BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Potato Head Seminyak

Sensasi Menginap di Hotel dengan Konsep Berkelanjutan Potato Head Suites

Kompas.com - 10/10/2022, 14:25 WIB
Yogarta Awawa Prabaning Arka,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pantai Seminyak menjadi salah satu lokasi favorit wisatawan di Bali untuk menunggu sunset selain Pantai Canggu, Uluwatu, serta Kuta.

Selama menunggu senja, wisatawan dapat melakukan berbagai aktivitas, seperti berenang, berjemur, joging, atau duduk menikmati kudapan di restoran mewah di tepi Pantai Seminyak.

Saat berlibur di Pantai Seminyak, wisatawan umumnya memilih akomodasi yang dekat dengan pantai. Dengan begitu, wisatawan hanya membutuhkan beberapa langkah untuk pergi ke Pantai Seminyak.

Kawasan Seminyak memiliki beragam hotel dengan konsep yang berbeda-beda, mulai dari hotel yang memadukan unsur modernitas dan alam hingga sustainability. Wisatawan bisa memilih hotel sesuai preferensi.

Salah satu akomodasi di Seminyak yang menarik perhatian adalah Potato Head Suites. Hotel bintang lima yang merupakan bagian dari Kawasan Desa Potato Head ini dibangun menggunakan konsep sustainability.

Baca juga: Potato Head Studios, Resor Pertama di Bali yang Terbuka untuk Publik

Pihak hotel menggunakan material zero waste kit untuk mengajak tamu hotel menganut gaya hidup berkelanjutan. Peralatan tersebut antara lain adalah botol air, tas jinjing, sendok garpu, sedotan bambu, kantong kapas organik, pot salep, serta kotak makan siang.

Uniknya, pihak hotel juga menggunakan material ramah lingkungan pada pengusir serangga, pembersih tangan, tabir surya alami, sabun dan sampo alami, minyak esensial, serta wewangian alami.

Potato Head Suites berjarak selangkah dari Pantai Petitenget di Seminyak. Hotel dengan jumlah total 168 kamar ini didesain oleh arsitek kenamaan Indonesia, Andra Matin.

DOK. Desa Potato Head.DOK. Desa Potato Head. DOK. Desa Potato Head.

Sebagai arsitek, ketenaran Andra sudah malang melintang di dalam dan luar negeri. Melalui karyanya tersebut, Andra Matin menyisipkan sentuhan gaya kontemporer di setiap sisi bangunan sebagai salah satu konsep dari Potato Head Suites yang selalu memadukan estetika modern dengan warisan budaya yang ada.

Sejak langkah pertama, pengunjung yang memasuki Potato Head Suites dapat melihat berbagai karya pengrajin lokal Bali.

Keunikan Potato Head Suites juga terlihat dari sajian kuliner yang disuguhkan kepada tamu hotel.

Ragam pilihan kamar

Potato Head Suites memiliki lima pilihan kamar yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengunjung, yakni Katamama Suite, Rooftop Suite, Family Suite, Pool Suite, serta Island Suite.

Katamama Suite menawarkan ruangan eksklusif seluas 320 meter persegi (m2) dengan dua kamar tidur berukuran king size, ruang tamu terbuka, serta ruang makan. Ruangan yang dapat dihuni hingga empat orang ini juga memiliki taman atap pribadi yang menghadap ke laut serta dilengkapi dengan jacuzzi dan area lounge.

 

Salah satu kamar Rooftop di Potato Head Suite. DOK. Desa Potato Head. Salah satu kamar Rooftop di Potato Head Suite.

Selanjutnya, Rooftop Suites yang memiliki luas ruangan 268 m2. Ruangan untuk dua orang ini memiliki tempat tidur berukuran king size, ruang tamu dan ruang makan terbuka dengan jendela setinggi langit-langit, serta taman atap pribadi yang menghadap ke Samudra Hindia.

Rooftop Suites juga memiliki bak mandi (bathtub), pancuran, serta jacuzzi. Penghuni kamar ini memiliki akses untuk mengunjungi kolam renang dan klub di pantai, daybed, gym, serta spa.

Lalu, Family Suite yang memiliki luas ruangan 140 m2. Ruangan yang dapat dihuni untuk empat orang dewasa ini memiliki kamar tidur utama dengan kasur berukuran king size, kamar tidur kedua berjenis twin beds, serta ruang tamu yang luas.

Penghuni ruangan itu memiliki akses untuk mengunjungi kolam renang dan klub di pantai, daybed, gym, serta spa.

Baca juga: 9 Tempat Wisata di Kuta Selatan Bali, Bisa Jalan di Bawah Laut

Selanjutnya, Pool Suite yang diperuntukkan untuk dua orang dewasa. Ruangan seluas 140 m2 ini memiliki kamar tidur berukuran king size, bathtub, ruang tamu luas, serta kolam renang pribadi. Penghuni ruangan ini juga memiliki akses untuk mengunjungi kolam renang dan klub di pantai, daybed, gym, serta spa.

