Berdasarkan kunjungan Kompas.com, selama berada di area museum Atsiri diSarinah, tidak disarankan menggunakan lampu kilat atau flash kamera jika ingin mengambil foto atau video.
Sebab, lampu kilat dikhawatirkan mengganggu estetika dan nuansa yang telah dibangun dalam museum. Contohnya di area video mapping tanaman atsiri.
Baca juga: 10 Kota Terbaik di Asia Tenggara 2022, Jakarta Nomor Berapa?
Pada area ini, pengunjung akan disuguhi pameran aroma-aroma tanaman atsiri yang diletakkan di sebuah bola kaca. Di sampingnya, terdapat penjelasan terkait tanaman tersebut dan barcode yang bisa dipindai.
Agar pengalaman semakin seru, pindai barcode yang ada dan nikmati fitur AR yang disajikan di museum tersebut.
Baca juga: 9 Kafe Rooftop di Jakarta Pusat, Bisa Lihat Gedung Pencakar Langit
AR ini dalam bentuk filter Instagram yang interaktif. Pengunjung hanya perlu memindai barcode, lalu mengarahkan kamera ke tanaman di dalam bola kaca tersebut. Nantinya, akan muncul filter Instagram tanaman-tanaman tersebut.
View this post on Instagram
Setiap sesi kunjungan berdurasi sekitar 15-20 menit. Pengunjung akan berkeliling dalam kelompok yang berisi maksimal lima orang.
Nantinya, selama perjalanan di dalam museum, pengunjung bakal ditemani oleh pemandu atau mereka sebut sebagai host, yang akan memandu untuk menjelajahi dan memberi penjelasan mengenai masing-masing area di dalam museum.
Baca juga: 11 Wisata di Monas, Bisa Lihat Diorama dan Nikmati Panorama Jakarta
Maka dari itu diharapkan jangan berpencar atau memisahkan diri dari kelompok. Sebab, ada batas durasi yang ditentukan dan agar pemandu tidak kewalahan atau mengulang penjelasan di setiap area.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.