Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batik Lasem Disiapkan Jadi Suvenir TWG G20

Kompas.com - 20/09/2022, 13:07 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Batik tulis Lasem disiapkan sebagai suvenir bagi penamping para peserta Tourism Working Group (TWG) G20.

Batik Lasem yang berasal dari Rembang, Jawa Tengah ini menggunakan bahan-bahan alami dalam proses pembuatannya.

Baca juga: Kain Tenun Gringsing Bali Bakal Jadi Suvenir KTT G20

Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, hal itu sejalan dengan salah satu pilar G20, yakni keberlanjutan dan transformasi menuju ekonomi hijau.

"Salah satu pilar G20 ini adalah keberlanjutan dan transformasi menuju ekonomi hijau. Scarf-nya (batik lasem) buat para istri menteri pariwisata dari berbagai negara yang hadir," kata Sandiaga dalam Weekly Press Briefing secara hybrid, Semin (19/09/2022).

Sebanyak 50 scarf disiapkan untuk dibagikan kepada para pendamping peserta TWG G20. Scarf batik yang memadukan motif Jawa dan Tionghoa tersebut merupakan hasil kolaborasi Asia Pacific Rayon (APR) dengan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Langkah ini juga sesuai dengan tema yang diusung TWG dalam hal penguatan komunitas dan UMKM.

Baca juga: Endek Bali Jadi Suvenir untuk Delegasi GPDRR 2022

Menurut Direktur Industri Kreatif, Fesyen, Desain, dan Kuliner Kemenparekraf, Yuke Sri Rahayu, pemilihan batik tulis Lasem sebagai suvenir juga cocok dengan emang fesyen berkelanjutan yang belakangan semakin banyak digaungkan.

"Sangat menarik untuk digunakan, dipromosikan oleh para istri menteri. Mudah-mudahan bisa mendunia," ucapnya.

Seperti batik dari daerah-daerah lain, motif-motif batik Lasem selalu mengangkat apa yang ada di sekitar. Seperti motif sekar jagad yang menggambarkan Bhineka Tunggal Ika atau keberagaman. Ada pula motif bunga peony yang melambangkan kebahagiaan.

Baca juga: Mengenal Noken, Tas Tradisional Papua Warisan Budaya UNESCO yang Jadi Suvenir PON XX

Menurut Ketua Program Desain Mode Universitas Maranata Bandung sekaligus Ketua Tim Riset Batik Lasem, Yosepin Sri Ningsih, pemilihan motif bunga peony merepresentasikan harapan bahwa pada gelaran G20 akan terjadi kolaborasi yang membawa kebahagiaan demi terciptanya dunia yang lebih baik.

Batik Lasem dipilih karena sejak lama batik tersebut sudah ditinggalkan. Salah satu alasan utamanya adalah sulitnya akses menuju Lasem.

Baca juga: 7 Oleh-oleh Khas Cirebon Selain Batik Megamendung

Padahal, batik Lasem adalah salah satu batik pertama di Indonesia.

"(Oleh karena itu) mungkin bisa jadi perhatian juga agar tempat ini bisa lebih diakses sehingga para pebatik (Lasem) ini bisa tetap bertahan dan lestari," ucap Yosepin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com