Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Alam dan Konservasi, Bisakah Berjalan Beriringan?

Kompas.com - 17/08/2022, 07:05 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

 

Di samping itu, Tri memandang para pengelola wisata alam juga sudah menyampaikan dengan baik rambu-rambu yang harus dipatuhi.

Sehingga, para wisatawan dapat ikut terlibat dalam pelestarian lingkungan, meski tidak menyadarinya secara langsung.

Baca juga: Pendaki Gunung Rinjani yang Buang Sampah Sembarangan Akan Diblacklist 2 Tahun

Hal itu membuat upaya konservasi menjadi sesuatu yang menyenangkan.

Pariwisata sebagai industri ramah lingkungan

Menurut Board Member Taman Safari Indonesia John Sumampau, konservasi sangat erat kaitannya dengan pariwisata alam, asalkan bisa dikemas dengan menarik.

Lebih jauh, ia menilai pariwisata sebagai salah satu industri yang paling ramah lingkungan.

"Karena memang namanya pariwisata atau tourism, di mana kita datang, itu kita lihat-lihat, pulang tanpa meninggalkan apa-apa atau sesuatu di alam tersebut. Jadi industri ini dibandingkan sama industri lainnya, paling ramah lingkungan, semestinya,” imbuh dia.

Baca juga: 80 Persen Sampah di Laut adalah Sampah dari Daratan

John mencontohkan Gili Trawangan sebagai salah satu lokasi penerapan konservasi lingkungan yang sukses.

Ia bercerita, awalnya pulau di Lombok itu termasuk pulau yang cukup terbelakang, termasuk dari segi pelestarian lingkungan.

Saat itu, masih banyak pula masyarakat yang melakukan pencemaran, seperti melakukan pengeboman ikan.

Baca juga: 3 Tips Liburan Hemat di Gili Trawangan, Naik Kapal Nelayan

Namun, kesadaran akan pelestarian lingkungan perlahan tumbuh seiring dengan semakin berkembangnya pariwisata di lokasi tersebut.

Misalnya, banyak masyarakat yang sadar akan pelestarian terumbu karang sebagai salah satu potensi daya tarik wisata.

"Masyarakat jadi cukup proaktif bahkan sangat aktif melindungi terumbu karang di sana. Alhasil pariwisata makin maju, masyarakatnya pun makin aktif melindungi,” tutur John.

Baca juga: 4 Fakta Gili Trawangan, Tempat Berburu Sunrise dan Sunset

Ia berharap akan semakin banyak program menarik sehingga konservasi tidak dianggap sebagai hal yang berat atau menyulitkan.

"Jadi, operator ada andilnya, bagaimana menciptakan konservasi menjadi kata yang fun, positif, inklusif, bisa bermanfaat, agar yang datang juga turut berparitispasi,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com