Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masa Tinggal Wisatawan di Gunungkidul Diharapkan Bisa Sampai 3 Hari

Kompas.com - 22/08/2022, 12:42 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bupati Gunungkidul, Sunaryanto, mengatakan bahwa rata-rata masa tinggal atau length of stay (LOS) wisatawan di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hanya sekitar 1,18 hari. 

Ia berharap, durasi tinggal wisatawan bisa lebih panjang misalnya hingga tiga hari. 

"Kalau (rata-rata masa tinggal) di Gunungkidul baru satu koma sekian (hari), harapannya paling tidak (lama tinggal wisatawan) dua sampai tiga hari," ujar Sunaryanto saat ditemui dalam acara peluncuran buku Gunungkidul The Next Bali di Pendopo Taman Budaya Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta, Jumat (19/08/2022).

Baca juga:

Menurutnya, sarana dan prasarana penting untuk terus didorong dan ditingkatkan demi menambah durasi kunjungan wisatawan ke Gunungkidul. Termasuk, memperbaiki yang sudah ada.

"Itu yang sering kami diskusikan dengan investor. Sarana dan prasarana penduduk itu salah satu yang kita tawarkan pada investor," imbuh dia.

Lebih lanjut, Sunaryanto menyebut bahwa sebenarnya sudah pernah ada investor yang ingin membangun di Bumi Handayani. Namun, karena terkendala oleh pandemi Covid-19 selama kurang lebih dua tahun, akhirnya mereka masih menahan diri. 

Sementara itu, ia menjelaskan ada beberapa klaster yang rencananya ingin dibangun di wilayah selatan, termasuk resor dan beberapa tempat yang lain. 

Sunrise di Wisata Stone Park Turunan Gunungkidul.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Sunrise di Wisata Stone Park Turunan Gunungkidul.

Baca juga: 18 Wisata Pantai di Jogja Wilayah Gunungkidul yang Paling Terkenal

Potensi investasi ke Gunungkidul

Sunaryanto berharap, pihaknya bersama-sama dengan pemerintah pusat bisa membangun pariwisata Gunungkidul, sebab kawasan ini memiliki potensi yang kaya.

"Saya ingin pemerintah pusat memperhatikan Gunungkidul karena potensi di wilayah selatan, di utara ini sebuah potensi besar, (wilayah utara) ini yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Kalau selatan sudah mulai baik," terang Sunaryanto. 

Meskipun, ia membenarkan bahwa pemerataan ekonomi di Gunungkidul masih baru terjadi pada sektor tertentu. 

Baca juga: 5 Wisata Gunungkidul Lantai Dua, Indahnya Alam Perbukitan

Adapun setelah membuka kesempatan investasi sebesar-besar, kata Sunaryanto, sudah mulai terlihat perubahan demi perubahan pada objek pariwisata di Gunungkidul. 

"Saya rasa bisa dilihat langsung di lapangan ya. Memang di Gunungkidul ini tanahnya bermacam-macam, kita memang harus memilih. Nah, beberapa tempat kawasan wisata yang sekarang ada ini sudah ada perubahan signifikan," tuturnya. 

Pariwisata masih dalam tahap pemulihan

Kawasan Pantai Wediombo, GunungkidulKOMPAS.COM/MARKUS YUWONO Kawasan Pantai Wediombo, Gunungkidul

Bupati yang dilantik pada Februari 2021 ini mengatakan, Gunungkidul masih dalam masa pemulihan setelah sempat mati selama pandemi.

Tahap pemulihan menurutnya terjadi secara perlahan.

Baca juga: 18 Wisata Pantai di Jogja Wilayah Gunungkidul yang Paling Terkenal

Namun, ia optimistis pemulihan ekonomi masyarakat bisa dimulai dari aspek Gunungkidul yang lebih kuat terlebih dahulu, di antaranya dari segi UMKM, peternakan, dan pertanian.

Potensi UMKM yang cukup besar disebut mampu mendorong pemulihan ekonomi masyarakat Gunungkidul, karena sudah diikuti oleh sekitar 30.000 pelaku. 

"Salah satu penguatan kenapa Gunungkidul pertumbuhan ekonominya baik karena masyarakat sekitar geraknya betul-betul ke situ. Kalau pariwisata tumbuhnya masih nol koma sekian, tapi karena penguatan pendapatan domestik regional bruto yang sangat kuat hingga pertumbuhan ekonominya juga baik," pungkasnya. 

Baca juga: 5 Tempat Wisata Gunungkidul Terbaru, Cocok untuk Liburan Akhir Pekan

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com