Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Wisata Antimainstream di Singapura yang Kaya Inspirasi dan Pengetahuan

Kompas.com - 02/09/2022, 10:05 WIB
Caroline Damanik,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com – Bicara tentang traveling ke Singapura, biasanya wisata mainstream, seperti Patung Merlion, Orchard Road, Universal Studios Singapore, Marina Bay Sands, dan Garden by The Bay langsung masuk ke dalam daftar.

Buat kamu yang bosan dengan wisata mainstream dan ingin opsi destinasi yang bisa menawarkan inspirasi dan wawasan baru, Kompas.com punya rekomendasi berdasarkan perjalanan ke Negara Singa itu pada awal Agustus 2022.

Lima tempat ini patut kamu coba karena menawarkan perspektif baru, inspirasi segar, dan pengetahuan tentang Singapura dan warganya. Sebagian besar adalah social enterprise.

Nah, apa sajakah destinasi itu?

1. Green Roof di Keppel Marina East Desalination Plant

Pasti sudah tahu kan bahwa Singapura terkenal dengan air bersih dari keran yang bisa langsung diminum? Negara ini sangat serius dalam pengelolaan dan konservasi air.

Tak heran Singapura memiliki beberapa kilang desalinasi air, baik yang dikelola pemerintah maupun swasta. Salah satunya, Keppel Marina East Desalination Plant.

Green Roof di kilang desalinasi air Keppel Marina East Desalination Plant Singapura dibuka untuk publik. Area ini bisa digunakan untuk rekreasi, berjalan kaki, jogging atau bersepeda.Keppel Marina East Desalination Plant Singapore Green Roof di kilang desalinasi air Keppel Marina East Desalination Plant Singapura dibuka untuk publik. Area ini bisa digunakan untuk rekreasi, berjalan kaki, jogging atau bersepeda.

Ternyata, publik bisa berkunjung ke kawasan pabrik desalinasi air ini untuk rekreasi. Tentu saja, pengunjung tidak boleh sembarangan masuk ke area pabrik pengolahan yang berlokasi di bawah tanah karena tergolong infrastruktur vital.

Namun, pengunjung bisa mengakses area atapnya yang dikenal dengan nama Green Roof untuk berekreasi.

Seperti namanya, area ini merupakan taman rumput hijau yang dilengkapi tempat berteduh, kolam-kolam estetik, serta tanaman dan bunga yang dilengkapi papan informasi tentangnya.

Baca juga: Syarat Masuk Singapura Mulai 29 Agustus, dari Masker hingga Karantina

Ada pula papan informasi mengenai desain inovatif yang super keren dari kilang desalinasi ini dan bagaimana bangunan ini terintegrasi dengan sistem pengelolaan air hujan yang berkelanjutan.

Istimewanya, spot ini memberikan kesempatan terbaik untuk menikmati pemandangan kota dan bangunan ikonik khas Singapura.

Dari sini, pengunjung bisa berfoto sekaligus dengan latar belakang Marina Bay Sands dan Singapore Flyer dalam satu frame.

Green Roof di kilang desalinasi air Keppel Marina East Desalination Plant Singapura dibuka untuk publik. Area ini bisa digunakan untuk rekreasi, berjalan kaki, jogging atau bersepeda.
Keppel Marina East Desalination Plant Singapore Green Roof di kilang desalinasi air Keppel Marina East Desalination Plant Singapura dibuka untuk publik. Area ini bisa digunakan untuk rekreasi, berjalan kaki, jogging atau bersepeda.

Green Roof menjadi salah satu tempat terbaik untuk jalan pagi, jogging, foto-foto, hingga melakukan meditasi. Jangan lupa bawa pakai sunblock atau pakai payung jika datang saat cuaca panas.

Tak ada makanan dan minuman yang dijual di tempat ini. Pengunjung boleh bawa makanan ringan, tetapi tidak boleh sampai pesan katering atau malah barbekyu di sini karena dilarang.

Untuk air minum, tak perlu repot membawanya karena pengelola menyediakan air bersih yang bisa diminum langsung melalui keran di area ini secara cuma-cuma.

