Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/10/2022, 08:03 WIB

KOMPAS.com - Jika berwisata ke Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara, maka menyantap ombus-ombus jadi salah satu aktivitas yang wajib dilakukan.

Kue tradisional khas batak ini terbuat dari tepung beras, kelapa parut, dan gula merah atau gula putih. Kelapa parut yang dicampur dengan gula merah atau gula putih akan menjadi isian kue, yang kemudian dibungkus menggunakan daun pisang dan dikukus. 

Baca juga:

Salah satu pedagang ombus-ombus adalah Senteria Br Siahaan, atau akrab disapa Opung (panggilan untuk nenek dalam bahasa Batak) Senteria. Ia meneruskan usaha orangtuanya yang sudah berjualan penganan ini sejak tahun 1955. 

"Sekitar tahun 1992, saya kembali dari Jakarta ke Silangit, dan saya kepikiran untuk membuka usaha. Awalnya saya coba jualan kelontong, tapi kok kurang cocok rasanya, akhirnya saya putuskan untuk berdagang ombus-ombus," terangnya, dikutip dari keterangan resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Sabtu (15/10/2022).

Kue ombus-ombus khas Batak buatan Opung Senteria di Tapanuli Utara, Sumatra Utara.Dok. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kue ombus-ombus khas Batak buatan Opung Senteria di Tapanuli Utara, Sumatra Utara.

Sebelumnya, pemilik toko Ombus-ombus No. 2 ini sempat menjajakan camilan tersebut di Kota Siborong-borong, kemudian pindah ke Simpang Muara di kawasan Silangit sekitar tahun 2015.

Lokasinya saat ini berjarak 1,8 kilometer dari Bandara Silangit, sehingga dinilai cukup strategis.

Banyak wisatawan dan warga setempat yang membeli kue ini untuk dibawa sebagai oleh-oleh atau disantap bersama keluarga. Harga kue ini juga relatif murah, hanya Rp 3.000 per buah.

Baca juga:

"Kenapa namanya Ombus-ombus No. 2? Karena di Siborong-borong itu sudah banyak orang yang kasih nama ombus-ombus nomor 1. Jadi supaya beda saya kasihlah nama Ombus-ombus No. 2," terang Opung Senteria.

Bersama keluarganya, Opung Senteria membuat ombus-ombus di dapur yang ada di belakang tokonya sejak pagi hari. Prosesnya mulai dari menumbuk beras hingga jadi tepung, mengaduk adonan, sampai mengukus.

"Berasnya tidak boleh beras sembarangan. Harus beras yang berkualitas, kalau saya pakai beras yang Sri Ramos yang paling bagus," katanya.

Tetap bertahan di tengah terpaan pandemi Covid-19

Opung Senteria ketika menjajakan dagangannya di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara.Dok. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Opung Senteria ketika menjajakan dagangannya di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara.

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia selama sekitar dua tahun berdampak terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf), salah satunya usaha ombus-ombus milik Opung Senteria. 

Ia mengungkapkan, sebelum pandemi Covid-19, ia bisa menjual 400-800 ombus-ombus setiap harinya. Namun, angka tersebut menurun drastis akibat pandemi.

"Meskipun demikian, kami tetap mencoba bertahan dan menjaga kualitas produk. Puji Tuhan, rezeki yang kami peroleh tetap mencukupi di masa pandemi ini," tuturnya.

Baca juga:

Adapun Opung Senteria merupakan satu dari banyaknya perempuan Indonesia yang menggantungkan hidupnya di sektor parekraf.

Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, perempuan berperan penting dalam sektor parekraf Tanah Air.

Opung Senteria, pedagang kue khas batak ombus-ombus di Tapanuli Utara, Sumatra Utara.Dok. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Opung Senteria, pedagang kue khas batak ombus-ombus di Tapanuli Utara, Sumatra Utara.

Ia menerangkan bahwa di Indonesia, terdapat sekitar 55 persen perempuan yang menjadi pelaku parekraf, sehingga penguatan kapasitas perempuan merupakan hal utama untuk membangkitkan perekonomian dan membuka lapangan kerja.

