Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas Bahaya! Hindari 3 Hal Ini Saat Trekking

Kompas.com - 27/09/2022, 11:11 WIB
Krisda Tiofani,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Trekking adalah salah satu aktivitas menarik yang bisa dilakukan untuk mengisi hari libur.

Adapun Trekking sendiri merupakan aktivitas menyusuri alam yang biasa dilakukan di rute tertentu dengan durasi berbeda.

Oleh karena itu, kegiatan ini tidak bisa dilakukan sembarangan. Ada beberapa hal yang harus dipatuhi dan dihindari.

Baca juga: 3 Cara Packing Sebelum Trekking, Pemula Wajib Tahu

Pemandu trekking di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Sumatera Utara, Muhammad Abdillah Desviardo Pinem atau Ardo menuturkan, setidaknya ada tiga hal yang harus dihindari selama trekking di mana pun rutenya, khususnya untuk pemula.

Jangan lakukan 3 hal ini saat trekking

Berikut ini adalah daftar 3 hal yang jangan sampai dilakukan saat melakukan aktivitas trekking:

1. Tidak memberi tahu saat sakit

Kondisi badan saat trekking harus fit. Bila memiliki penyakit tertentu, bisa diberitahukan kepada pemandu.

Ilustrasi demamWavebreakmedia Ltd Ilustrasi demam

Tidak memberi tahu kondisi tubuh yang lemah atau sakit bisa menyebabkan hal tidak diinginkan selama trekking.

Baca juga:

"Kalau ada sakit asma, diharapkan bilang kepada pemandu biar bisa pilih opsi mana yang paling bagus, easy, medium, dan hard," ujar Ardo.

Adapun wisatawan tetap harus ikhlas apabila gagal trekking karena alasan kesehatan daripada celaka.

2. Terlalu jauh dari pemandu

Menurut Ardo, peserta trekking sebaiknya tetap berada di rute yang sesuai dan tidak berada jauh dari pemandu.

Terlebih bila baru pertama kali menyusuri hutan atau tempat trekking yang dilalui, jangan sesekali memisahkan diri dari rombongan atau pemandu.

Rute trekking di Bukit Lawang, Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera Utara. Kompas.com/Krisda Tiofani Rute trekking di Bukit Lawang, Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera Utara.

"Karena yang lebih paham medan di sini kan pemandu sebagai orang lokal," katanya saat ditemui Kompas.com usai trekking di TNGL.

Baca juga: Jangan Lakukan 2 Hal Ini bila Bertemu Satwa Liar Saat Trekking

Acara itu dilakukan dalam dalam rangka Familiarization Trip Ekowisata oleh DESMA Center, proyek pembangunan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia pada Sabtu (23/9/2022).

3. Asal berpegang pada akar atau pohon

Jalur trekking biasanya beragam, mulai dari mendatar, menanjak, dan menurun, disertai kondisi jalanan yang kering dan licin.

Jalur trekking di Gunung Kapur, Batu Katak, Langkat, Sumatera Utara. Kompas.com/Krisda Tiofani Jalur trekking di Gunung Kapur, Batu Katak, Langkat, Sumatera Utara.

Sulitnya menempuh beberapa jalur, menurut Ardo, membuat peserta trekking kerap berpegang asal pada akar atau batang pohon. Padahal, bisa membahayakan keselamatan.

Baca juga: 8 Tempat Trekking di Sentul Bogor, Bisa Buat Anak dan Keluarga

"Itu sangat berbahaya karena kita tidak tahu kekuatannya juga. Kadang ada yang swing, jatuh, terkilir, patah kaki atau gimana kan," jelasnya. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com