Menurut Yusran, yang menjadi pertanyaannya saat ini, apakah peningkatan okupansi yang terjadi sejak 2022 sudah bisa membuat hotel-hotel ini menjual kamar di publish rate?
Baca juga: Kenaikan Harga BBM, Tarif Bus AKAP Ikut Naik
Faktanya, sejak pandemi Covid-19 hingga saat ini hotel masih belum bisa menjual kamar di harga publish rate, sebab supply-nya masih terbilang besar.
Lalu bagaimana cara menanggulangi kenaikan BBM di industri perhotelan?
Hotel akan serba salah, di satu sisi biaya operasional naik dan ingin menaikkan tarif kamar. Namun di sisi lain, jika tarif kamar naik, akan percuma bila permintaan pasar tidak ada.
Maka dari itu, kemungkinan besar hotel akan melakukan efisiensi dari berbagai hal, baik SDM maupun fasilitasnya.
Baca juga: Harga BBM Naik, Ini Pesan Sandiaga untuk Pelaku Ekonomi Kreatif
"Kita juga melihat cara kita memfungsikan fasilitas, tentu kita harus realistis. seperti kalau suatu fasilitas ternyata belum berpotensi mendukung pendapatan hotel, itu ditutup dulu sementara, agar cost operationalnya juga realistis," tutur Yusran.
Lihat postingan ini di Instagram
Adapun terkait kenaikan tarif hotel, Yusran menyebut hal itu tergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan. Sebab setiap perusahaan akan punya biaya operasional yang berbeda.
"Masing-masing hotel kan punya mekanisme terhadap operational cost, makanya mereka menetapkan tarif sesuai kebutuhan masing-masing," tutur Yusran.
Ia melanjutkan, hotel juga akan butuh waktu untuk sosialisasi dengan pasar. Bedanya jika pesawat ada tarif batas atasnya, kalau di hotel tidak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.