Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Tradisi Unik Perayaan 17 Agustus dari Berbagai Daerah di Indonesia

Kompas.com - 05/08/2022, 16:12 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com - Hari kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus selalu disambut dengan meriah oleh seluruh elemen masyarakat. 

Sejumlah daerah di Indonesia memiliki tradisi unik perayaan 17 Agustus. Tradisi tersebut bersifat turun temurun dan tetap dilestarikan hingga saat ini. 

Baca juga: 30 Ucapan HUT Ke-77 RI, Cocok untuk Dibagikan ke Media Sosial 

Tradisi Unik 17 Agustus 

Berikut 11 tradisi perayaan 17 Agustus yang dihimpun dari sumber Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kompas.com

1. Pacu Kude, Aceh 

Tradisi Pacu Kude berasal dari Aceh. Permainan rakyat yang sudah ada sejak masa kolonial Belanda ini biasanya digelar usai panen.

Pada 1956, permainan ini secara resmi diambil alih oleh pemerintah setempat. Sejak saat itu, pemerintah dan masyarakat Aceh menganggap bahwa pacu kude merupakan simbol dari perjuangan rakyat untuk mendapatkan kemerdekaan. 

Pacuan Kuda Gayo diselenggarakan selama 7 hari tanpa henti.Wikimedia Commons Pacuan Kuda Gayo diselenggarakan selama 7 hari tanpa henti.

Oleh sebab itu, tradisi pacu kude digelar sebagai bentuk perayaan HUT RI setiap tahunnya. Uniknya, kuda yang digunakan dalam balapan ini merupakan kuda hasil persilangan antara kuda Australia dan kuda Gayo.

Baca juga: 20 Ide Lomba 17 Agustus yang Unik dan Meriah 

2.Lomba Dayung, Banjarmasin

Tradisi perayaan 17 Agustus juga digelar di Pulau Kalimantan, tepatnya di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. 

Setiap tahun, masyarakat menggelar lomba dayung. Uniknya, lomba dayung ini menggunakan perahu dengan ikon kepala naga di ujungnya, sehingga dikenal sebagai lomba dayung perahu naga. 

Baca juga: 12 Agenda Peringatan HUT Ke-77 RI, Ada Pembukaan TMII Usai Renovasi 

Peserta mengikuti lomba perahu naga Musi Triboatton di Palembang, Sumatra Selatan, Senin (3/12/2012). Musi Triboatton adalah lomba tiga jenis perahu (kano, naga, karet) dengan mengarungi Sungai Musi sejauh 500 kilometer yang melewati Kabupaten Empat Lawang, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin dan Palembang.KOMPAS IMAGES/VITALIS YOGI TRISNA Peserta mengikuti lomba perahu naga Musi Triboatton di Palembang, Sumatra Selatan, Senin (3/12/2012). Musi Triboatton adalah lomba tiga jenis perahu (kano, naga, karet) dengan mengarungi Sungai Musi sejauh 500 kilometer yang melewati Kabupaten Empat Lawang, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin dan Palembang.

Perlombaan ini dilangsungkan di Sungai Martapura. Lomba dayung perahu naga merupakan tradisi turun temurun yang sudah diadakan sejak 1942 lalu. 

Awalnya, peserta lomba dayung hanya berasal dari warga setempat. Namun, karena semakin masyhur maka peserta mulai beragam dari provinsi lain. 

3. Obor Estafet, Semarang

Tradisi yang tidak kalah unik diselenggarakan oleh warga Semarang, tepatnya Kelurahan Papandayan, Kecamatan Gajahmungkur, Semarang, Jawa Tengah. 

Masyarakat melakukan obor estafet, yakni lomba lari dengan membawa obor. Acara ini sudah menjadi tradisi turun temurun selama kurang lebih 30 tahun.

Baca juga: 17 Agustus 2022 HUT Keberapa RI? Simak Sejarahnya 

Tak main-main, peserta obor estafet merupakan para atlet terbaik di Semarang. Obor dianggap sebagai simbol semangat dari para pahlawan saat memperjuangkan kemerdekaan RI. 

Nah, melalui obor estafet ini, masyarakat diharapkan dapat  mencontoh semangat para pahlawan dan melanjutkan perjuangan mereka dalam mengisi kemerdekaan.

Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) membawa duplikat bendera pusaka sebelum Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi 1945 di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (17/8/2019). Peringatan HUT RI tersebut mengangkat tema SDM Unggul Indonesia Maju.ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) membawa duplikat bendera pusaka sebelum Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi 1945 di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (17/8/2019). Peringatan HUT RI tersebut mengangkat tema SDM Unggul Indonesia Maju.

