Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Fungsi Emergency Shelter untuk Pendaki Gunung di Indonesia

Kompas.com - 06/09/2022, 06:06 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak gunung, termasuk gunung berapi. Di antara gunung berapi tersebut, sebagian besarnya masih dalam kondisi aktif dan berbahaya.

Oleh sebab itu, perlu adanya fasilitas perlindungan keselamatan pendakian gunung atau emergency shelter (sering juga disebut shelter emergency), yang bisa membantu pendaki menghindari risiko yang tidak diinginkan. 

Baca juga:

Salah satu produsen lokal peralatan outdoor (luar ruangan) dan alam, Arei Outdoor Gear, berinisiatif membuat emergency shelter serta mushala, yang selama ini dinilai masih belum terlalu maksimal oleh banyak komunitas pendaki gunung.

 

Mantan presenter Jejak Petualangan Survival sekaligus YouTuber, Herna Hadi Prasetyo atau akrab disapa Tyo Survival, menceritakan pengalamannya saat membangun emergency shelter di sejumlah gunung. 

Baca juga: Itinerary Pendakian Gunung Prau via Patak Banteng Turun Dieng

"Shelter emergency bisa membantu para pendaki dari risiko yang tidak diinginkan, seperti  menanggulangi kecelakaan para pendaki gunung," ujar Tyo, dalam sesi talkshow "#AreiPeduli - Shelter Emergency" di INDOFEST 2022 yang digelar di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (4/9/2022). 

"(Di dalamnya) ada tabung oksigen, tandu, ada buat nge-charge HP, karena shelter emergency difungsikan juga sebagai pos untuk petugas ketika patroli," lanjutnya. 

Sunset di jalur pendakian Gunung Prau via Igirmranak.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Sunset di jalur pendakian Gunung Prau via Igirmranak.

Selain itu, kata Tyo, tiap shelter juga disiapkan penangkal petir aktif. Artinya, area dengan radius sampai 180 kilometer dari shelter merupakan area yang aman dari petir.

Pembangunan shelter diawali dari gunung Prau di Dieng, Jawa Tengah, pada September 2020 lalu. Pihak Arei sendiri bekerja sama dengan Tyo Survival, Ranger Prau, dan penduduk setempat untuk membangun fasilitas tersebut.

Emergency shelter bermanfaat saat ada kecelakaan di gunung 

Dalam kesempatan yang sama, mantan presenter Jejak Petualang Medina Kamil, menceritakan sejumlah manfaat dari keberadaan emergency shelter di gunung. 

"Shelter ini fasilitasnya banyak sekali, dan untuk siapa saja yang membutuhkan. Aku pernah coba masuk ke shelter di Prau," ujar Medina.

Baca juga: 5 Alasan Gunung Prau Cocok untuk Pendaki Pemula

Ibu dua anak ini mengatakan bahwa shelter tersebut memiliki tempat yang nyaman dan hangat. Tidak hanya bangunan yang bagus, bagian dalamnya juga ditata dengan rapi dan dilapisi aluminium foil sehingga menjadi hangat.

Shelter emergency yang ada di pos 5 Gunung Tambora via Jalur Piong, Nusa Tenggara Barat. Instagram/@tyo_survival Shelter emergency yang ada di pos 5 Gunung Tambora via Jalur Piong, Nusa Tenggara Barat.

Dari pengalamannya, ia menilai bahwa emergency shelter dapat berperan penting bagi para pendaki yang mengalami insiden tertentu, salah satunya hipotermia. 

"Penting buat teman-teman yang tiba-tiba di atas gunung kena hipotermia, sakit mendadak, dengan masuk ke dalam shelter bisa lebih tertangani dengan baik, karena butuh kehangatan. Lengkap juga P3K, tandu, dan lain-lain," tutur dia. 

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa para ranger di Prau sudah sangat sigap dalam membantu pendaki yang mengalami insiden. 

Baca juga: 5 Tips Buang Air Saat Naik Gunung, Jangan di Botol Plastik

Tidak hanya bekerja dengan cepat dan sigap, keberadaan shelter emergency dikatakan oleh Medina dapat mempermudah pertolongan para korban. 

"Meskipun Prau itu pendek, korbannya banyak banget terutama hipotermia, karena sangat dingin. Ranger-nya di sana banyak, sigap dan gerak cepat, dengan adanya shelter itu juga mempermudah mereka untuk menangani korban," ujarnya. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com