Ada beberapa komposisi untuk membuat lilin malam. Mulai dari gondorukem, parafin, microwax, lilin lebah, minyak kelapa, hingga damar mata kucing.
"Lilinnya pun akan diolah menjadi beberapa jenis tergantung pengelolaan, karena untuk merengreng, menembok itu lilinnya agak berbeda komposisinya," kata Asri.
Baca juga:
Sementara itu, terdapat dua jenis pewarna kain batik, yakni sintetis dan bahan alami.
Beberapa bahan alami yang biasa digunakan sebagai pewarna batik di antaranya gambir, pinang, kayu tingi, kulit manggis, akar mengkudu, kayu secang, tarum atau indigofera, dan jolawe.
Agar menjadi pewarna berbentuk pasta, bahan-bahan ini harus melalui proses panjang.
Misalnya saja tanaman indigofera, yang harus difermentasi terlebih dulu, lalu dioksidasi dan ditambah beragam rangkaian lainnya untuk memperoleh warna biru.
"Untuk mendapatkan warna biru pekat ini, tidak bisa sekali saja, kain harus dicelup berulang kali supaya hasilnya sesuai dengan yang diinginkan," ujar Asri.
Baca juga: 3 Fakta Hari Batik Nasional 2 Oktober, Bermula Dari Pengakuan UNESCO
Menariknya lagi, untuk menghasilkan warna merah darah yang mendominasi batik lasem, misalnya, hanya bisa diperoleh menggunakan air dari kawasan lasem. Hal ini karena kandungan mineral pada air di setiap daerah berbeda-beda.
Bila kamu penasaran apakah batik yang kamu kenakan adalah kain batik atau bukan, bisa mengeceknya menggunakan aplikasi Batik Analyzer.
Kamu cukup mengambil gambar dari batik yang kamu kenakan. Selanjutnya foto tersebut akan dianalisis langsung oleh aplikasi tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.