4. Sampan Layar, Batam 

Tradisi sampan layar digelar oleh masyarakat Batam, Kepulauan Riau untuk memperingati 17 Agustus. Acara ini sudah berlangsung turun temurun sejak 1965.

Sejumlah sampan layar peserta yang siap mengikuti permaian pesta rakyat di Pulau Perbatasan, Belakangpadang yang berbatasan langsung dengan Singapura, Sabtu (18/8/2018). Tidak saja warga lokal, sejumlah wisatawan dari Malaysia dan Singapura juga turut adil dalam perlombaan iniKOMPAS.com/HADI MAULANA Sejumlah sampan layar peserta yang siap mengikuti permaian pesta rakyat di Pulau Perbatasan, Belakangpadang yang berbatasan langsung dengan Singapura, Sabtu (18/8/2018). Tidak saja warga lokal, sejumlah wisatawan dari Malaysia dan Singapura juga turut adil dalam perlombaan ini

Keunikan sampan layar adalah peserta lomba menggunakan perahu kayu dengan layar berwarna-warni, seperti hijau, biru, kuning, oranye, dan sebagainya. 

Acara ini cukup populer, sehingga pesertanya tidak hanya berasal dari domestik tetapi juga wisatawan mancanegara. 

5. Telok Abang, Palembang

Jika berkunjung ke Palembang, Sumatera Selatan pada Agustus wisatawan akan menemukan banyak penjual mainan dari gabus. Mainan tersebut bernama telok abang. 

Mainan dari gabus tersebut dibentuk menyerupai kapal laut, pesawat terbang, atau kereta api. Kehadiran mainan telok abang sangat lekat dengan perayaan 17 Agustus. 

Telok abang juga dilengkapi dengan telur rebus. Uniknya, telur tersebut dicat dengan warna merah, kemudian ditancapkan di bagian tengah kapal.

Baca juga: 6 Oleh-oleh Khas Palembang untuk Pencinta Makanan Manis

Telok Abang merupakan kuliner khas Palembang yang ditancapkan ke berbagai macam miniatur dan selalu ada pada saat hari kemerdekaan.KOMPAS.com / NI PUTU DINANTY Telok Abang merupakan kuliner khas Palembang yang ditancapkan ke berbagai macam miniatur dan selalu ada pada saat hari kemerdekaan.

6. Barikan, Malang

Masyarakat Malang, Jawa Timur biasanya menggelar syukuran pada 16 Agustus malam. Tradisi ini disebut sebagai barikan. 

Acara syukuran tersebut digelar di setiap kampung. Biasanya, dalam acara ini ada doa bersama, renungan kemerdekaan, menyanyikan lagu kebangsaan, dan makan bersama.

Acara ini dilakukan sebagai wujud syukur, serta ajang silaturahmi untuk mempererat persaudaraan antar warga.

Baca juga: HUT RI, Pendaki Muda Indonesia Akan Kibarkan Merah Putih di Puncak Elbrus

Warga memanjatkan doa bersama saat menggelar tradisi Barikan di Dusun Pliringan, Dawe, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (20/8/2020). Tradisi untuk menyambut tahun baru islam 1442 H dengan menggelar doa bersama kemudian dilanjutkan saling bertukar makanan seperti nasi dan lauk pauk, ingkung, buah-buahan hingga camilan itu sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa serta untuk mempererat kerukunan antarwarga.ANTARA FOTO/YUSUF NUGROHO Warga memanjatkan doa bersama saat menggelar tradisi Barikan di Dusun Pliringan, Dawe, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (20/8/2020). Tradisi untuk menyambut tahun baru islam 1442 H dengan menggelar doa bersama kemudian dilanjutkan saling bertukar makanan seperti nasi dan lauk pauk, ingkung, buah-buahan hingga camilan itu sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa serta untuk mempererat kerukunan antarwarga.

7. Tirakatan, Jawa

Tirakatan merupakan tradisi yang menyerupai dengan barikan di Malang. Tirakatan sangat erat dengan masyarakat Jawa. 

Pada 16 Agustus malam, masyarakat berkumpul untuk mengenang jasa pahlawan, mengheningkan cipta, doa bersama, lalu dilanjutkan dengan makan bersama. 

Biasanya, dalam acara ini juga berlangsung penyerahan hadiah untuk berbagai macam lomba yang sudah diadakan sebelumnya. Acara ini biasanya dihadiri oleh para sesepuh dan pejabat desa, serta warga setempat. 

