KOMPAS.com - Jakarta Islamic Center atau Masjid Jami' Jakarta Center mengalami kebakaran, Rabu (19/10/2022) sore.
Berdasarkan rekaman video yang diterima Kompas.com dari petugas, tampak kepulan asap hitam membubung dari kubah masjid.
Baca juga: Kronologi Kebakaran Masjid Jakarta Islamic Centre, Berawal Pekerja Merenovasi Kubah
Berikut beberapa fakta tentang masjid agung ini, seperti dihimpun Kompas.com.
Dikutip dari Kompas.com (07/05/2021), puluhan tahun yang lalu, tempat tersebut merupakan lokalisasi Kramat Tunggak di Jakarta Utara yang disebut sebagai lokalisasi terbesar di Asia Tenggara pada era 1970-1999.
Sebelumnya, di sana berdiri Lokasi Rehabilitasi Sosial (Lokres) Kramat Tunggak yang diresmikan Gubernur DKI Jakarta kala itu, Ali Sadikin.
Baca juga: 5 Tempat Wisata Dekat Masjid Istiqlal
Lokres tersebut awalnya dibangun untuk membina pekerja seks di Jakarta yang kebanyakan berasal dari Pasar Senen, Kramat, dan Pejompongan.
Namun, Lokres Kramat Tunggak malah menjadi tempat berkumpul para pekerja seks dan jadi lahan basah mucikari untuk membujuk mereka kembali menjadi wanita penghibur.
Situasi tersebut membuat gerah masyarakat sekitar, hingga akhirnya Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso membentuk tim kajian pembongkaran, hingga akhirnya ditutup.
Dilansir Kompas edisi 17 Oktober 2005, Kramat Tunggak secara resmi ditutup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 31 Desember 1999.
Baca juga: Apa yang Terjadi jika Barang Jemaah Haji Tertinggal di Masjid Nabawi?
Setelah Kramat Tunggak ditutup, tempat tersebut tak langsung diputuskan menjadi Islamic Center.
Dikutip dari situs resminya, sempat muncul pula sejumlah gagasan, seperti membangun pusag perdagangan (mal), perkantoran, dan lainnya, di lahan tersebut.
Namun, Sutiyoso memiliki ide membangun Islamic Center. Salah satunya untuk menyatukan kelompok-kelompok yang berbeda.
Ia pun sempat menggagas forum untuk mengetahui seberapa besar dukungan masyarakat terhadap ide membuat Islamic Center.
Baca juga: Jelajah Masjid Unik di Jakarta, Ada yang Mirip Taj Mahal
Pada 24 Mei 2001, dukungan semakin menguat. Setelah konsultasi terus-menerus dengan masyarakat, ulama, hingga praktisi, seperti Prof Azzumardi Azra yang saat itu menjabat rektor Uin sYarif Hidayatullah, respons yang didapatkannya sangat positif.
Dikutip dari Kompas.com (07/05/2021), JIC pun diresmikan oleh Sutiyoso pada 4 Maret 2003.