KOMPAS.com - Istilah wisata arsitektur terkadang kurang akrab di telinga, lantaran mungkin dianggap sebatas menikmati desain bangunan saat berkunjung ke suatu tempat yang dirasa unik.
Menurut arsitek Andra Matin, lewat wisata arsitektur-lah seseorang bisa menemukan hal-hal anti-mainstream yang ada di balik sebuah desain.
Baca juga:
"Kita dapat sesuatu yang enggak mainstream, karena arsitektur yang dilihat itu bukan arsitektur yang biasa ada di tur-tur, tapi justru kita eksplorasi dari sesuatu yang memang unik," kata Andra saat ditemui Kompas.com dalam Kompas Travel Fair 2022, Sabtu (10/9/2022).
Bila ingin mencoba berwisata arsitektur pertama kalinya, Andra menyarankan untuk mengkurasi terlebih dulu dan melakukan sedikit riset mengenai tempat tujuan, lewat berbagai situs yang mengulas tempat tersebut.
"Masing-masing tempat itu punya karakter sendiri, kita memang harus kurasi dulu dari literasi, destinasi mana yang ingin dituju, karena kan ketertarikan masing-masing orang berbeda, tidak bisa jadi satu patokan," terangnya.
Baca juga: Bandara Banyuwangi Masuk 20 Besar Arsitektur Terbaik di Dunia
Ia pun memberi contoh tur seputar gereja. Setiap bangunan gereja memang punya sejarah, namun apa pengalaman unik yang akan didapat saat mengunjungi gereja itu?
"Oke gereja biasanya memang punya sejarah, tapi begitu kita masuk ke gereja yang didesain oleh Tadao Ando (Church of the Light), itu salibnya ada di ujung, begitu pintunya dibuka, salibnya ada di tengah-tengah danau," ujar arsitek proyek revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) ini.