Baca juga: Singapura Longgarkan Aturan Masker Mulai 29 Agustus 2022

Sebelum datang, ada baiknya membaca informasi terlebih dahulu hal-hal yang diperbolehkan dan dilarang dilakukan di dalam area Green Roof.

Contohnya, bersepeda hanya diperbolehkan digunakan di promenade atau jalur pedestrian dan tersedia pula tempat parkir sepeda di jalur yang sama.

Yang pasti, merokok dan buang sampah sembarangan dilarang keras dengan denda hingga ribuan dollar Singapura bagi pelanggarnya.

Jam buka tutup : 08.00-21.00
Tiket masuk : Gratis
Alamat : 1 Marina East Drive, S029996
Stasiun MRT terdekat : Mountbatten MRT

2. Enabling Village

Bagi kita, mungkin sangat mudah untuk janjian ngobrol dengan teman di kafe dan ikut kelas seni atau musik di mana pun, jam berapa pun.

Namun, aktivitas seperti itu tidaklah mudah bagi orang difabel. Dengan desain unik, Enabling Village hadir sebagai kawasan yang sangat ramah pada komunitas inklusif.

Teras kayu berbentuk amfiteater yang mudah diakses oleh para difabel di Enabling Village di Singapura.Enabling Village Singapore Teras kayu berbentuk amfiteater yang mudah diakses oleh para difabel di Enabling Village di Singapura.

Siapa saja boleh datang ke “desa” ini, tidak harus difabel. Hanya saja kelebihannya, beragam fasilitas yang ada memang diprioritaskan untuk bisa diakses dengan mudah oleh para difabel.

Sebut saja alun-alun, gym, playground dan playgroup, pusat seni dan aktivitas, kafetaria, supermarket, bahkan balai pelatihan kerja untuk difabel dan ruang showcase Tech-Able yang memamerkan berbagai teknologi yang sangat menunjang kehidupan para difabel.

Semua fasilitas dilengkapi desain dan perangkat yang membuat para difabel leluasa beraktivitas tanpa bantuan.

Baca juga: Aturan Baru Masuk Singapura, Belum Vaksin Lengkap Tak Harus Karantina

Misalnya jalan, kamar mandi hingga lift mudah dilalui dan dipakai pengguna kursi roda, instalasi induction loops dengan teknologi T-coils yang mengirim suara langsung ke alat bantu dengar penyandang tuli saat mendengar suara konser atau pengumuman di outdoor.

Ada pula huruf braille dan earphone ports di berbagai fasilitas dan indikator taktil pemandu untuk tunanetra.

The Art Faculty di Enabling Village Singapura merupakan galeri seni yang menampung dan menjual karya seni dan kerajinan tangan buatan para penyandang autisme yang super keren.KOMPAS.com/Caroline Damanik The Art Faculty di Enabling Village Singapura merupakan galeri seni yang menampung dan menjual karya seni dan kerajinan tangan buatan para penyandang autisme yang super keren.

Untuk pengunjung yang bukan difabel, tentu saja datang ke tempat ini tetap jadi pilihan yang menyenangkan dan bermanfaat.

Pengunjung bisa menikmati sore sambil baca buku atau ngobrol di teras kayu berbentuk amfiteater, serta ngopi dan makan kudapan di Art Bar yang juga dilayani para difabel.

Kamu juga bisa cuci mata sekaligus membeli karya seni dan kerajinan tangan buatan para penyandang autisme yang super keren di The Art Faculty.

Jika ingin mendapatkan informasi lebih detail tentang Enabling Village, pengunjung bisa mengikuti tur eksklusif dengan membayar antara 19-25 dollar Singapura atau Rp 200.000-Rp 275.000.

Baca juga: Indonesia Sumbang Jumlah Pengunjung Terbanyak ke Singapura Selama 2022

Pengunjung akan diajak berkeliling “desa” ini selama 1,5 jam, mengikuti tantangan kecil, dan mendapatkan voucer yang bisa ditukarkan dengan minuman di Art Bar.

