Murjiyanti mengakui bahwa kendala saat ini ada di bahan baku karena didatangkan dari luar Kiringan, seperti membeli dari Pasar Imogiri dan Pasar Beringharjo.
"Di sini lahan sawah hanya ditanami padi, kalau ditanami tanaman jamu belum bisa karena tanahnya kan becek," katanya.
Baca juga: Libur Maulid Nabi, Dongkrak Kunjungan Wisata ke Bantul
Sementara itu, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, mengatakan, pihaknya akan terus mengembangkan sentra Jamu Kiringan mulai dari hulu sampai hilir.
"Hilirnya sudah ada, hilirnya berupa sentra-sentra industri rumahan yang ada di Kiringan. Jadi memang hulunya belum, karena kita perlu kapulaga, cengkeh, kunyit, jahe, kencur hingga temulawak, dan sebagian besar masih didatangkan dari luar," jelas Abdul.
Baca juga: Bantul Kembangkan Wisata Sejarah Kerajaan Mataram
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Kalurahan Canden terkait pemanfaatan tanah kas desa untuk lahan tanaman jamu.
Pemerintah Kalurahan juga sudah menyanggupi dengan lahan seluas 4-7 hektar untuk ditanami tanaman pendukung jamu.
Baca juga: Tarif Masuk Kebun Buah Mangunan di Bantul Naik Rp 2.000
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Kwintarto Heru Prabowo, mengatakan, selain pembuatan jamu, kawasan ini bisa ditingkatkan menjadi agrowisata, yang kedepannya dapat memberikan banyak dampak positif untuk warga Kiringan.
"Saya sudah sarankan ketika ada lahan yang ditanami tanaman jamu didesain sebagai agrowisata. Sehingga menjadi salah satu destinasi wisata baru, sekaligus mendukung bahan jamu di Kiringan," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.