Sementara Bodger (2009) berpendapat bahwa wisata edukasi mencakup empat tipe yaitu eco-tourism, wisata warisan sejarah (heritage tourism), wisata perdesaan atau pertanian (rural/farm tourism), dan pertukaran pelajar antara institusi pendidikan.
Pitman (2010) menegaskan bahwa wisata edukasi dideskripsikan sebagai pelibatan pengalaman pembelajaran yang disengaja dan dinyatakan secara eksplisit. Oleh karenanya ia mengidentifikasi tiga fitur yang mesti dimiliki untuk menikmati pengalaman wisata edukasi.
Pertama, perjalanan wisata berfokus pada pendidikan. Pendidikan bukan menjadi sekadar pelengkap atau “tempelan” semata. Kedua, gaya pembelajaran menitikberatkan pada pengalaman, bukan mendengarkan ceramah klasikal.
Wisatawan mengikuti program wisata yang sarat pengalaman bersifat edukatif namun tetap menyenangkan.
Ketiga, perjalanan wisata dirancang di sekitar program pendidikan. Karena fokus pada pendidikan maka perjalanan wisata disusun untuk mendukung program wisata edukasi.
Berkembangnya wisata edukasi juga tidak dapat dilepaskan dari konsep ekonomi pengalaman (experience economy). Pine dan Gilmore (1998) memperkenalkan konsep ini sebagai tahap lanjut dari produksi nilai (value).
Mereka mendeskripsikan bagaimana ekonomi selama lebih dari dua abad terakhir telah bergeser dari mengekstraksi bahan mentah kemudian diolah menjadi barang jadi, kemudian jasa, lalu tahap selanjutnya adalah menghasilkan pengalaman yang unik.
Maka segmen wisatawan yang sesuai adalah mereka yang memiliki pendidikan yang memadai, memiliki paradigma yang lebih akademis, memiliki pendapatan cukup tinggi dan lebih peduli pada aspek lingkungan dan budaya (Arnason, 2010; Pitman dkk, 2010; Richards, 2011).
Wisatawan ini juga menuntut pengalaman yang otentik, daripada sekadar pengalaman yang bersifat massal dan tidak menyukai komodifikasi budaya (Lyons dkk, 2012).
Baca juga: Wisatawan Mancanegara Rata-rata Habiskan 1,8 Hari di Yogyakarta
Di sini wisatawan berkolaborasi dengan pengelola wisata edukasi merancang pengalaman yang diinginkan. Pengembangan wisata edukasi memang masih memerlukan “ramuan” yang tepat untuk ditawarkan kepada wisatawan yang sesuai.
Potensi yang ada di setiap destinasi masih dapat dioptimalkan lagi. Sambil menikmati panorama destinasi, di manapun wisatawan berada, sisi edukasi yang penuh pengalaman unik akan menjadi memori yang tidak terlupakan, selain foto-foto indah yang akan selalu menjadi kenangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.