Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Moko, Alat Musik Sekaligus Maskawin Suku Abui di Alor NTT

Kompas.com - 01/09/2022, 13:06 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemberian maskawin jadi tradisi yang melambangkan kekayaan budaya Indonesia. Suku abui di Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), misalnya, menggunakan alat musik bernama moko sebagai maskawin secara turun-temurun.

"Sampai sekarang moko ini jadi alat belis atau pemberian dari laki-laki kepada orangtua perempuan ketika akan menikah," kata Kepala Sanggar Desa Adat Takpala, Sipri, kepada Kompas.com, Sabtu (27/8/2022).

Baca juga:

Terbuat dari perunggu, moko berbentuk mirip seperti nekara. Moko kerap dijadikan sebagai alat musik untuk mengiringi tari-tarian, seperti tari lego-lego yang dibawakan masyarakat abui saat menyambut kedatangan wisatawan di desa mereka.

 

Di sisi lain, moko juga berperan sebagai mahar pernikahan yang harus diserahkan pihak laki-laki kepada orangtua perempuan. Aturan tersebut bahkan masih berlaku hingga kini.

Baca juga: 5 Fakta Suku Abui di Alor NTT, Hidup Tanpa Listrik

Saat Kompas.com berkunjung ke Desa Takpala di Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu lalu, tampak dua moko sakral yang ditaruh di mazbah, dan dimainkan untuk mengiringi tarian.

Menurut Sipri, sebenarnya ada tiga moko utama di kampung adat, dan dua moko yang ditampilkan itu juga diyakini sebagai penjaga kampung dari hal-hal jahat.

Asal-usul moko, bukan dari Vietnam

Moko, alat musik tradisional sekaligus maskawin Suku Abui di Desa Takpala, Alor, NTTKompas.com/Wasti Samaria Simangunsong Moko, alat musik tradisional sekaligus maskawin Suku Abui di Desa Takpala, Alor, NTT

Saat ditanya asal-usul keberadaan moko di tengah masyarakat abui, ia menjawab warga setempat percaya bahwa moko berasal dari perut bumi.

Ia juga menambahkan bahwa moko bukan merupakan peninggalan kebudayaan Vietnam, seperti informasi yang beredar.

Baca juga:

"Pernah ada yang menanyakan saya tentang asal-usul moko, menurut saya moko ini tidak berasal dari Vietnam, tapi dari perut bumi. Karena orangtua dulu kan tidak saling kenal dengan orang Vietnam, dan moko ini sudah ada sejak dulu sekali, jadi moko ini dari perut bumi," terangnya.

Sedangkan untuk harga, Sipri menuturkan, satu buah moko ditaksir bisa mencapai jutaan hingga puluhan juta rupiah.

Baca juga: Menyapa Mawar, Dugong Jantan Penghuni Selat Pantar Alor NTT

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com