Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 23/10/2022, 06:06 WIB

KOMPAS.com - Sekitar 20 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ditetapkan sebagai pemasok suvenir resmi perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, pada 15-16 November 2022 di Bali. 

Puluhan UMKM tersebut telah melalui proses kurasi dari total 1.024 UMKM, yang dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dan Smesco. Salah satu yang terpilih adalah EthneeQ dari PT Lima Menara Sejahtera.

Baca juga:

“Kami berterima kasih dan bersyukur karena terpilih sebagai official merchandise (suvenir resmi) G20," kata Co-Founder EthneeQ, Nadia Aqmarina, dikutip dari keterangan resmi yang Kompas.com terima, Sabtu (22/10/2022).

Salah satu produk EthneeQ, mini purse (dompet mini) Gorjita, menjadi suvenir resmi untuk KTT G20. 

Baca juga: Pertemuan Menteri Pariwisata Anggota G20 Sepakati 5 Poin Bali Guidelines

Dompet ini terbuat dari kain goni atau jute, lalu digabung dengan kain endek khas Bali. Produk ini lahir dari keresahan tim EthneeQ ketika melihat para penenun kain endek di Klungkung, Bali, yang terdampak pandemi Covid-19.

Ilustrasi salah satu produk Faber Instrument Indonesia, yakni radio model Wijaya Kusuma. Produk ini jadi salah satu suvenir resmi KTT G20.Dok. faberinstrumentindonesia.com Ilustrasi salah satu produk Faber Instrument Indonesia, yakni radio model Wijaya Kusuma. Produk ini jadi salah satu suvenir resmi KTT G20.

Selain EthneeQ, ada pula Faber Instrument Indonesia yang lolos kurasi. Pemasok suvenir resmi KTT G20 asal Jawa Barat ini menawarkan radio kayu dengan nuansa Indonesia.

“Saya menawarkan dengan 15 desain radio, hingga Smesco dikurasi kembali menjadi empat model yang memang sama dengan best seller (penjualan terbaik) kami,” kata Founder dan CEO Faber Instrument Indonesia, Helmi Suana Permanahadi.  

Baca juga:

Empat model tersebut adalah model Gede Pangrango, Wijaya Kusuma, Joglo, dan Cipanas. Nama-nama ini berawal dari keresahan Helmi soal kondisi ekonomi kreatif di Cianjur, kampung halamannya, yang menurun.

“Mereka itu lebih bangga dengan kota tetangga, Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Bandung. Padahal di situ (Cianjur) banyak. Makanya saya ada di sini untuk membangun ekosistem dan inovasi,” terangnya. 

Ia pun berharap bisa mempromosikan potensi wisata Cianjur melalui nama-nama produknya. 

Baca juga: Delegasi G20 Berkunjung ke Desa Wisata Penglipuran di Bali

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+