Yang pasti dengan datang ke Enabling Village, pengunjung bisa berinteraksi dan melihat sekilas gambaran perjuangan para difabel sehari-hari dan support system-nya.

Kalau sudah kenal dan tahu, maka pengunjung bisa pulang dengan pemahaman baru dan kesempatan emas untuk bertumbuh dari sisi empati.

Jam buka tutup : 07.00-22.30 (akhir pekan tutup pukul 21.00)
Tiket masuk : Gratis, kecuali menggunakan fasilitas tertentu
Alamat : 20 Lengkok Bahru, Singapore 159053
Stasiun MRT terdekat : Redhill MRT

3. Social Innovation Park

Di sisi timur Singapura, tepatnya daerah Punggol, kawasan bernama Social Innovation Park (SIP) bisa jadi pilihan wisatawan untuk bersantai.

Kawasan yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan ini cocok dijadikan tempat bersantai dan menikmati semilir angin. Di sini, pengunjung bisa menikmati berbagai pengalaman di satu tempat sekaligus.

Jika ingin makan, tinggal pilih makanan yang ditawarkan oleh restoran atau bistro dan jajan di Punggol Container Park untuk mengecap sedikit pengalaman hipster.

Di balik wajah taman hiburan, Social Innovation Park Singapura sebenarnya adalah organisasi nirlaba yang memiliki misi mendidik, memberdayakan, dan meningkatkan wirausahawan dan inovator sosial.KOMPAS.com/Caroline Damanik Di balik wajah taman hiburan, Social Innovation Park Singapura sebenarnya adalah organisasi nirlaba yang memiliki misi mendidik, memberdayakan, dan meningkatkan wirausahawan dan inovator sosial.

Jika ingin bermain, ada operator permainan Uncle Ringo untuk anak-anak dan kelas memanah serta tantangan menangkap udang untuk semua umur. Jika suka tanaman, di dalam kompleks ini juga terdapat kebun kecil dan pembibitan tanaman.

Menariknya di balik wajah taman hiburan, Social Innovation Park sebenarnya adalah sebuah organisasi nirlaba yang memiliki misi mendidik, memberdayakan, serta meningkatkan wirausaha dan inovator sosial.

Baca juga: Merlion, Nama Patung yang Menjadi Ikon Wisata Singapura

Proyek Social Entrepreneurship and Eco-park Development (SEED) yang mencakup tempat makan, taman hiburan dan kebun pembibitan ini diklaim sebagai taman bermain sosial terintegrasi pertama yang bisa menjadi tempat berdiskusi dan bertukar ide.

Dengan demikian, tempat ini juga bisa menghasilkan prototipe dan solusi yang inovatif dan inklusif.

Jurnalis dari Vietnam, India dan Indonesia saat berkunjung ke Social Innovation Park Singapura dalam rangkaian Impact Media Fellowship Study Visit yang digelar oleh Singapore International Foundation, pada awal Agustus 2022.Singapore International Foundation Jurnalis dari Vietnam, India dan Indonesia saat berkunjung ke Social Innovation Park Singapura dalam rangkaian Impact Media Fellowship Study Visit yang digelar oleh Singapore International Foundation, pada awal Agustus 2022.

Saat pandemi Covid-19, meski aktivitas di Punggol sepi, SEED menginisiasi sejumlah proyek, di antaranya webinar tentang kesehatan mental dan bersama restoran partner memasak makanan untuk keluarga yang tidak mampu.

Seperti yang dikatakan pendiri dan presidennya Penny Low, SIP ingin ikut terlibat dalam mewujudkan dunia yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Pihaknya juga fokus pada solusi dan perubahan positif yang berdampak besar bagi masyarakat dunia. Semua itu bisa dimulai dari sebuah tindakan sederhana.

