Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Wogo, Kampung Adat di NTT yang Pernah Dikunjungi Jokowi

Kompas.com - 18/09/2022, 18:16 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

BAJAWA, KOMPAS.com - Kampung Adat Wogo di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), sempat dikunjungi oleh Presiden Joko Widodo pada (02/06/2022) lalu.

Kampung adat ini berada di Desa Ratogesa, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada. Sekitar 15 menit perjalanan dari kota Bajawa, ibu kota Kabupaten Ngada jika menggunakan kendaraan roda dua atau empat. Bisa juga dengan bersepeda.

Arahkan kendaraan menuju timur melintasi jalur lintas Flores, Bajawa-Ende.

Saat tiba di Seminari KPA Santu Paulus Mataloko, belok kanan. Dari situ pengunjung hanya butuh waktu lima menit perjalanan.

Baca juga: Itinerary Sehari di Alor NTT, Melihat Dugong dan Makan di Tepi Pantai

Saat tiba di Kampung Wogo, pengunjung akan mendapati puluhan Sa’o (rumah adat) yang berjejer rapi di sisi kiri dan kanan. Sa'o itu terbuat dari bahan lokal, seperti kayu, bambu, dan alang-alang.

"Di kampung ini ada 32 Sa’o yang dihuni 11 suku," ujar Yohanes Baghy, Ketua Seksi Pemugaran Kampung Adat Wogo saat ditemui Kompas.com, di kampung itu, Minggu (18/09/2022).

Yohanes menuturkan, kampung adat Wogo sudah ada sejak zaman dahulu kala. Pada 1923, kampung itu berpindah ke dari lokasi lama atas inisiasi mori tere lengi (tuan kampung) bernama Jaja Rade.

Proses pemindahan ini menghabiskan waktu sekitar tiga tahun.

Baca juga: 5 Fakta Suku Abui di Alor NTT, Hidup Tanpa Listrik

Setelah rumah adat berpindah, pada 1927 dilakukan pemindahan Baga, yaitu simbol nenek moyang perempuan.

Baga lebih dulu dipindahkan, sesuai hukum perkawinan masyarakat setempat yang matrilineal.

Pada tahun yang sama juga dilakukan pemindahan Tere Lengi atau tempat musyawarah. Tere lengi berada di tengah kampung. Kata Yohanes, semua persoalan dan masalah akan diselesaikan di Tere Lengi.

 

Pada tahun 1928 kemudian dilakukan pemindahan madu atau simbol nenek moyang laki-laki.

"Tanah kami tinggal ini dulu diberikan secara sukarela oleh mori tere lengi. Dan semua orang yang tinggal di sini tidak diminta bayar. Karena nenek moyang kami sudah memberikan dengan sukarela," ujar Yohanes.

Baca juga: Pesona Watu Peti NTT, Konon Dulunya Peti Harta Karun Putri Kerajaan

Yohanes berharap adanya dukungan pemerintah kabupaten maupun provinsi agar rumah adat itu tetap dilestarikan sampai kapan pun. Apalagi, saat ini mereka tengah memperbaiki rumah adat yang baru.

"Alang-alang di sini sangat langka kami terpaksa ambil dari lain. Kami harap ada dukungan dari pemerintah," pintanya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Bupati Ngada, Andreas Paru mengatakan, saat ini pemerintah tengah berupaya untuk mendorong semua potensi yang ada untuk peningkatan ekonomi masyarakat.

"Salah satu sektor yang kita kembangkan adalah salah pariwisata alam dan budaya. Karena itu Kampung Adat Wogo ini salah satu yang kita fokuskan ke depan," ujarnya.

Baca juga: Air Terjun Cunca Antar, Wisata Alam Tersembunyi di Manggarai Timur NTT

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com