ALOR, KOMPAS.com - Dugong menjadi hewan langka yang keberadaannya dilindungi karena terancam punah.
Salah satu lokasi yang menjadi habitat mamalia ini adalah Teluk Kabola di kawasan SAP Selat Pantar Alor Nusa Tenggara Timur (NTT).
Wisatawan bisa melihat langsung bagaimana dugong hidup di tengah luasnya hamparan Laut Alor.
Baca juga: Menyapa Mawar, Dugong Jantan Penghuni Selat Pantar Alor NTT
Pengamatan dilakukan menggunakan kapal nelayan lokal dengan perjalanan sekitar lima menit dari tepi pantai Mali.
Satu kapal bisa memuat sekitar lima sampai tujuh orang tamu dengan dua orang nelayan pendamping.
Nantinya, nelayan-nelayan inilah yang akan memanggil dugong untuk muncul ke permukaan, menyapa tamu.
Baca juga: Festival Dugong di Alor NTT, Upaya Pemulihan Ekonomi lewat Pariwisata
Sebenarnya, Mawar (nama panggilan dugong ini), sudah mengenal suara mesin kapal nelayan lantaran berinteraksi setiap hari.
Sebagai mamalia yang bernapas dengan paru-paru, Mawar akan muncul sekali dalam sembilan sampai 10 menit untuk menghirup udara melalui lubang hidungnya ke permukaan air.
Saat inilah pengunjung bisa menyaksikan sosok Mawar yang memiliki panjang sekitar tiga meter.
Namun, pengunjung perlu mengetahui sejumlah hal penting berikut ini agar tidak menggangu Mawar dan kunjungan pun tetap aman:
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.