Menurut Bayu, membatik bukan hanya sekedar proses pembuatan di suatu kain, tetapi sebagai perjalanan hidup.
Sejak didirikan pada 2008, ia telah mempelajari seluk-beluk dunia perbatikan dan melihat pertumbuhan batik yang positif.
"Kami dari 2008, mulai berkecimpung di dunia batik. Kebetulan momennya 2009 UNESCO mengesahkan batik sebagai warisan budaya non-benda Indonesia. Dari situ, batik mulai bergejolak," tutur dia.
Baca juga: Hari Batik Nasional, Ini 7 Kampung Tempat Belanja dan Belajar Batik
Oleh karena itu, Bayu bertekad untuk terus menyebarluaskan batik sampai ke seluruh dunia. Ia dan warga sekitar pun tak lupa aktif mempromosikan motif batik khas Kulon Progo yang berbentuk seperti angka delapan atau disebut dengan motif Geblek Renteng.
Hingga kini, selain menerima order batik sesuai pesanan dalam jumlah kecil maupun besar, Batik Sembung juga menerima permintaan workshop, wisata batik, atau study tour.
Tak hanya itu, kata Bayu, Batik Sembung juga memiliki media sosial yang cukup aktif, untuk memberikan informasi terkait proses membatik.
Hal tersebut ia lakukan untuk membantu masyarakat yang ingin belajar membatik, namun belum berkesempatan untuk datang secara langsung.
Baca juga: Batik Lasem Disiapkan Jadi Suvenir TWG G20
Apalagi, menurutnya, untuk bisa membatik, seseorang sebaiknya harus menyukai atau tertarik terlebih dahulu.
"Jadi kami beri kemudahan untuk teman-teman yang baru mau mempelajari. Kalau udah tau step-nya seperti itu, mau ke arah batik kontemporer, abstrak, atau lainnya, enggak masalah. Yang penting suka dulu, tertarik dulu, baru praktik," pesan dia.
Lihat postingan ini di Instagram
Lebih lanjut, ia berharap ke depannya agar busana batik bisa lebih sering digunakan, tidak hanya saat acara-acara formal. Bayu berpesan agar masyarakat tidak mengerdilkan batik, sebab budaya ini merupakan warisan berharga yang diakui UNESCO.
"Jangan mengkerdilkan batik. Dengan pemerintah pun sangat antusias, apalagi kita anak muda, kok enggak mau berkecimpung di batik, sangat-sangat rugi lah menurut saya," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.