Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Ditunda, Pelaku Wisata di Labuan Bajo Tetap Tolak Kenaikan Tarif Masuk TN Komodo

Kompas.com - 11/08/2022, 17:05 WIB
Nansianus Taris,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

LABUAN BAJO,KOMPAS.com - Pemerintah Pusat dan Provinsi NTT telah memutuskan untuk menunda pemberlakuan tarif baru masuk ke Taman Nasional Komodo menjadi Rp 3,75 juta per tahunnya. Tarif baru akan berlaku awal Januari 2023.

Meski ditunda, pelaku pariwisata di Labuan Bajo tetap menolak rencana kenaikan tarif masuk TN Komodo itu.

"Bagi kami, kebijakan itu bentuk monopoli bisnis dari Pemerintah Provinsi NTT melalui PT Fobamora," kata salah satu pelaku pariwisata di Labuan Bajo bernama Stanislaus Stan kepada Kompas.com di Labuan Bajo, Kamis (11/8/2022).

Baca juga: Tarif Masuk Pulau Komodo Rp 3,75 Juta Berlaku Januari 2023, Kemenparekraf: Sambil Dikomunikasikan

Ia mengungkapkan, belum lama ini ekonomi masyarakat mengalami krisis Covid-19 secara global dan saat ini sesungguhnya baru mulai masa pemulihan.

Menurutnya, cara yang tepat pada masa pemulihan justru ada pemberlakuan diskon besar-an, mulai dari tiket pesawat, harga paket tour, hotel, dan tarif masuk semua tempat wisata.

Monopoli bisnis yang rugikan masyarakat

Stanislaus menyebutkan, kebijakan tersebut secara terang-terangan memperlihatkan upaya monopoli bisnis dengan mengatasnamakan konservasi.

Dikatakan monopoli bisnis karena semangat menaikan tarif itu dianggap untuk menghindari wisatawan dengan bujet paspasan masuk Taman Nasional Komodo.

Baca juga: Kenaikan Tiket Taman Nasional Komodo Ditunda, Catat Harganya Saat Ini

"Ketika hanya orang-orang kaya yang bisa datang, maka bisa dipastikan homestay, warung dan kuliner, mobil kelas menengah ke bawah, kapal-kapal wisata kelas menengah ke bawah bakal kehilangan segmen pasar," tegasnya.

Hal lain yang menjadi alasan penolakan adalah soal pemberlakuan kenaikan tarif untuk spot-spot menyelam.

Obyek wisata Manggarai Barat menunggu diberlakukan New Normal serta dibuka kembali obyek wisata di TN Komodo, Jumat, (29/5/2020). (HANDOUT/BOPLF Manggarai Barat)HANDOUT/BOPLF Manggarai Barat Obyek wisata Manggarai Barat menunggu diberlakukan New Normal serta dibuka kembali obyek wisata di TN Komodo, Jumat, (29/5/2020). (HANDOUT/BOPLF Manggarai Barat)

Adapun dalam draft keputusan itu, disebutkan bahwa kenaikan tarif berlaku untuk Pulau Komodo, Pulau Padar dan Pink Beach serta perairan di sekitarnya.

Padahal, semua spot menyelam terbaik ada di perairan sekitar Pulau Komodo. Tidak sedikit wisatawan datang berulang tiap tahun, bukan karena ingin melihat biawak Komodo, tapi ingin menikmati alam bawah laut.

Baca juga: Taman Laut 17 Pulau Riung, Tempat Alternatif Lihat Komodo yang Murah

"Maka ada ancaman bahwa wisatawan minat khusus (menyelam) bakal berkurang datang diving di Labuan Bajo," tutur Stanislaus/

Dampaknya, sambung dia, kapal untuk selam bakal teracam menganggur. Para pemandu selam juga terancam kehilangan sebagian kesempatan mereka untuk memandu tamu selam.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Jikalau pemerintah pusat menyerahkan sebagian kewenangan mengelola TNK kepada Pemprov NTT, menurut dia masyarakat berhak mendapatkan informasi melalui sosialisasi.

Baca juga: Mempersoalkan Skema Bisnis PT Flobamor di Taman Nasional Komodo

"Tanpa sosialisasi itu, Kami tetap menolak kebijakan ini. Bahwa ada teman-teman pelaku pariwisata yang pernah membuat pernyataan mendukung, itu tidak bisa diterjemahkan bahwa mereka sudah merepresentasi seluruh sikap publik Manggarai Barat," ujar Stanislaus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com