BANGKA, KOMPAS.com - Tradisi taber laut atau doa bersama di pinggir pantai kembali akan digelar di Pulau Bangka, Kepulauan Bangka Belitung.
Ritual budaya yang melibatkan para tokoh adat itu juga bertujuan memperkenalkan tempat-tempat wisata dan potensi alam yang harus dilestarikan.
"Taber laut ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Namun mulai terlupakan karena pengaruh budaya lain dan beberapa waktu lalu pandemi yang tidak memungkinkan untuk keramaian," kata Ketua Panitia Taber Laut Sihan Painter di kompleks kantor gubernur, Minggu (2/10/2022).
Baca juga: 6 Aktivitas di Pantai Tikus Emas Bangka, Paint Ball hingga Berkuda
Sihan memastikan, taber laut akan diisi dengan kegiatan zikir bersama melibatkan tokoh adat dan para ulama.
Kegiatan itu sebagai ungkapan syukur atas limpahan kekayaan alam yang telah dinikmati selama ini.
"Mungkin kita sudah banyak melakukan kesalahan, tidak peduli atau kurang bersyukur pada alam, jadi kita ruqyah kembali, bersihkan kembali niat kita," ujar Sihan.
Meskipun nanti ada ritual leluhur, kata Sihan, tidak ada unsur syirik atau penyembahan terhadap selain Tuhan yang Maha Esa.
Baca juga: Wisata Pulau Ketawai di Bangka Tengah, Bisa Snorkeling sampai Outbound
"Kita bukan menyembah laut atau menyembah batu. Jangan salah kaprah. Ini doa dan ungkapan syukur pada Tuhan yang Maha Esa," ujar Sihan.
Menurut rencana ritual taber laut dilaksanakan di Tanjung Berikat, Bangka Tengah pada Desember 2022.
Sebelumnya ada kegiatan festival budaya berupa seni lukis, pertunjukan musik dan pembacaan puisi.
Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Ridwan Djamaluddin mendukung kegiatan taber laut dan festival budaya.
Baca juga: 9 Tempat Wisata di Bangka Tengah, Main ke Pantai dan Hutan Mangrove
"Karena nanti bekerja sama juga dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan tentunya daerah mendukung sesuai kapasitasnya masing-masing," ujar Ridwan.
Lihat postingan ini di Instagram
Selama ini kegiatan ritual budaya, kata Ridwan, sudah dilaksanakan juga di beberapa daerah namun masih bersifat lokal.
"Dengan partisipasi semua pihak, disinggung tadi untuk indeks pembangunan kebudayaan juga," pungkas Ridwan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.