KOMPAS.com - Trekking bisa dibilang aktivitas wisata paling populer di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Sumatera Utara.
Kegiatan alam ini bisa dilakukan di banyak destinasi ekowisata TNGL Sumatera Utara, seperti Tangkahan, Bukit Lawang, Kedah, dan Batu Katak.
Kompas.com berkesempatan mencoba trekking di salah satu destinasi ekowisata tersebut, tepatnya di Batu Katak.
Baca juga: Kolam Abadi Langkat, Wisata Air Jernih Seperti Kaca
Batu Katak sendiri resmi dijadikan desa wisata pada 2022. Trekking merupakan satu di antara banyak atraksi wisata yang ditawarkan desa ini.
Daerah trekking di Batu Katak adalah Gunung Kapur. Peserta trekking bisa menjelajah Gunung Kapur dengan durasi tertentu, sesuai dengan paket wisata yang dipilih.
Bila beruntung, peserta trekking dapat bertemu satwa liar, seperti siamang, saat menyusuri gunung ini.
Flora berupa Amorphophallus titanum atau bunga bangkai menjadi daya tarik lain yang dapat ditemukan bila trekking di Gunung Kapur.
Setidaknya, ada sekitar 10.000 tanaman bunga bangkai yang tersebar di Gunung Kapur. Hanya saja, bunga ini hanya mekar pada waktu tertentu.
Baca juga:
Saat trekking dalam rangka Familiarization Trip Ekowisata oleh DESMA Center yang merupakan proyek pembangunan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia pada Jumat (23/9/2022) lalu, sayangnya Kompas.com tidak menemukan bunga bangkai mekar.
Satu Amorphophallus titanum yang Kompas.com temui masih berusia lima tahun. Batang tanamannya berwarna hijau, ukurannya cukup tinggi. Membutuhkan waktu dua tahun lagi untuk melihat bunganya mekar.
Namun demikian, hal itu tidak mengurangi keindahan Gunung Kapur. Sebab ada hal menarik lainnya yang ditemukan, salah satunya adalah jalurtrekking yang menarik.
Perjalanan wisata alam ini dimulai dengan jalur mendatar. Saat itu, kondisi jalanan kering, sehingga terasa aman saat melangkah. Jalur trekking perlahan berubah dengan tangga dan tanah basah yang menanjak.
Tidak terlalu tinggi memang, tetapi butuh berhati-hati ketika melangkahkan kaki agar tidak terpleset. Itu sebabnya, penggunaan sepatu gunung saat trekking sangat direkomendasikan.
Perjalanan berlanjut melewati jalan bebatuan yang licin dan kembali membutuhkan kehati-hatian ekstra saat melewatinya.
Baca juga:
Selain memanfaatkan sepatu gunung, berpegang pada akar atau batang pohon serta meminta bantuan pemandu wisata juga bisa membantu mencegah kecelakan saat trekking.