Baca juga: 7 Wisata Sejarah Kemerdekaan RI, Pas Dikunjungi Saat 17 Agustus 

 

Link download logo HUT ke-77 RI 17 Agustus 2022 dengan tema Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat.KemenSetneg Link download logo HUT ke-77 RI 17 Agustus 2022 dengan tema Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat.

8. Sepakbola Durian, Kebumen

Masyarakat Kebumen, Jawa Tengah memiliki tradisi unik sekaligus ekstrem yaitu sepakbola durian. Karena cukup ekstrem, maka perlombaan ini hanya bisa diikuti oleh orang-orang tertentu, misalnya anggota laskar Densus 99 dan anggota forum spiritual. 

Uniknya lagi, sebelum perlombaan dimulai akan diadakan doa bersama untuk keselamatan para peserta.

Baca juga: Wajib Tahu, Ini 4 Saksi Bisu Perjuangan Bangsa Indonesia Merebut Kemerdekaan

9. Pawai Jampana, Bandung

Selanjutnya ada tradisi unik 17 Agustus dari Bandung, Jawa Barat yaitu pawai jampana. 

Keunikan pawai ini adalah tandu besar yang berisi aneka hasil bumi, kerajinan masyarakat setempat, serta berbagai macam makanan. Tandu tersebut akan dibawa oleh empat orang.

Foto pawai Jampana yang diambil sebelum pandemi Covid-19. Dok. Kemenparekraf Foto pawai Jampana yang diambil sebelum pandemi Covid-19.

Tak hanya satu, ada puluhan tandu yang diarak dalam pawai jampana ini. 

Hasil bumi dalam tandu tersebut kemudian diperebutkan oleh peserta pawai dan warga. Lalu, makanannya akan disantap bersama-sama.

10. Peresean, Lombok

Masyarakat Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) rutin menggelar tradisi peresean untuk menyambut HUT RI. Peresean merupakan kesenian tradisional masyarakat Suku Sasak Lombok. 

Tradisi ini mempertemukan pepadu atau jagoan dari berbagai pelosok Lombok untuk beradu ketangkasan. Para jagoan tersebut saling serang dengan bersenjatakan rotan dan perisai yang terbuat dari kulit sapi atau kerbau.

Baca juga: Mengenal Tari Peresean, Tarian Pemanggil Hujan Suku Sasak Lombok

Dua orang pepadu tengan bertarung di arena peresean yang digelar menjelang puncak Bau Nyale 2022 di Kuta Mandalika pada Kamis, (17/2/2022). TRIBUNLOMBOK.COM/LALU HELMI Dua orang pepadu tengan bertarung di arena peresean yang digelar menjelang puncak Bau Nyale 2022 di Kuta Mandalika pada Kamis, (17/2/2022).

Meskipun termasuk kesenian tradisional ekstrem, peresean memiliki pesan moral yakni makna persaudaraan dan sikap ksatria seorang laki-laki. 

Tradisi ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara yang datang ke Lombok. 

11. Karapan Kambing, Jawa Timur

Jika biasanya kita mendengar karapan sapi di Madura, maka ada tradisi karapan kambing di Jawa Timur. 

Berdasarkan informasi dari Kompas.com (29/7/2019), karapan kambing serupa dengan karapan sapi, yakni perlombaan adu cepat pasangan kambing. 

Baca juga: Karapan Kambing di Probolinggo, Ini Bedanya dengan Karapan Sapi

Karapan kambing di lapangan Sumberasih, Probolinggo, Jawa Timur. Dua pasang kambing dipacu untuk mencari yang tercepat. Hanya saja joki karapan kambing tidak menaiki keleles seperti karapan sapi, melainkan berlari di belakangnya.ANTARA FOTO/ZABUR KARURU Karapan kambing di lapangan Sumberasih, Probolinggo, Jawa Timur. Dua pasang kambing dipacu untuk mencari yang tercepat. Hanya saja joki karapan kambing tidak menaiki keleles seperti karapan sapi, melainkan berlari di belakangnya.

Bedanya, joki karapan kambing berlari di belakang kambing. Agar berlari dengan cepat, kambing-kambing tersebut dilumuri dengan balsam dan minyak angin pada beberapa bagian tubuh kambing sehingga memberikan rasa panas.

Salah satu daerah yang rutin menggelar karapan kambing adalah Probolinggo. Selain perayaan 17 Agustus, tradisi turun temurun itu juga diselenggarakan pada musim panen atau perlombaan antar desa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com