Adapun satu ekor dugong dewasa bisa menghabiskan sekitar 300 kilogram lamun (rumput laut makanan dugong) dalam satu kali makan untuk satu hari.
Meski dulu wisatawan diperbolehkan menyentuh Mawar, saat ini aturan tersebut sudah dicabut.
Baca juga: Mau Lihat Paus, Lumba-Lumba, atau Dugong di Habitatnya? Coba ke Sini
"Jangan menyentuh Dugong, tidak boleh. Nanti dugong bisa menarik badan kita ke laut," kata One.
Wisatawan boleh mengambil gambar Mawar, namun tidak diperkenankan menggunakan flash kamera atau cahaya sejenisnya, sebab ini akan mengganggu ketenangan dugong.
One mengatakan bahwa Mawar adalah sosok Dugong yang sedikit sensitif dan mudah tersinggung.
"Kita mungkin bilang dia lucu karena dia muncul dan mendekat, tapi dia itu akan tersinggung dan tidak mau lagi mendekat ke arah kapal, jadi mudah tersinggung," terangnya.
Baca juga: 5 Fakta Suku Abui di Alor NTT, Hidup Tanpa Listrik
Maka dari itu, wisatawan diminta untuk tenang saja di atas kapal dan tidak berisik saat Mawar muncul.
Laut tentunya menjadi habitat bagi banyak makhluk hidup, termasuk dugong di Teluk Kabola ini.
Lihat postingan ini di Instagram
Maka dari itu, One berpesan kepada wisatawan agar jangan membuang apa pun ke laut, termasuk sampah yang bisa mencemari ekosistem. Cukup nikmati saja pemandangannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.