Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ghan Woja, Tradisi orang Manggarai Timur untuk Memulai Masa Tanam

Kompas.com - 21/10/2022, 14:02 WIB
Markus Makur,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Hasil panen unik itu dipersembahkan di tengah kampung dengan percikan darah babi dan ayam. Dalam ritual Ghan Woja, bahan sesajiannya yakni ayam dan babi.

Tarian Keda Rawa

Saat ritual Ghan Woja, dilakukan tarian Keda Rawa di tengah kampung. Tepat pukul 00.00 Wita, tua adat yang hanya laki-laki turun dari rumah adat, dibalut dengan pakaian adat serta diiringi tabuh kendang dan gong, menari melingkar.

Tidak sembarang orang bisa melantunkan syair-syair kuno dalam tarian ini. Tarian ini sangat berbeda dengan tarian pada umumnya di Manggarai Timur. Cara menarinya juga sangat sulit bagi orang baru yang ikut menari.

Baca juga: 12 Desa Wisata Manggarai Timur NTT, Banyak Kekayaan Alam dan Budaya

Saat ini tarian Keda Rawa hanya ada di kampung Bungan di Desa Mbengan. Tidak ada di kampung-kampung lainnya.

Tarian ini melambangkan penghormatan kepada ibu bumi sebagai tempat berpijak, tempat tinggal dan juga menghormati para leluhur yang sudah mendirikan kampung tersebut.

Tarian juga melambangkan penghargaan kepada Sang Pencipta. Selain Keda Rawa pada malam hari, siang harinya dilaksanakan tarian Ronda.

Kampung Sakral Bungan

Ramang menambahkan, Kampung Bungan bisa disebut kampung sakral. Alasannya, konon saat mendirikan kampung itu ratusan tahun lalu, leluhur melalukan ritual dengan keliling tujuh kali agar terhindar dari gangguan manusia maupun makhluk halus.

Di bagian utara kampung, ada watu yang biasa disebut naga kampung. Sebelum dilangsungkan ritual-ritual adat seperti ghan woja, terlebih dahulu dilangsungkan ritual di sana, maupun yang selatan.

Terpisah Tua Adat Suku Saghe, Fransiskus Ndolu (73) dan Aleksius Jalang (77) menjelaskan, warga suku Saghe juga sering melaksanakan ritual adat Ghan Woja dan Peting Kadea (syukuran hasil panen selama setahun).

Baca juga: Indahnya Air Terjun Cuncang Lewe di Manggarai Timur, NTT dengan Ketinggian 100 meter

Biasanya benda-benda sesajennya, ayam dan babi. Semua warga suku berkumpul di rumah adat.

"Selama kami hidup bersama orangtua-orangtua dan tua-tua adat hingga saat ini, ritual adat Ghan Woja selalu dilaksanakan di rumah adat. Ada juga yang dilaksanakan di rumah-rumah pribadi," tutur keduanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com