Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sensasi Bermalam di Kapal Phinisi Seharga Rp 25 Juta Per Hari di Alor

Kompas.com - 01/09/2022, 21:31 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kepulauan Alor di Nusa Tenggara Timur (NTT) punya gugusan pulau indah yang tak ada habisnya untuk dikunjungi. Ada beberapa cara untuk menikmati pesona "Bumi Kenari" ini, salah satunya tentu dengan berlayar dari satu pulau ke pulau lain.

"Di Kepulauan Alor, ada 11 pulau kosong dan sembilan pulau berpenghuni. Dari sekitar 170 desa, 60 di antaranya beririsan dengan laut," terang Mika dari Mala Tour sekaligus pemandu tur hari itu, Kamis (25/8/2022).

Baca juga:

Itulah mengapa, jika kamu punya anggaran cukup dan kebetulan sedang bepergian bersama rekan atau keluarga, kapal menjadi opsi yang tepat untuk menghantarmu menjelajah gugusan pulau di Alor.

Kapal phinisi LOB Lucia

Lucia, kapal jenis phinisi LOB (live on board) bertingkat dua ini menjadi transportasi sekaligus tempat menginap Kompas.com bersama rombongan tur selama dua hari satu malam, 25-27 Agustus 2022.

Kapal Lucia di laut Alor, NTTKompas.com/Wasti Samaria Simangunsong Kapal Lucia di laut Alor, NTT

Terdiri atas empat kamar tidur, dua kamar mandi, sebuah dapur, dan dua ruang terbuka, kapal ini bisa menampung hingga 20 orang tamu.

Baca juga: Boluwai Loro, Hidden Gem yang Jadi Spot Snorkeling Pulau Kangge Alor

Sebelum memasuki kapal, tamu akan diberitahu sejumlah aturan, termasuk larangan membuang sampah ke laut, ketentuan mengenakan sandal khusus yang telah disediakan, hingga ketentuan dasar lainnya terkait kebersihan kapal.

Bagian depan kapal LuciaDOKUMENTASI PRIBADI PASCAL ART Bagian depan kapal Lucia

Perjalanan pun dimulai pada Kamis siang dari Pelabuhan Kalabahi, tempat kapal bersandar. Sejauh mata memandang, yang terlihat adalah birunya laut yang tenang, dengan beberapa pulau terlewati.

Ombak di sepanjang Teluk Mutiara pun cukup bersahabat. Tujuan rombonganadalah Pulau Kangge, saat itu.

Baca juga: Ketahui 5 Hal Tentang Mawar, Dugong Langka di Selat Pantar Alor

Butuh perjalanan sekitar lima sampai enam jam agar rombongan sampai di Pulau Kangge, pulau kecil yang hanya punya satu desa bernama Desa Marisa.

Pemandangan dari atas kapal Lucia di Alor, NTTKompas.com/Wasti Samaria Simangunsong Pemandangan dari atas kapal Lucia di Alor, NTT

Arus yang tadinya tenang, perlahan mulai bergelombang. Kata Mikha, ini normal sebab adanya pertemuan arus laut dari Teluk Mutiara dan Tanjung Muna, ketika kapal akan memasuki Teluk Boluwai.

Tips dan harga naik kapal phinisi mewah di Alor

Sedikit tips, kenakanlah pakaian yang nyaman dan jaket guna menghalau angin yang kian terasa kencang.

Guncangan ombak mungkin bisa memicu rasa mual. Karena itu, ada baiknya untuk sedia obat pencegah mual dan pusing saat perjalanan.

Baca juga: Menyapa Mawar, Dugong Jantan Penghuni Selat Pantar Alor NTT

Bila merasa kurang enak badan, segeralah minta air hangat ke petugas dapur atau minum produk herbal instan lainnya.

Menjelang sore hari, kamu bisa melihat matahari yang perlahan terbenam, dengan semburat lembayung senja di langit.

Sarapan pagi di Kapal Lucia, Alor, Nusa Tenggara TimurKompas.com/Wasti Samaria Simangunsong Sarapan pagi di Kapal Lucia, Alor, Nusa Tenggara Timur

Sedangkan di malam hari, ada ratusan bintang di langit Alor, yang siap memanjakan indera penglihatanmu.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com