KOMPAS.com - Jika sedang mencari tiket pesawat, mungkin pelaku perjalanan pernah memperhatikan selisih harga yang tinggi. Khususnya untuk tujuan yang sama, namun berangkat dari dua bandara berbeda yang letaknya tidak terlalu jauh.
Contohnya, harga tiket pesawat dari Bandara Internasional Adi Soemarmo Solo di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menuju Bandara APT (Aji Pangeran Tumenggung) Pranoto di Samarinda, Kalimantan Timur, rata-rata mencapai Rp 2,6 juta sekali jalan.
Baca juga:
Sementara itu, harga tiket pesawat dari Bandara Internasional Juanda Surabaya di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, menuju bandara yang sama di Samarinda, mulai dari Rp 800.000-an hingga Rp 1,6 juta sekali jalan.
Padahal jarak antara Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Sidoarjo tidak terlalu jauh, sekitar 282,8 kilometer dengan durasi tempuh via jalur darat kira-kira 3 jam 40 menit.
Untuk mencari biaya termurah, akhirnya calon penumpang dari Kota Solo, Kabupaten Boyolali, dan sekitarnya mungkin tidak sedikit yang terpaksa berangkat dari bandara Surabaya.
Selain kasus tersebut, mungkin kamu juga pernah menemukan beberapa contoh lainnya yang serupa. Lantas, apa kira-kira alasan di baliknya?
Baca juga: Aturan Bawa Drone ke Dalam Pesawat, Ini Ketentuan Kemenhub
Menurut pengamat penerbangan Alvin Lie, ada beberapa aspek yang menyebabkan hal tersebut.
Berikut beberapa penyebab di balik tingginya selisih harga tiket pesawat dengan tujuan yang sama, namun berangkat dari dua bandara berbeda, seperti Kompas.com rangkum dari penjelasan Alvin.
Alvin menjelaskan, alasan pertama yang memengaruhi adalah harga avtur di kedua daerah yang berbeda.
Adapun dari contoh kasus sebelumnya, harga avtur di bandara Solo lebih mahal dibandingkan avtur di bandara Surabaya. Dari data yang diberikan Alvin, tertera harga avtur Pertamina di bandara Solo Rp 17.342 per liter untuk penerbangan domestik, sedangkan di bandara Surabaya Rp 16.416 per liter.
Baca juga: Tiket Pesawat Mahal, Wisatawan Bisa ke Bali Naik Transportasi Darat
"Karena biaya distribusinya, efisiensinya, dan lain sebagainya, maka harga avtur di Bandara Juanda itu lebih murah. Tentunya ini berpengaruh pada harga tiket," tutur Alvin kepada Kompas.com, Selasa (13/9/2022).
Harga avtur berpengaruh terhadap biaya operasional pesawat, sehingga mau tidak mau berpengaruh juga untuk harga tiket.
Alasan kedua, katanya, harga tiket pesawat juga ditentukan dari jumlah penumpang yang berangkat dari satu destinasi ke destinasi lain.
Menurut Alvin, jika jumlah penumpang dari bandara Solo ke Samarinda atau dari bandara Surabaya ke Samarinda dibandingkan, kemungkinan besar lebih banyak jumlah penumpang dari bandara Surabaya.
Baca juga: 7 Tips Dapat Tiket Pesawat Murah, Cari Waktu yang Tepat untuk Memesan
Dengan demikian, biaya angkut per penumpang per kilometer akan lebih rendah dari bandara Surabaya daripada dari bandara Solo, jelasnya.
"Ini airlines yang punya data tersebut, sehingga airlines melakukan perhitungan setiap kali penerbangan, itu break-even point-nya berapa persen dari kapasitas pesawat bisa terangkut," tutur laki-laki yang pernah menjadi anggota DPR RI ini.
Selanjutnya, alasan lain yang menjadi pertimbangan kata Alvin adalah dari segi jenis pesawat yang digunakan.
Misalnya jika bandara di suatu kota menggunakan pesawat Boeing 737, konsumsi bahan bakarnya akan lebih boros daripada pesawat Airbus.
"Nah ini ada yang menggunakan Airbus ada yang menggunakan Boeing 737, ini relatif ya. Tapi itu ada pertimbangannya di sana," terang dia.
Baca juga: Cara Transit Pesawat Bagi Pemula dengan Satu atau Beda Maskapai
Terakhir, Alvin menyampaikan bahwa harga tiket tidak semata bisa dilihat dari berapa yang dibayarkan penumpang, tetapi juga ada jumlah lainnya yang harus dibayar.
Artinya, seberapa besar yang masuk ke maskapai, lalu sisanya akan masuk ke pajak. Misalnya, pajak pertambahan nilai (PPN) 11 persen, asuransi wajib Jasa Raharja Rp 5.000 per penumpang, lalu ada juga service charge atau tarif pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U).
PJP2U ditetapkan berdasarkan penumpang pesawat udara yang berangkat dalam satuan per penumpang per sekali berangkat sesuai kelas bandara.
"Kita harus tau berapa retribusi bandara Solo dan retribusi Bandara Juanda. Ada kemungkinan retribusi bandara Solo lebih tinggi daripada bandara Surabaya. Kalau pun PJP2U Solo lebih rendah, unsur-unsurnya seperti itu (bisa berpengaruh)," terang Alvin.
Baca juga:
Oleh karena beberapa alasan di atas, wajar jika harga tiket pesawat menuju destinasi yang sama namun berangkat dari dua bandara berbeda, bisa memiliki selisih yang jauh, meski letak bandara keberangkatan cukup dekat.
Adapun penjelasan dari Alvin berlaku dengan asumsi perbandingan antara layanan maskapai yang sama. Misalnya, maskapai Lion Air di bandara Solo dengan Lion Air di bandara Surabaya.
"Jangan bandingkan maskapai bertarif rendah atau LCC (low-cost carrier) dengan maskapai full service carrier ya. Jelas harga tiketnya beda," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.