Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Itinerary Seharian Wisata Kemerdekaan di Menteng Jakarta

Kompas.com - 16/08/2022, 22:03 WIB
Louis Brighton Putramarvino,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.COM – Menyusuri tempat-tempat bersejarah yang menjadi saksi bisu kemerdekaan bisa menjadi salah satu cara merayakan Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia (RI).

Jika kamu tinggal di Jakarta dan sekitarnya, cobalah menjelajahi tempat-tempat bersejarah di ibu kota. Misalnya, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Baca juga: 7 Wisata Sejarah Kemerdekaan RI, Pas Dikunjungi Saat 17 Agustus 

Kawasan Menteng juga mudah dijangkau dengan sejumlah opsi transportasi umum. Jadi, bagi kamu yang memanfaatkan libur pada tanggal merah 17 Agustus bisa sekalian menikmati suasana Jakarta dengan naik transportasi umum.

Berikut contoh itinerary wisata kemerdekaan di Menteng, Jakarta Pusat, seperti disusun oleh Kompas.com.

Itinerary wisata kemerdekaan di Menteng

Gedung Joang 45

Perjalanan dapat dimulai dari pagi hari sekitar pukul 09.00 di Gedung Joang 45. Lokasi gedung ini berada di Jalan Menteng Raya No. 31, Menteng, Jakarta Pusat.

Gedung Joang 45https://indonesia.go.id/ Gedung Joang 45

Jika berencana datang naik Commuter Line (KRL), kamu bisa mencari rute menuju Stasiun Gondangdia. Jaraknya sekitar 600 meter dari stasiun dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 10 menit.

Mengutip situs Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, gedung yang dulunya sebuah hotel bernama Hotel Schomper ini sempat dijadikan tempat pelatihan dan pendidikan setelah diambil alih oleh pemuda Indonesia menjelang kemerdekaan.

Baca juga: Gedung Joang 45, Hotel Mewah yang Menjelma Markas Pemuda Revolusioner Jelang Kemerdekaan

Melansir Kompas.com (17/08/2020), sebelumnya hotel milik pasangan LC Schomper dan AM Bruyn ini sudah beroperasi sejak 1939 sebelum jatuh ke tangan Jepang pada 1942 yang menggunakannya sebagai Markas Seidenbu yang merupakan jawatan propaganda Jepang.

Semenjak diresmikan pada 19 Agustus 1974, gedung ini berfungsi sebagai museum yang memamerkan berbagai benda bersejarah seperti mobil dinas kepresidenan pertama dan koleksi senjata.

Makan Siang di Tugu Kunstkring Paleis

Jelang siang, kamu dapat makan terlebih dahulu. Ada banyak tempat makan di kawasan Menteng. Salah satunya adalah Tugu Kunstkring Paleis.

Ruang makan utama di Restoran Tugu Kunstkring Paleis jakartadok. Tugu Kunstkring Ruang makan utama di Restoran Tugu Kunstkring Paleis jakarta

Restoran ini berada di Jalan Teuku Umar No. 1, Menteng, Jakarta Pusat. Perjalanan berjarak 650 meter ini dapat ditempuh dalam waktu 8 menit dengan jalan kaki dari Gedung Joang 45 melalui Jalan Cut Mutia.

Jika sebelumnya titik keberangkatanmu adalah di Stasiun Gondangdia, maka kamu kembali berjalan menuju stasiun.

Baca juga: Restoran di Jakarta Ini Menempati Gedung Berusia Lebih dari Seabad!

Melansir Kompas.com (08/06/2017), restoran yang dulu bernama Gedung Kunstkring ini dibuka secara resmi pada 17 April 1914. Di bawah pemerintahan Belanda, gedung ini berfungsi sebagai pusat seni hingga tahun 1942 ketika Jepang melanda.

Setelah diambil alih oleh Jepang, gedung ini sempat dijadikan gedung Majelis Islam A’la Indonesia dan gedung imigrasi.