Jam buka tutup : 09.00-18.00 (Sabtu dan Minggu tutup)
Tiket masuk : Gratis, kecuali membeli makanan atau main di wahana
Alamat : 50 Punggol E, Singapore 828826
Stasiun MRT terdekat : Riviera MRT

4. Singapore City Gallery

Jika ingin punya gambaran tentang pertumbuhan Singapura dari masa ke masa untuk menjadi kota yang layak huni dan rencana masa depan, datanglah ke Singapore City Gallery di The URA Centre.

Jika ingin punya gambaran tentang pertumbuhan Singapura dari masa ke masa untuk menjadi kota yang layak huni dan rencana masa depan, datanglah ke Singapore City Gallery di The URA Centre.Singapore International Foundation Jika ingin punya gambaran tentang pertumbuhan Singapura dari masa ke masa untuk menjadi kota yang layak huni dan rencana masa depan, datanglah ke Singapore City Gallery di The URA Centre.

Di museum ini, pengunjung akan terheran–heran dengan koleksi data yang lengkap tentang lanskap Singapura bahkan sejak masa Sir Thomas Stamford Raffles ada.

Bahkan, data jumlah pohon dan lokasi pohon di Singapura bisa dipantau di sini. Data demi data disajikan melalui puluhan instalasi dengan tampilan rinci dan game interaktif menarik.

Galeri ini terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama memuat informasi tentang perencanaan kota dan arsitektur yang menjadi tanggung jawab Urban Redevelopment Authority atau otoritas yang mengatur perencanaan tata kota di Singapura.

Di lantai kedua, pengunjung bisa melihat Center Area Model yang merupakan miniatur lanskap perkotaan Singapura terkini.

Singapore City Gallery di The URA Centre Singapura merupakan museum interaktif yang menunjukkan gambaran tentang pertumbuhan Singapura dari masa ke masa untuk menjadi kota yang layak huni dan rencana masa depannya.Singapore International Foundation Singapore City Gallery di The URA Centre Singapura merupakan museum interaktif yang menunjukkan gambaran tentang pertumbuhan Singapura dari masa ke masa untuk menjadi kota yang layak huni dan rencana masa depannya.

Gedung-gedung dibuat detail, begitu pula danau, laut, taman hingga dataran tinggi atau rendah. Miniatur lanskap ini terus diperbarui setiap 6 bulan sesuai perubahan yang terjadi di dunia nyata.

Sementara itu di lantai ketiga, pengunjung bisa melihat pameran permanen, seperti tentang pelestarian bangunan bersejarah yang signifikan, pembangunan berkelanjutan, dan desain perkotaan.

Baca juga: Catat, Berikut 5 Ide Traveling Anti-mainstream ke Singapura Usai Pandemi

Di sini, pengunjung bisa mendapatkan layanan pemandu gratis dari relawan setiap Selasa dan Kamis pada pukul 11.00 dan 12.30 waktu setempat. Rombongan dengan anggota lebih 20 orang disarankan untuk melakukan booking terlebih dahulu.

Tempat ini menjadi pilihan yang tepat bagi pengunjung dari beragam usia dan latar belakang jika hendak mengenal Singapura dari sejarah hingga visi masa depannya.

Jam buka tutup : 09.00-17.00 (Minggu dan hari libur tutup)
Tiket masuk : Gratis
Alamat : 45 Maxwell Road The URA Centre, Singapore 069118
Stasiun MRT terdekat : Chinatown MRT

5. Food Playground

Siapa yang paling suka wisata kuliner (wiskul) lokal saat travelling? Jika kamu sangat suka wiskul, mungkin perlu mencoba mengikuti kelas memasak makanan tradisional setempat.

Nah, kelas memasak di Food Playground menawarkan pengalaman unik meracik makanan tradisional Singapura.

Dengan apron dan topi layaknya koki profesional, pengunjung diajak menyiapkan dan mengolah bahan makanan dan bumbu khas Singapura menjadi kuliner autentik yang lezat dalam waktu 2,5 jam.

