KOMPAS.com - Jika berwisata ke Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara, maka menyantap ombus-ombus jadi salah satu aktivitas yang wajib dilakukan.
Kue tradisional khas batak ini terbuat dari tepung beras, kelapa parut, dan gula merah atau gula putih. Kelapa parut yang dicampur dengan gula merah atau gula putih akan menjadi isian kue, yang kemudian dibungkus menggunakan daun pisang dan dikukus.
Baca juga:
Salah satu pedagang ombus-ombus adalah Senteria Br Siahaan, atau akrab disapa Opung (panggilan untuk nenek dalam bahasa Batak) Senteria. Ia meneruskan usaha orangtuanya yang sudah berjualan penganan ini sejak tahun 1955.
"Sekitar tahun 1992, saya kembali dari Jakarta ke Silangit, dan saya kepikiran untuk membuka usaha. Awalnya saya coba jualan kelontong, tapi kok kurang cocok rasanya, akhirnya saya putuskan untuk berdagang ombus-ombus," terangnya, dikutip dari keterangan resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Sabtu (15/10/2022).
Sebelumnya, pemilik toko Ombus-ombus No. 2 ini sempat menjajakan camilan tersebut di Kota Siborong-borong, kemudian pindah ke Simpang Muara di kawasan Silangit sekitar tahun 2015.
Lokasinya saat ini berjarak 1,8 kilometer dari Bandara Silangit, sehingga dinilai cukup strategis.
Banyak wisatawan dan warga setempat yang membeli kue ini untuk dibawa sebagai oleh-oleh atau disantap bersama keluarga. Harga kue ini juga relatif murah, hanya Rp 3.000 per buah.
Baca juga:
"Kenapa namanya Ombus-ombus No. 2? Karena di Siborong-borong itu sudah banyak orang yang kasih nama ombus-ombus nomor 1. Jadi supaya beda saya kasihlah nama Ombus-ombus No. 2," terang Opung Senteria.
Bersama keluarganya, Opung Senteria membuat ombus-ombus di dapur yang ada di belakang tokonya sejak pagi hari. Prosesnya mulai dari menumbuk beras hingga jadi tepung, mengaduk adonan, sampai mengukus.
"Berasnya tidak boleh beras sembarangan. Harus beras yang berkualitas, kalau saya pakai beras yang Sri Ramos yang paling bagus," katanya.
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia selama sekitar dua tahun berdampak terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf), salah satunya usaha ombus-ombus milik Opung Senteria.
Ia mengungkapkan, sebelum pandemi Covid-19, ia bisa menjual 400-800 ombus-ombus setiap harinya. Namun, angka tersebut menurun drastis akibat pandemi.
"Meskipun demikian, kami tetap mencoba bertahan dan menjaga kualitas produk. Puji Tuhan, rezeki yang kami peroleh tetap mencukupi di masa pandemi ini," tuturnya.
Baca juga:
Adapun Opung Senteria merupakan satu dari banyaknya perempuan Indonesia yang menggantungkan hidupnya di sektor parekraf.
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, perempuan berperan penting dalam sektor parekraf Tanah Air.
Ia menerangkan bahwa di Indonesia, terdapat sekitar 55 persen perempuan yang menjadi pelaku parekraf, sehingga penguatan kapasitas perempuan merupakan hal utama untuk membangkitkan perekonomian dan membuka lapangan kerja.
"Kita harus utamakan empowerment dari gender. Jadi perempuan-perempuan hebat dan mandiri kita harus kita berikan kesempatan dan pemberdayaan," kata Sandiaga dalam pertemuan W20 atau The Women 20 pada Selasa (19/7/2022).
Baca juga:
Pihaknya juga akan menghimpun data-data keterlibatan perempuan dalam sektor parekraf, sehingga Kemenparekraf bisa menyusun kebijakan guna memperkuat peran serta perempuan dalam pengembangan sektor tersebut.
"Kami juga sangat mendukung kaum perempuan untuk mengeluarkan potensi yang mereka miliki secara penuh dalam upaya membuka kebangkitan ekonomi dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat," ujar Menparekraf.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.