Indah menambahkan, pengembangan kawasan pariwisata secara terintegrasi ditargetkan seperti Bali, yakni hampir setiap daerah di sana dikunjungi wisatawan dengan jumlah yang nyaris merata.
Ia menyebut hasil salah satu penelitian bahwa Bali, Jakarta, dan Kepulauan Riau adalah penyumbang 90 persen devisa dan turis yang sangat tinggi untuk Indonesia.
Baca juga: 10 Pantai Ombak Besar di Jawa Timur, Ada yang Tingginya 8 Meter
Kondisi itu menurutnya amat disayangkan. Sebab, Indonesia sebetulnya sangat luas dan banyak daerah pariwisata punya potensi yang besar.
Sehingga, diharapkan ada daerah-daerah lain menjadi seperti Bali, yang dapat menyumbangkan banyak wisatawan dan devisa.
"Bagaimana Bali yang besar ini bisa ada di mana-mana di Indonesia. Jadi, suatu kawasan khusus di mana di situ ada nilai investasi dan menimbulkan dampak positif ke masyarakat di sekitarnya. Jadi wisatawan datang ke suatu kawasan tinggalnya lebih lama, spend money lebih banyak," katanya.
View this post on Instagram
Salah satu upaya yang dilakukan adalah bekerja sama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya untuk mendukung percepatan pengembangan kawasan destinasi pariwisata nasional.
Beberapa di antaranya lewat kajian-kajian terkait hukum atau ekonomi pariwisata. Hal lainnya juga bisa berupa pendampingan desa wisata ketika mahasiswa melakukan magang atau praktik kerja lapangan.
Baca juga: 10 Wisata Alam Malang, Surga Tersembunyi di Jawa Timur
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UB, Abdul Ghofar mengatakan, pihaknya siap membantu mengembangkan pariwisata di empat kota/kabupaten di Jawa Timur yang menjadi fokus pengembangan wisata dari BPOB.
Beberapa kontribusi yang dapat diberikan melalui mahasiswa seperti membuat perencanaan pengembangan wisata, pengelolaan data wisata, dan melakukan pengabdian masyarakat.
"Saya kira itu dibutuhkan untuk masyarakat untuk pelatihan pendampingan, kita terjun terutama di desa-desa wisata di empat daerah di Jatim untuk juga melakukan kajian dan pengabdian," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.