Jurnalis dari Indonesia dan Kamboja tengah mengikuti instruksi dari Teresa kelas memasak makanan tradisional Singapura di Food Playground di Singapura. Teresa adalah salah satu ibu rumah tangga yang diberdayakan menjadi instruktur kelas memasak di Food Playground.Singapore International Foundation Jurnalis dari Indonesia dan Kamboja tengah mengikuti instruksi dari Teresa kelas memasak makanan tradisional Singapura di Food Playground di Singapura. Teresa adalah salah satu ibu rumah tangga yang diberdayakan menjadi instruktur kelas memasak di Food Playground.

Nah, menu yang bisa dipelajari tergantung pada hari yang dipilih oleh pengunjung. Sekali kelas berlangsung, ada tiga menu yang diajarkan.

Saat Kompas.com datang ke Food Playground pada hari Rabu (3/8/2022), peserta ditantang untuk memasak Nyonya Laksa, Fried Spring Rolls dan Hoon Kueh. Tim dibagi menjadi tiga kelompok dan instrukturnya menggelar kelas layaknya kompetisi Masterchef.

Biasanya, metode kompetisi dipakai untuk rombongan yang hendak mengikuti kelas memasak dengan tujuan team building. Namun, Food Playground juga menyediakan kelas memasak dalam jumlah yang lebih kecil dan juga bisa digelar online.

Jika kamu belum pernah memasak atau tidak bisa memasak, itu bukan masalah karena dalam 10 menit pertama, instrukturnya menjelaskan dengan detail setiap langkah dan cara memasaknya.

Dijamin, kepuasannya saat mencicip laksa bisa berlipat-lipat karena dibuat dengan keringat dan kerja keras sendiri.

Salah satu keriuhan di kelas memasak makanan tradisional Singapura di Food Playground di Singapura pada awal Agustus 2022. Para jurnalis sedang mendengarkan instruksi dari Teresa, seorang ibu rumah tangga yang menjadi instruktur kelas memasak di Food Playground.KOMPAS.com/Caroline Damanik Salah satu keriuhan di kelas memasak makanan tradisional Singapura di Food Playground di Singapura pada awal Agustus 2022. Para jurnalis sedang mendengarkan instruksi dari Teresa, seorang ibu rumah tangga yang menjadi instruktur kelas memasak di Food Playground.

Namun, ada satu hal lagi yang sangat berkesan dari Food Playground. Para instrukturnya bukan chef terkenal. Mereka adalah ibu rumah tangga lokal yang menghidupi passion-nya dalam memasak.

Daniel Tan, pendiri Food Playground mengatakan, Food Playground untuk memberdayakan ibu rumah tangga yang ingin mengaktualisasikan diri di luar rumah melalui bakat memasaknya dan resep turun-temurun.

Pihaknya juga ingin memperkenalkan makanan tradisional Singapura dan filosofi di baliknya kepada dunia.

Baca juga: Kapal Pesiar dari Singapura Kembali Berlayar ke Kepulauan Riau

Helen, salah satu instruktur yang sudah bergabung sejak Food Playground berdiri mengaku sangat bahagia ketika memasak. Keluarganya pun bahagia ketika dia memasak. Oleh karena itu, dia ingin berbagi.

Di Food Playground, dia dan rekan-rekannya tidak terikat jadwal. Mereka bahagia karena bebas menentukan jadwal menjadi instruktur di Food Playground ketika urusan keluarga sudah beres.

Para ibu rumah tangga yang menghidupi passion memasak kuliner tradisional tempatnya lahir dan berbahagia karena itu.

merekalah yang akhirnya bisa menularkan kebahagiaan kepada siapa saja yang datang ke Food Playground, bahkan untuk mereka yang tidak bisa atau tidak pernah masak sebelumnya.

Jam buka tutup : buka 24 jam
Tiket masuk : 99 dollar Singapura atau sekitar Rp 1 juta per orang
Alamat : 24A Sago St, Singapore 059020
Stasiun MRT terdekat : Chinatown MRT

Tulisan ini disusun berdasarkan perjalanan Kompas.com dan sejumlah media internasional dari 6 negara dalam rangkaian Impact Media Fellowship Study Visit yang digelar oleh Singapore International Foundation, awal Agustus 2022.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com