Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Lukisan Populer Raden Saleh, Ada Penangkapan Pangeran Diponegoro

Kompas.com - 31/08/2022, 07:06 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Film Mencuri Raden Saleh tengah tayang di bioskop-bioskop Indonesia. Film yang disutradai oleh Angga Dwimas Sasongko ini mengangkat kisah upaya pencurian lukisan karya pelukis Indonesia, Raden Saleh, oleh sekelompok pemuda. 

Raden Saleh merupakan salah satu pionir pelukis aliran romantisme, serta dinilai sebagai maestro dalam seni rupa modern di Indonesia.

Baca juga: 6 Fakta Raden Saleh, Pelukis Asal Indonesia yang Pernah ke 5 Negara

Lukisan yang menjadi fokus dalam film Mencuri Raden Saleh adalah lukisan "Penangkapan Pangeran Diponegoro", yang kerap menjadi perbincangan.Lukisan tersebut merupakan salah satu dari enam koleksi yang dimiliki negara. Adapun lima lukisan lainnya yaitu "Perburuan Banteng", "Harimau Minum", "Antara Hidup dan Mati", dan "Menghadap Bola Dunia".

Tak hanya "Penangkapan Pangeran Diponegoro", ada beberapa lukisan Raden Saleh lainnya yang juga terkenal dan mendunia. Penasaran apa saja? Simak informasi berikut ini.

1. Penangkapan Pangeran Diponegoro

Lukisan Penangkapan Diponegoro karya Raden SalehWikipedia Lukisan Penangkapan Diponegoro karya Raden Saleh

Lukisan Penangkapan Diponegoro merupakan salah satu lukisan Raden Saleh yang fenomenal, karena merupakan lukisan sejarah pertama di Asia Tenggara di antara sejarah lukisan aliran Eropa yang dilukis oleh orang Asia Tenggara sendiri.

Dalam lukisan tersebut, Raden Saleh menggambarkan peristiwa pengkhianatan pihak Belanda terhadap Pangeran Diponegoro, seperti dilaporkan oleh Kompas.com pada Selasa (16/8/2022).

Baca juga: Masjid Jami Al-Makmur di Jakarta Pusat yang Melegenda Sejak Jaman Raden Saleh

Pada saat itu, Belanda melakukan tipu muslihat yang berakhir dengan penangkapan Pangeran Diponegoro, pada 28 Maret 1830. Awalnya, Pangeran Diponegoro dijanjikan untuk melakukan perundingan, namun yang terjadi ia malah ditangkap dan diasingkan oleh Belanda ke Makassar, Sulawesi Selatan.

Dilanisr dari laman Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, lukisan ini menjadi respons Raden Saleh terhadap lukisan Nicolaas Pieneman (1809-1860).

Sebelumnya, lukisan ini sudah lebih dulu dibuat oleh pelukis Belanda, Nicolaas Pieneman, pada tahun 1835. Namun, Raden Saleh seakan tidak setuju dengan hasil gambarannya, sehingga ia membuat beberapa perubahan.

Pieneman menggambarkan peristiwa tersebut dari sisi kanan, sedangkan Saleh dari sisi kiri. Selain itu, Pieneman melukis wajah Pangeran Diponegoro dengan tampang lesu, sedangkan Saleh menggambarkan raut Diponegoro yang tegas dan menahan amarah.

Baca juga: Lukisan Termahal di Pameran Koleksi Seni Istana Negara RI, Sampai Ratusan Milyar

Setelah selesai dilukis tahun 1857, Raden Saleh memberikan lukisannya kepada Raja Willem III di Den Haag, Belanda. Kemudian, lukisan itu baru dipulangkan ke Indonesia tahun 1978. 

Lukisan yang menjadi koleksi negara tersebut kini terpasang di dinding Ruang Pamer Utama Museum Istana Kepresidenan Yogyakarta.

2. Perburuan Banteng

Lukisan karya Raden Saleh, Perburuan Bantengistimewa Lukisan karya Raden Saleh, Perburuan Banteng

Lukisan "Perburuan Banteng" merupakan salah satu karya Raden Saleh yang terkenal dan dihargai cukup tinggi.

"Untuk yang 'Berburu Banteng' nilainya ratusan miliar, beberapa bulan lalu ada lukisan 'Berburu Banteng' yang dilelang di Perancis," kata kurator Pameran Seni Koleksi Istana Kepresidenan Republik Iindonesia, Watie Moerany, dikutip dari Kompas.com pada Jumat (3/8/2018).

Salah satu lukisan "Perburuan Banteng" yang dilelang di Perancis, berakhir dengan harga 7,2 juta euro atau sekitar Rp 120 miliar.

Untuk diketahui, Raden Saleh semasa hidupnya melukis lima karya dengan tema perburuan banteng. Tiga karya dibubuhi tahun pembuatan yaitu 1842, 1851, dan 1855, sedangkan dua lainnya tidak ada keterangan.

Baca juga: Tiga Lukisan Raden Saleh Direstorasi

3. Kapal Karam Dilanda Badai

Lukisan Kapal Karam Dilanda Badai karya Raden SalehDok. Galeri Nasional Lukisan Kapal Karam Dilanda Badai karya Raden Saleh

Lukisan "Kapal Karam Dilanda Badai" berukuran 74 x 98 sentimeter (cm) ini dibuat menggunakan cat minyak di kanvas.

Layaknya karya-karya bercorak romantisisme, dalam lukisan ini Raden Saleh mengungkapkan perjuangan dramatis dua buah kapal di tengah empasan ombak dan badai dahsyat di lautan.

Suasana mencekam diekspresikan melalui awan tebal yang gelap dan ombak-ombak tinggi yang menghancurkan salah satu kapal, seperti dikutip dari laman Galeri Nasional

Dari sudut atas lukisan, secercah sinar matahari tampak memantul ke gulungan ombak, yang menambah kesan dramatis.

Dibuat pada tahun 1840, kini "Kapal Karam Dilanda Badai" menjadi salah satu koleksi Galeri Nasional Indonesia. 

Baca juga: Lukisan Raden Saleh Selesai Direstorasi

4. Perkelahian dengan Singa

  Lukisan Antara Hidup dan Mati (Between Life and Death) Karya Raden SalehDok. Sekretariat Kabinet Republik Indonesia Lukisan Antara Hidup dan Mati (Between Life and Death) Karya Raden Saleh

Lukisan “Perkelahian dengan Singa” karya Raden Saleh dikenal juga dengan julukan “Antara Hidup dan Mati”.

Bersama lukisan “Berburu Banteng II”, lukisan ini dihadiahkan Ratu Belanda Juliana kepada Pemerintah Indonesia pada tahun 1970, satu abad setelah lukisan tersebut selesai dibuat.

Melalui karya "Antara Hidup dan Mati", Raden Saleh terlihat mampu mengungkapkan suasana ketegangan dengan sangat baik, dikutip dari laman Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

Baca juga: Rumah Raden Saleh Dikonservasi

Adapun lukisan ini menggambarkan seorang penunggang kuda dari Arab (representasi dari negara Asia) yang diterkam oleh seekor singa (representasi dari negara Eropa), dan seorang berkulit hitam yang tertimpa singa (Afrika).

Jika ditafsirkan lebih jauh, terdapat pesan perlawanan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika terhadap penindasan yang dilakukan oleh bangsa Eropa.

Berbahan cat minyak di atas kanvas dan berukuran 263 X 193 cm, "Antara Hidup dan Mati" ditaksir bernilai Rp 60 miliar.

Baca juga: Unik, Ada Lukisan Sawah Bung Karno di Bergas Lor Kabupaten Semarang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com