YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan orang mengikuti upacara peringatan HUT Ke-77 Republik Indonesia di perairan sekitar Pantai Baron, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (17/8/2022).
Upacara dimulai tepat pukul 10.00 WIB, yang diikuti potensi SAR (Search and Rescue) dan pelajar. Peserta upacara harus menyeberang menggunakan perahu karena arah sungai bawah tanah yang bermuara di Baron mengarah ke timur.
Baca juga:
Detik-detik proklamasi dimulai dengan ditandai bunyi sirene, lalu dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih.
Tiga orang Pasukan Pengibar Bendera, yakni Iswanto, Surono, dan Sumantoro, langsung masuk ke dalam air. Surono, yang membawa bendera Merah Putih, terlihat membawa bendera dengan satu tangan, sedangkan tangannya yang lain digunakan untuk berenang.
Anggota tim SAR itu pun menyelam ketika ada gelombang datang, kemudian disusul peserta upacara lainnya.
Baca juga: Cerita Para Pelaku Wisata Yogyakarta, Beralih Profesi untuk Bertahan Hidup
Setelah berenang sekitar 15 menit, tiga orang Pasukan Pengibar Bendera sampai di lokasi tiang bendera atau sekitar 200 meter dari bibir pantai.
Seluruh peserta selanjutnya menyanyikan lagu "Indonesia Raya".
Baca juga: Wisata ke Kaliurang dan Kaliadem Gratis Saat 17 Agustus 2022
"Hari ini ada ratusan peserta yang mengikuti upacara di tengah laut," kata Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul Surisdianto saat ditemui Kompas.com usai acara.
Dia melanjutkan, upacara di tengah laut ini sudah dilakukan sejak tahun 2013 lalu, namun ditiadakan pada tahun 2020 dan 2021 akibat pandemi Covid-19.
"Tahun ini kembali dilaksanakan, semoga berdampak pada sektor pariwisata, dan pulih seperti sediakala sebelum pandemi," kata Suris.
Baca juga: 5 Tempat Wisata yang Gratis Saat HUT Ke-77 RI
Sementara itu, Kasatpol PP DIY Noviar Rahmad, yang menjadi Inspektur Upacara, menyampaikan bahwa upacara di tengah laut ini sebagai wujud mensyukuri potensi laut yang ada di DIY.
"Setelah dua tahun ditiadakan karena pandemi hari ini dilaksanakan lagi," kata Noviar.
Ia menambahkan, upacara di tengah laut ini juga mewujudkan visi dan misi Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X mengenai laut selatan sebagai pintu gerbang atau halaman.
"Upacara ini mengingatkan masyarakat kita memiliki laut yang luas. Harus dijaga dengan baik," kata dia.
Baca juga: Absen 2 Tahun, Kontes Roket Air Taman Pintar Yogyakarta Digelar Lagi
Salah satu Pasukan Pengibar Bendera, Iswanto, mengaku bangga karena sejak awal tahun 2013 selalu bertugas sebagai Pasukan Pengibar Bendera untuk upacara ini.
"Tadi berenang sekitar 200 meter menuju ke lokasi pengibaran. Tidak ada kesulitan yang berarti karena sudah terbiasa," kata Iswanto
"Hanya anginnya tadi cukup kencang," imbuhnya.
Ia menambahkan bahwa banyak peserta yang gagal menembus sampai sekitar lokasi pengibaran karena tidak mengetahui teknik berenang di lautan.
"Kebanyakan saat gelombang datang ditabrak, jadi sudah kecapekan," ujarnya.
Baca juga: Wisata Gunungkidul Buka, Ribuan Wisatawan Kunjungi Pantai Baron
Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul M Arif Aldian mengatakan, upacara di tengah laut diharapkan kembali memulihkan perekonomian pelaku wisata setelah dua tahun dilanda pandemi.
"Semoga pariwisata segera pulih. Apalagi pesertanya dari seluruh DIY," kata Arif.
Ada pula salah satu peserta termuda yang baru berusia tujuh tahun, Neisya, sempat berenang sampai ke tengah-tengah, karena sering tertabrak peserta lainnya.
"Tadi sempat sampai tengah, tetapi banyak peserta dewasa sering tertabrak. Saya enggak tega," kata ayah Neisya yang bernama Agus.
Agus yang juga relawan Save Rescue Gunungkidul ini menambahkan bahwa anaknya sering berenang di lautan sejak kecil.
"Sudah terbiasa berenang di laut seperti di pantai Ngrenehan," tuturnya.
Baca juga: HUT RI, 5 Destinasi Ini Jadi Lokasi Pengibaran Bendera Bawah Air
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.