Dari 17 desain monumen, terpilih desain karya Ir Wayan Gomudha MT. Monumen kemudian diresmikan pada 12 Oktober 2004 oleh AA Ngurah Oka Ratmadi, yang saat itu menjabat Bupati Badung.
Setiap bagian dari monumen memiliki makna, di antaranya altar, prasasti, tiang bendera, kayonan, tugu, tri kona nemu gelang, dan kolam.
Baca juga: Cerita Keluarga Korban Bom Bali, Tak Bisa Lupakan Tapi Sudah Memaafkan
Altar, misalnya, adalah tempat sesaji untuk memberi penghormatan, sementara kayonan berarti kehendak yang seharusnya dikenalikan. Sedangkan tri kona nemu gelang atau tembok berbentuk setengah lingkaran dalam bentuk tiga posisi merupakan simbol kehidupan.
Adapun kolam yang berada di tengah monumen memiliki sembilan air mancur sebagai simbol kumbanda atau roh.
Dari semua unsur yang dimasukkan, harapannya monumen itu mampu memancarkan kedamaian dan perdamaian ke segala arah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.