Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Heribertus P. N. Baben
Peneliti

Peneliti di Pong Institute. Pemerhati masalah lingkungan, wisata, dan budaya.

Meluruskan Kebijakan Tarif Masuk Taman Nasional Komodo

Kompas.com - 16/08/2022, 11:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Yang terbaru adalah, 2021 fokus pengembangan terarah pada Program 5 Destinasi Wisata Super Prioritas, yang salah satunya adalah TNK-Labuan Bajo. Proses dan tahapan seperti ini yang perlu diterapkan dalam pengembangan wisata TNK. Tidak seperti yang terjadi saat ini, yaitu perubahan drastis pada komponen tarif tanpa mitigasi risiko yang jelas.

Berproses artinya mengikuti tahap-tahap pengambilan kebijakan publik yang lazim secara birokratis. Ada proses dialog dengan pemangku kepentingan terkait. Pelibatan stakeholders juga harusnya terlihat pada tataran teknis.

Keterlibatan itu semakin kuat karena terdapat pelibatan berbagai jasa wisata melalui layanan aplikasi khusus yang disiapkan. Jika tidak, pendekatan top-down yang bersifat memaksa akan mengundang reaksi dari ekosistem pariwisata lokal, demand shock dan ekses kontraproduktif lainnya.

Ada dua hal yang seharusnya diprioritaskan untuk melangkah secara bertahap menuju level premium. Yang pertama, identifikasi pasar sebagai target market. Yang kedua, pendekatan aksesibilitas.

Sejak tahun 2017, pemerintah sebenarnya sudah memetakan market premium dari wisatawan yang berkunjung ke TNK – Labuan Bajo. Di antaranya adalah wisatawan yang datang menggunakan kapal pesiar atau yacht dari luar daerah, bahkan dari luar negeri. Maka, pasar premium yang sudah jelas inilah yang seharusnya menjadi target market awal kebijakan tarif.

Tidak hanya soal tarif masuk, bea labuh kapal pun perlu disesuaikan lagi. Apalagi wisatawan kategori ini tidak berkontribusi besar bagi ekonomi pariwisata lokal.

Selanjutnya, wisatawan kelas premium lazimnya datang dari sejumlah negara maju. Maka, pemerintah bisa memanfaatkan pasar premium ini dengan pendekatan aksesibilitas. Perlu upaya pembukaan penerbangan langsung dari kota/negara yang berpotensi mendatangkan wisatawan kategori premium.

Setelah kemudahan akses terbangun, barulah penyesuaian tarif dilakukan. Dengan demikian, tidak terjadi guncangan permintaan yang menggangu perekonomian pariwisata Manggarai Barat secara umum. Apalagi langkah ini sudah dibuktikan Sulawesi Utara melalui pembukaan penerbangan langsung dari enam kota di China ke Manado (2016).

Hal terakhir yang perlu dipertimbangkan adalah prinsip-prinsip pembangunan ekonomi yang diamanatkan UUD 1945 Pasal 33. Aspek penguasaan negara (ayat 2 & 3) tidak menegasikan aspek demokrasi ekonomi (ayat 4). Artinya, penguasaan sumber-sumber ekonomi oleh negara tetap membuka ruang pertumbuhan ekonomi bagi individu atau kelompok.

Itu juga berarti, penguasaan sumber daya oleh negara tidak boleh dimanfaatkan oleh kepentingan partisan, baik individu atau perusahaan, untuk mendominasi pelaku-pelaku ekonomi lain. Apalagi jika aspek keberlanjutan dan wawasan lingkungan (ayat 4) ikut diabaikan demi kepentingan profit. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com