"Kita harus utamakan empowerment dari gender. Jadi perempuan-perempuan hebat dan mandiri kita harus kita berikan kesempatan dan pemberdayaan," kata Sandiaga dalam pertemuan W20 atau The Women 20 pada Selasa (19/7/2022).

Baca juga:

Pihaknya juga akan menghimpun data-data keterlibatan perempuan dalam sektor parekraf, sehingga Kemenparekraf bisa menyusun kebijakan guna  memperkuat peran serta perempuan dalam pengembangan sektor tersebut.

"Kami juga sangat mendukung kaum perempuan untuk mengeluarkan potensi yang mereka miliki secara penuh dalam upaya membuka kebangkitan ekonomi dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat," ujar Menparekraf.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Daftar 25 Maskapai Penerbangan Terbaik di Dunia 2023

Daftar 25 Maskapai Penerbangan Terbaik di Dunia 2023

Travel Update
Nonton Indonesia Vs Argentina di GBK, Bisa Sambil Nongkrong di 4 Spot Ini

Nonton Indonesia Vs Argentina di GBK, Bisa Sambil Nongkrong di 4 Spot Ini

Jalan Jalan
Bakal Ada Diskon Harga Tiket Pesawat 40 Persen ke Indonesia Timur

Bakal Ada Diskon Harga Tiket Pesawat 40 Persen ke Indonesia Timur

Travel Update
Lampung Siap Gelar World Surf League Krui Pro 2023

Lampung Siap Gelar World Surf League Krui Pro 2023

Travel Update
Kunjungan Wisman Tahun Ini Capai 53 Persen Angka pada 2022

Kunjungan Wisman Tahun Ini Capai 53 Persen Angka pada 2022

Travel Update
Surakarta dan Depok, Wakil Indonesia di Jejaring Kota Kreatif UNESCO

Surakarta dan Depok, Wakil Indonesia di Jejaring Kota Kreatif UNESCO

Travel Update
10 Tips untuk Perempuan Pendaki Pemula, Mulai dari Medan yang Ringan

10 Tips untuk Perempuan Pendaki Pemula, Mulai dari Medan yang Ringan

Travel Tips
Arca Ganesha yang Hilang di Puncak Gunung Bromo Sudah Diganti Baru

Arca Ganesha yang Hilang di Puncak Gunung Bromo Sudah Diganti Baru

Travel Update
Harga Tiket Terbaru Pendakian Gunung Prau via Dieng Tahun 2023

Harga Tiket Terbaru Pendakian Gunung Prau via Dieng Tahun 2023

Travel Tips
Pengelolaan Candi Borobudur Akan Akomodasi Fungsi Religi dan Wisata

Pengelolaan Candi Borobudur Akan Akomodasi Fungsi Religi dan Wisata

Travel Update
Rute ke Pantai Sadeng dari Wonogiri, Jalannya Sudah Berbeda Jauh

Rute ke Pantai Sadeng dari Wonogiri, Jalannya Sudah Berbeda Jauh

Travel Tips
Jalan-jalan di Kota Solo, Kini Bisa Naik Becak Wisata

Jalan-jalan di Kota Solo, Kini Bisa Naik Becak Wisata

Hotel Story
Daftar 20 Destinasi Wisata Halal Terbaik di Dunia 2023, Ada Indonesia

Daftar 20 Destinasi Wisata Halal Terbaik di Dunia 2023, Ada Indonesia

Travel Update
Pantai Sadeng Gunungkidul yang Unik, Berada di Muara Bengawan Solo Purba

Pantai Sadeng Gunungkidul yang Unik, Berada di Muara Bengawan Solo Purba

Jalan Jalan
Sering Dianggap Lemah, Perempuan Ternyata Tak Kalah Jago dalam Pendakian

Sering Dianggap Lemah, Perempuan Ternyata Tak Kalah Jago dalam Pendakian

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+