Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Ritual Pande Sungke untuk Mencegah Gangguan Roh Halus di NTT

Kompas.com - 14/09/2022, 17:08 WIB
Markus Makur,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Kapan dan di mana Sungke dilaksanakan

Akademisi Universitas Katolik Santo Paulus Ruteng, Manggarai, Adrianus M. Nggoro mengatakan, Sungke adalah salah satu ritual unik karena identik dengan upaya menangkal kesialan yang mungkin akan terjadi.

Sungke biasanya dilakukan ketika seseorang mendatangi suatu tempat baru.

Baca juga: Air Terjun Cunca Antar, Wisata Alam Tersembunyi di Manggarai Timur NTT

Misalnya, pertama, saat membangun rumah baru. Orang tersebut perlu mengadakan Sungke terlebih dahulu dengan sebuah telur ayam yang gagal menetas (ruha manuk buruk). Jika mau mandi di laut, mulutnya akan ditetesi sedikit air.

Saat bayi lahir, maka orangtua atau kerabat akan mengoleskan debu arang (kunceng) ke dahi bayi tersebut. 

Kedua, Sungke saat membuka kebun baru (lokok lingko) atau membuka kebun pribadi sebagai tanah hasil jual beli atau tanah warisan (uma tingkul). Maka, ritual Sungke berupa satu butir telur ayam (ruha manuk).

Ada pula Sungke sewaktu panen. Misalnya panen padi, maka benda Sungke yang disiapkan bertujuan agar panen padi berjalan lancar dan tidak ada hambatan.

Terdapat juga Sungke pada waktu jalan melewati hutan atau semak agar tidak didigigit ular berbisa atau kalajengking. Masyarakat biasanya memasukkan daun ke saku baju atau celana.

Ketiga, Sungke pada saat melakukan ritual adat (torok tae) yaitu dengan menggaruk kepala sebanyak lima kali agar tidak terjadi bersin saat ritual berlangsung.

Baca juga:

Selain yang disebutkan di atas, masih banyak praktik Sungke lainnya yang bermakna sebagai penangkal dan tindakan antisipatif terhadap kemungkinan terjadinya musibah.

Adapun Sungke mengandung makna agar setiap orang selalu waspada saat menghadapi persoalan hidup. 

Sebuah tulisan karya Dosen Unika Santo Paulus Ruteng, Fransiska Widyawati, menguraikan tentang seorang misionaris asal Belanda, Pastor J. A. J Verheijan SVD, yang mengumpulkan informasi seputar Sungke. Khususnya seputar mitos dan kepercayaan masyarakat. 

Berdasarkan hasil penelitiannya, masyarakat Manggarai kerap melalukan sejumlah hal terkait ritual ini. Salah satunya mengantongi daun warna hijau di celana atau baju agar tidak digigt ular hijau saat mencari kayu kering di hutan. 

Selain itu, mereka juga mengucapkan permisi bila berjalan di sumber mata air pada siang hari tepat pukul 12.00. 

Baca juga: Pesona Watu Peti NTT, Konon Dulunya Peti Harta Karun Putri Kerajaan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com