Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Mengurai Makna "Over Tourism" yang Sesungguhnya

Kompas.com - 06/08/2022, 08:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Namun, bagi penduduk, biaya over tourism tidak berada dalam kendali dan memanifestasikan dirinya dalam bentuk kemacetan, kenaikan harga properti, penurunan daya beli, dan perubahan tatanan sosial masyarakat.

Penduduk juga harus tahan dengan perilaku turis yang nakal karena turis lebih cenderung terlibat dalam perilaku yang “meragukan” selama liburan mereka daripada di rumah (Tolkach dkk, 2017).

Penduduk yang merupakan pemangku kepentingan yang pasif beberapa di antaranya mulai mengambil sikap terhadap over tourism. Fenomena perilaku “anti-turis” terjadi di Venesia, Santorini, Barcelona, dan Amsterdam (Alexis, 2017).

Meskipun demikian, terdapat penduduk yang memperoleh manfaat dari pekerjaan yang dihasilkan oleh pariwisata atau mereka yang mendapatkan penghasilan dengan menyewakan kamar atau apartemen, menjual makanan, minuman, dan cendera mata.

Bagi otoritas pengelola biaya adalah investasi proaktif dan rasional berupa promosi atau pemasaran, dengan tujuan meningkatkan pendapatan pemerintah melalui penerimaan pariwisata dari pengunjung dan pajak yang dikumpulkan dari bisnis.

Aktivitas pemasaran dilakukan untuk memastikan lebih banyak wisatawan mengunjungi destinasi. Bagi lembaga perlindungan lingkungan, hal ini mendorong mekanisme untuk mengurangi dan membatasi volume pengunjung.

Bagi wisatawan, mereka dapat memperoleh manfaat dari beragam pilihan produk dan layanan pariwisata, karena bisnis menikmati “skala ekonomi” mengingat permintaan yang besar.

Biaya bagi wisatawan bisa dalam bentuk harga yang melambung, ketika penawaran tidak dapat memenuhi permintaan dan kemacetan perkotaan.

Terakhir, bagi para pecinta lingkungan yang merasakan kerugian gegara over tourism.

Pariwisata menyumbang sekitar delapan persen dari emisi rumah kaca global (Lenzen dkk, 2018) dengan limbah, sampah, dan knalpot mobil (Jeffreys, 1988; Rodriguez, 1987).

Para pecinta lingkungan ini melobi pihak berwenang untuk memprioritaskan perlindungan lingkungan daripada pembangunan ekonomi dan membentuk organisasi nonpemerintah dengan inisiatif untuk melindungi lingkungan (Koh dan Fakfare, 2019).

Akhirnya, mengatasi over tourism memerlukan kebijakan khusus sebagai hasil kerja sama antara pemangku kepentingan destinasi dengan pembuat kebijakan, meskipun penelitian terkini menunjukkan over tourism mungkin bukan semata masalah pariwisata saja.

Jika ini dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan dipahami bersama, sengkarut over tourism di candi Borobudur dan Taman Nasional Komodo, rasanya tak perlu sampai memicu konflik yang menghangat.

Pariwisata yang sejatinya membawa kedamaian dan kemakmuran untuk seluruh pemangku kepentingan pun bisa tinggal cerita saja.

*Dosen Tetap Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Tarumanagara

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com