Adapun ruangan terakhir adalah Island Suite yang dapat menampung dua orang dewasa. Ruangan seluas 82 m2 ini memiliki pemandangan kolam renang, tempat tidur king size, lemari pakaian walk-in, serta ruang tamu dengan meja kerja yang dipesan lebih dahulu. Penghuni ruangan ini juga memiliki akses untuk mengunjungi kolam renang dan klub di pantai, daybed, gym, serta spa.

Selain fasilitas khusus tiap ruangan, seluruh tamu hotel juga dapat menikmati berbagai fasilitas yang tersedia di dalam ruangan, yakni bar dan kumpulan buku klasik dalam kamar, jubah katun, aromaterapi, sabun alami, refillable essentials, zero-waste kit, anjat beach set, tarun textiles, jengki furniture, serta ata basketry.

 

Pengunjung dapat bersantai di pinggir pantai dari beach club. DOK. Desa Potato Head. Pengunjung dapat bersantai di pinggir pantai dari beach club.

Selain itu, penghuni Desa Potato Head juga memiliki akses secara langsung ke seluruh fasilitas ekstensif yang tersedia. Sebut saja, bersantai di pinggir pantai dari beach club, menikmati hidangan berbahan dasar organik yang berasal dari petani lokal, dan menghabiskan waktu untuk membaca buku.

Penghuni juga dapat bekerja dari co-working space Studio Eksotika yang nyaman, serta menonton pertunjukkan musik setiap minggu dengan pemandangan matahari tenggelam dari atas rooftop di Sunset Park. Fasilitas ini terletak di sebelah bangunan Potato Head Suite, yaitu Potato Head Studio.

Para tamu yang menginap di Desa Potato Head juga diundang untuk turut serta dalam berbagai aktivitas yang disediakan, seperti meditasi, yoga, dan sustainability workshop.

Komitmen pengelolaan hotel berkelanjutan

Founder Desa Potato Head Ronald Akili mengatakan, Desa Potato Head juga menawarkan berbagai fasilitas, aktivitas, serta pengalaman dalam menciptakan lingkungan yang berkelanjutan kepada pengunjung. Salah satunya dengan menyediakan fasilitas zero waste kit kepada setiap pengunjung.

Selain itu, Desa Potato Head juga menerapkan kebijakan mengurangi emisi rumah gas kaca, mengolah sampah dengan cara yang inovatif, serta menjalankan operasional yang minim limbah.

Hal tersebut merupakan bentuk komitmen Desa Potato Head untuk turut serta dalam United Nation-Climate Neutral Now sejak 2018.

Baca juga: 7 Tempat Makan Halal di Kuta Bali, Ada Ayam Betutu dan Nasi Tempong

“Saya berharap agar upaya tersebut dapat menjadi inspirasi bagi setiap orang untuk menciptakan dampak kehidupan yang lebih baik pada masa depan dan keberlangsungan hidup generasi masa depan, khususnya di industri pariwisata,” ujar Akili dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (10/10/2022).

Akili melanjutkan bahwa setelah 10 tahun berdiri sebagai tempat yang menggabungkan gaya hidup kreatif dan regeneratif dengan misi menuju zero waste, Potato Head ingin membagikan serangkaian cerita perjalanannya melalui ekshibisi bertajuk “N*thing is Possible”.

 

Salah satu karya instalasi yang dipamerkan pada ekshibisi bertajuk N*thing is Possible di National Design Centre, Singapura.DOK. Desa Potato Head. Salah satu karya instalasi yang dipamerkan pada ekshibisi bertajuk N*thing is Possible di National Design Centre, Singapura.

Pameran tersebut diselenggarakan Desa Potato Head berkolaborasi dengan Office for Metropolitan Architecture (OMA).

“Ekshibisi tersebut hadir sebagai bentuk demonstrasi dari perjalanan yang telah dilalui, permasalahan dan solusi yang ditemukan, serta kekuatan dari sumber daya yang ada dalam perjalanan Potato Head dalam mencapai misinya,” tuturnya.

Sebagai informasi, N*thing is Possible diadakan di National Design Centre, Singapura, mulai 16 September hingga 25 Desember 2022.

Pameran tersebut terselenggara berkat campur tangan kurator ternama, seperti arsitek pertama Potato Head, Andra Matin, industrial designer Andreu Carulla, Bali-based environmental engineers Eco Mantra, seniman ternama asal Amerika Serikat, Futura, arsitek ternama asal Jepang, Kengo Kuma, serta furniture designer asal Inggris, Max Lamb.

Melalui “N*thing is Possible”, Potato Head ingin membuktikan bahwa sustainability lifestyle telah membawa keindahan dan memberikan banyak manfaat dalam kehidupan masyarakat.

“Melalui pameran tersebut, Potato Head mengajak semua pihak menerapkan gaya hidup zero waste untuk keberlangsungan kehidupan dan masa depan yang lebih baik,” tutur Akili.


Terkini Lainnya

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com