Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Fakta Raden Saleh, Pelukis Asal Indonesia yang Pernah ke 5 Negara

Kompas.com - 30/08/2022, 20:08 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

5. Raih berbagai penghargaan 

Rekam jejak Raden Saleh membuatnya memperoleh beragam penghargaan, tidak hanya sebagai pelukis, tetapi juga dalam bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

Dilansir dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ada sejumlah penghargaan yang tercatat pernah diterima oleh Raden Saleh. 

Di antaranya, pribumi pertama yang menjadi Anggota Kehormatan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Masyarakat Batavia untuk Seni dan Ilmu Pengetahuan) pada 1866, dan anggota Kehormatan Asosiasi Planten en Dierentuin te Batavia (Kebun Botani dan Satwa di Batavia) pada 1866.

Lalu, menjadi satu-satunya orang Jawa yang memperoleh gelar "Ridder van de Witte Valk" dari Saxe-Weimar, gelar "Ridder der Kroonorde van Pruisen" dari Prussia, dan gelar "Ridder der Orde van de Eikenkoon" dari Luksemburg.

Baca juga: 7 Wisata Sejarah Kemerdekaan RI, Pas Dikunjungi Saat 17 Agustus 

Ia juga mendapat gelar "Commandeur met de Ster der Franz Joseph Orde" dari Austria, serta Anugerah Seni sebagai "Perintis Seni Lukis di Indonesia", Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (Anumerta) pada 1969.

Sejumlah penulis dan peneliti menyebutnya sebagai "manusia modern" Jawa pertama yang memiliki pola pikir ala Barat. Raden Saleh sendiri menghabiskan 25 tahun masa hidupnya di Eropa (Belanda, Jerman, Perancis, Italia, Inggris) di kalangan elite aristrokat dan intelektual.

6. Raden Saleh wafat

Makam Raden Saleh di Bogor, Jawa Barat. Dok. Kemdikbud Makam Raden Saleh di Bogor, Jawa Barat.

Pada Jumat, 23 April 1880 pagi, Raden Saleh jatuh sakit, disebabkan aliran darahnya terhambat karena penyumbatan di dekat jantung.

"Sang Pelukis Raja" ini kemudian wafat pada Minggu 25 April 1880 di Bogor. Ia dimakamkan di lahan yang sebenarnya semula diperuntukkan bagi makam istrinya yang saat itu sedang sakit, dikutip dari laman Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dua tahun kemudian, tepatnya tahun 1882, istrinya meninggal dunia dan dimakamkan berdampingan dengan makam Raden Saleh.

Bangunan makam beserta bangunan lainnya didirikan pada 1955 atas prakarsa Presiden Soekarno. Arsitek yang merencanakan bangunan makam adalah Ir. F. Silaban, sedangkan ukiran pada makam dibuat oleh Rd. Galuh.

Baca juga: Arya Trimni Putra Pecahkan Rekor Melukis 1.000 Lukisan dalam 30 Hari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com