Baca juga: Kunstkring Jadikan Menteng Lebih Bermakna

Sejak 2013, gedung yang berusia lebih dari seabad tersebut kini diubah menjadi galeri seni sekaligus restoran. Di sana kamu dapat menikmati berbagai macam masakan khas Indonesia dan barat sambil melihat galeri seni yang tersedia.

Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Gedung Museum Perumusan Naskah Proklamasi.Kemdikbud Gedung Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Setelah puas makan siang, kamu dapat melanjutkan perjalanan ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi yang berada di Jalan Imam Bonjol No. 1, Menteng, Jakarta Pusat.

Perjalanan sekitar 1,5 km ini dapat ditempuh dalam waktu 5 menit menggunakan kendaraan bermotor atau sekitar 19 menit dengan jalan kaki melalui Jalan Teuku Umar.

Baca juga: Museum Perumusan Naskah Proklamasi: Sejarah, Perkembangan, dan Isinya

Mengutip Kompas.com (16/04/2021), bangunan yang dulunya merupakan kediaman Laksamana Tadashi Maeda ini merupakan tempat disusunnya teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Laksamana Maeda yang saat itu menjabat sebagai perwira angkatan laut Jepang mengizinkan Soekarno, Mohammad Hatta, Ahmad Subardjo, dan Sayuti Melik untuk merumuskan dan mengetik teks proklamasi di kediamannya.

Baca juga: Rayakan Momen 17 Agustus dengan Wisata Virtual ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Bangunan ini akhirnya diresmikan menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi pada 26 Maret 1987.

Museum ini terdiri dari 4 ruangan yang berisi benda-benda yang digunakan dalam perumusan naskah proklamasi seperti piano tempat Soekarno dan Hatta menandatangani naskah tersebut dan teks proklamasi asli yang ditulis oleh Soekarno.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Tugu Proklamasi

Sore hari, kamu dapat melakukan perjalanan ke Tugu Proklamasi di Jalan Proklamasi No. 10, Menteng, Jakarta Pusat. Tugu tersebut dulunya berada di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta, tetapi kini sudah berganti nama menjadi Jalan Proklamasi.

Tugu Proklamasi dengan patung dua proklamator, Soekarno dan Mohammad Hatta, di Jalan Proklamasi, Jakarta. KOMPAS.com/TRI WAHYUNI Tugu Proklamasi dengan patung dua proklamator, Soekarno dan Mohammad Hatta, di Jalan Proklamasi, Jakarta.

Perjalanan berjarak 2,5 km ini dapat ditempuh dalam waktu 12 menit menggunakan kendaraan bermotor melalui Jalan Pangeran Diponegoro atau kamu dapat berjalan kaki sejauh 1,9 km yang akan menghabiskan waktu lebih kurang 23 menit.

Baca juga: Tugu Proklamasi, Monumen Peringatan Kemerdekaan Indonesia

Tugu Proklamasi adalah monumen yang dibangun untuk memperingati proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Melansir Kompas.com (14/02/2022), monumen ini dibangun pada tahun 1946 dalam rangka satu tahun kemerdekaan Indonesia dan diresmikan pada 17 Agustus 1946 oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir.

Namun, tugu tersebut kemudian dibongkar atas perintah Soekarno pada 15 Agustus 1960. Tugu tersebut kemudian baru dibangun kembali saat era Orde Baru.

Baca juga: Tugu Proklamasi, Digagas 5 Tokoh Perempuan hingga Pernah Dihancurkan karena Dikira Tugu Linggarjati

Atas persetujuan Soeharto, pembangunan kembali Tugu Proklamasi dilakukan dan akhirnya diresmikan pada 17 Agustus 1972.

Tugu ini terdiri dari 3 bangunan yaitu Monumen Proklamator, Tugu Peringatan Satoe Tahoen Republik Indonesia, dan Tugu Petir.

Jika sudah puas mengamati dan berfoto-foto di monumen tersebut, kamu bisa pulang atau melanjutkan petualangan ke destinasi lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com