Uno cuci muka di sumur Rumah Pengasingan Bung Karno Bengkulu.

Di sana, ada pula mitos unik yang bisa dikemas, seperti cerita sumur tua di Rumah Bekas Bung Karno yang konon dipercaya bisa membuat awet muda. Menparekraf pun turut menjajalnya. 

"Wisata sejarah jangan pernah kita lupakan. Seperti halnya rumah pengasingan Bung Karno yang memiliki banyak nilai perjuangan bangsa kita, itulah saya sempatkan mampir dan cuci muka di rumah pengasingan Bung Karno," kata Sandiaga, mengutip laman resmi Kemenparekraf, Rabu (03/08/2022).

Baca juga: Potensi Wisata Rejang Lebong di Bengkulu yang Patut Dikembangkan

Untuk diketahui, air dari Rumah Pengasingan Bung Karno ini adalah yang dibawa oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu ke Ibu Kota Negara (IKN) beberapa waktu lalu saat acara penyatuan tanah dan air.

Air dari rumah tersebut dinilai sebagai simbol daerah sekaligus tempat bersejarah, seperti dikutip dari Kompas.com (12/03/2022).

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Dalam mendukung pengegambangan wisata sejarah di Bengkulu, Menparekraf akan berkolaborasi dengan kementerian, dan lembaga untuk menyusun pola perjalanan di Bengkulu. 

Baca juga: Festival Tabut Bengkulu Didorong Jadi Gelaran Internasional pada 2023

“Kami akan berkoordinasi dalam melaksanakan pola perjalanan di mana untuk Bengkulu dan Sumatra Selatan ini sebagai suatu kesatuan yang telah terintegrasi dengan infrastruktur agar menarik wisatawan lebih banyak lagi belajar tentang sejarah,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com