Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gusti Mangkubumi dan Galeri Keris di Dalem Poenakawan

Kompas.com - 16/09/2022, 12:07 WIB

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Yogyakarta atau Jogja kini punya tujuan wisata kuliner baru berupa Resto dan Galeri “Poenakawan” di Jalan Ahmad Dahlan, tak jauh dari perempatan titik nol Yogyakarta yang diresmikan Kamis (15/09/2022) petang.

Istimewanya resto ini, selain menyediakan makanan-makanan khas Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, seperti sayur lodeh, juga memiliki sudut dengan galeri khusus yang memajang secara tetap berbagai tosan aji berupa keris, pedang dan senjata tradisional.

"Selain untuk wisata kuliner, juga galeri di resto ini bisa dijadikan tempat edukasi mengenal keris,” kata Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi, putri sulung Sultan Yogyakarta Hamengku Buwono X, pada peresmian Kamis malam.

Baca juga: 34 Wisata Yogyakarta yang Pas Dikunjungi Saat Libur Panjang

Resto dan Galeri Poenakawan yang menempati bangunan cagar budaya, kantor Wali Kota Yogyakarta pertama pasca kemerdekaan (sekitar 1945-1960-an) ini masih akan dilengkapi dengan berbagai ragam keris dari berbagai daerah di Tanah Air.

Resto dan Galeri yang ditata asri, namun tetap mempertahankan arsitektur rumah lama era kemerdekaan Republik Indonesia ini, dikelola dan dikembangkan dengan kerjasama GKR Mangkubumi dan advokat dan konsultan hukum Yogyakarta, Irsyad Thamrin.

Dalam obrolan pascadiresmikan, Gusti Mangkubumi bahkan mengungkapkan, sebenarnya wisata tosan aji di Yogyakarta ini bisa dilengkapi lagi andai saja di sekitar Alun-alun Utara Yogyakarta bisa direvitalisasi dan dilengkapi dengan besalen-besalen atau tempat pembuatan perlengkapan keris.

Baca juga: 16 Tempat Wisata di Yogyakarta dengan Pemandangan Alam yang Indah

Namun, kata Gusti Mangkubumi, tempat ini masih banyak ditempati usaha-usaha rumah makan, serta usaha lain yang dikelola oleh pihak dari luar kraton dan tidak mudah untuk menertibkannya.

Bahkan, untuk menertibkan kawasan Malioboro, yang kini tertata apik dan menarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk bercengkerama itupun, memakan waktu yang panjang.

“Dua tahun untuk menertibkannya,” ungkap Gusti Mangkubumi, tentang revitalisasi Malioboro, termasuk menyediakan dua lokasi khusus bagi pedagang-pedagang kakilima yang dulu memenuhi trotoar sepanjang Malioboro.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com