Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga BBM Naik Bikin Industri Perhotelan Tertekan

Kompas.com - 06/09/2022, 13:39 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Industri perhotelan jadi salah satu yang terdampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi per Sabtu (3/9/2022).

Sebab, kenaikan ini tentunya mempengaruhi biaya operasional yang harus dikeluarkan, serta ditafsir bisa menurunkan permintaan pasar yang baru saja membaik pascapandemi Covid-19 sejak Maret 2020 lalu.

Baca juga:

"Kenaikan BBM itu pada sektor perhotelan ada dua hal, satu dari sisi operational cost, yang kedua dari sisi marketnya," kata Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran, kepada Kompas.com, Senin (5/9/2022).

Dari sisi operasional, kenaikan harga BBM berpengaruh langsung pada sektor transportasi. Inilah yang akan berdampak pada meningkatnya biaya operasional hotel dari pasokan bahan pokok.

"Kita itu kan punya berbagai macam supply untuk kebutuhan hotel, salah satunya bahan pokok. Jadi kalau dampak BBM meningkatkan harga bahan pokok, iya akan berdampak, operational costnya akan meningkat lagi," ujarnya.

Ilustrasi kamar hotel yang disiapkan untuk penonton MotoGP Mandalika.DOK KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF Ilustrasi kamar hotel yang disiapkan untuk penonton MotoGP Mandalika.

Belum lagi untuk keperluan amenities hotel seperti sabun, sandal, bahkan genset hotel. Semua hal ini terkena dampak langsung dari naiknya harga BBM.

Kenaikan tarif BBM bisa pengaruhi jumlah tamu

Menurut Yusran, kenaikan tarif BBM bisa saja memengaruhi jumlah tamu yang akan menginap di hotel.

"Okelah operational cost meningkat, lalu bagaimana dengan demand-nya? Demand itu dilihat dari daya belinya karena bagaimanapun yang namanya pariwisata itu membutuhkan daya beli masyarakat dulu," kata Yusran.

Menurut dia, sisi demand harus melihat pergerakan dari wisatawan yang menjadi pasar hotel itu sendiri.

Baca juga: Harga BBM Naik dan Tiket Pesawat Mahal Pengaruhi Pariwisata, Ini Saran Asita

Contohnya, saat kenaikan harga tiket pesawat tahun 2019 yang menurunkan jumlah pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) dari yang tadinya sekitar 310 juta pada tahun 2019, menjadi sekitar 290 juta di tahun 2018.

"Itu kan pengaruhnya avtur, nah sekarang kalau BBM, sangat berpengaruh pada sektor transportasi darat dan laut. Apakah daya beli masyarakat untuk ber-traveling itu masih memungkinkan?" ujarnya.

Kenaikan tarif hotel

Yusran menuturkan bahwa terkait tarif, hotel bersifat dinasmis yang artinya akan ada perubahan setiap saat sesuai tingkat okupansi.

"Mana kala hotel sedang low season, dia akan menurunkan tarif itu dengan memberikan diskon, tergantung kebijakan masing-masing hotel. Jadi tarif hotel itu setiap hari berubah, bergantung pada okupansi," tuturnya.

Ilustrasi hotel.PEXELS/ENGIN AKYURT Ilustrasi hotel.

Inilah yang dikenal sebagai harga terbaik, atau Best Available Rate (BAR), atau publish rate dalam industri perhotelan.

"Jika okupansinya mendekati 80 sampai 90 persen, maka harganya akan menuju ke publish rate dan diskonnya akan mengecil," katanya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com