Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Mangrove Watubaing, Destinasi Baru di Sikka NTT

Kompas.com - 26/10/2022, 10:50 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

MAUMERE, KOMPAS.com - Berwisata ke hutan bakau atau mangrove bisa menjadi pilihan yang menarik saat berlibur ke Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Lokasinya ada di Desa Watubaing, Kecamatan Talibura, atau sekitar 42 kilometer dari Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka

Wisata yang satu ini tak sekedar menyuguhkan keindahan alam yang apik, tetapi juga banyak spot foto Instagramable.

Baca juga: 14 Pantai Indah di NTT, Ada yang Berpasir Putih dan Diapit 2 Gunung

Belum lagi saat menyusuri air payau yang membelah hutan bakau, pengunjung akan merasakan sensasi yang luar biasa.

Namun, destinasi ini belum rampung dikerjakan. Rencananya, Mangrove Watubaing dihuka pada bulan Desember 2022.

Destinasi wisata ini yang diberi nama Klakat. Namun, untuk sementara belum dibuka untuk wisatawan lantaran masih dalam proses pengerjaan.

"Targetnya Desember sudah dibuka untuk wisatawan. Sekarang proses pengerjaannya masih 70 persen. Tapi sekarang sudah banyak yang datang," ujar Wawan Duran inisiator wisata Klakat saat ditemui, Selasa (25/10/2022).

Baca juga: 15 Wisata Air Terjun di NTT, Masih Asri untuk Dijelajahi

Adapun Wawan tertarik mengelola hutan mangrove sejak kuliah di salah satu kampus di Surabaya. Terlebih, hutan bakau tumbuh subur di belakang rumahnya.

Setelah menyelesaikan pendidikan magister di kampus tersebut, Wawan mulai menyulap hutan itu sejak bulan Agustus 2022.

Di Sikka sendiri, menurutnya mangrove masih belum dimanfaatkan secara optimal.

"Mangrove adalah salah satu potensi yang luar biasa di Kabupaten Sikka tetapi belum dimanfaatkan optimal. Karena itu daripada dibiarkan kita coba manfaatkan," ujarnya.

Baca juga: 12 Desa Wisata Manggarai Timur NTT, Banyak Kekayaan Alam dan Budaya

Daya tarik mangrove Klakat

Selain itu ada juga lopo, atau rumah tradisional terbuat darj kayu dan beratap kerucut, yang bisa digunakan pengunjung untuk berfoto ria sembari menikmati udara sejuk.

Saat sore hari, kata Wawan, pengunjung juga akan disuguhkan dengan keindahan sunset atau matahari terbenam di Pantai Watubaing.

"Sunset-nya bagus, kalau sudah 100 persen pembangunannya pasti pengunjung akan dapat momennya. Untuk jembatan ini pembangunannya lagi 30 meter," katanya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Wawan menambahkan, langkah selanjutnya adalah menyiapkan tempat sampah agar pengunjung tidak membuangnya sembarangan.

Baca juga: Mengenal Desa Mbengan di NTT yang Ditetapkan sebagai Desa Wisata

"Kita menjaga alam ini agar tidak dirusak dan tetap terjaga sampai kapan pun," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com