Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Warisan Tiga Peradaban di Istanbul

Kompas.com - 27/10/2022, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SAYA tahu bahwa dahulu Istanbul bernama Konstantinopel serta sebelumnya bernama Byzantium. Namun saya tidak tahu bahwa sebelum bernama Bysantium, kota pelabuhan di sisi barat selat yang kini bernama Bosporus itu, semula disebut sebagai Byzantion.

Baru setelah beberapa kali mengunjungi Istanbul, saya tersadar bahwa pada tahun 657 sebelum Masehi, kaum Byzas dari kota Yunani kuno, Megara, membangun permukiman di sisi barat Selat Bosporus yang menghubungkan Laut Hitam dengan Laut Mediteran yang kemudian berkembang menjadi kota pelabuhan yang makmur dan tersohor dengan nama Byzantion.

Selama berabad-abad, Byzantion secara bergilir dikuasai kaum Persian, Spartan, Makedonian, dan Athenian sebelum dibumi-hanguskan Kaisar Romawi, Septimius Serverus, sekitar 196 Masehi untuk dibangun sebagai wilayah jajahan Romawi lengkap dengan Pemandian Zeuxippus, Hippodrome, dan dinding benteng yang mengelilingi Byzantion.

Baca juga: Sejarah Istanbul, Byzantium, dan Konstantinopel: Kota di Dua Benua

Pada tahun 324 setelah mengalahkan Licinius pada pertempuran Krisopolis di Bosporus, Konstantin memindah pusat kekuasaan Romawi dari Nikomedia ke Bysantium sebagai kota Nova Roma yang terdiri dari 14 distrik dan mendirikan dinding baru untuk pertahanan.

Kontantiun juga memperluas jaringan akuaduk sambil membangun konstruksi Binbirdirek Cistern serta boulevard berhias patung-patung para tokoh legendaris mulai dari Iskandar Agung, Julius Caesar, maupun dewa Apolo sebagai personifikasi Konstantin sendiri.

Pada tahun 330, Konstantin mengabadikan nama dirinya sendiri dengan mengubah nama Byzantium menjadi Konstantinopel sebagai Ibu Kota Romawi Timur dengan agama Nasrani bukan menggunakan bahasa Romawi tetapi Yunani sebagai bahasa utama.

Pada tahun 379, Theodosius I naik tahta kekaisaran Byzantium untuk dua tahun kemudian meresmikan Konsili Pertama Konstantinopel. Kemudian Kaisar Justinian (527-565) mendirikan Hagia Sophia di Konstantinopel serta memperluas wilayah kekuasaan Byzantium terbentang dari Palestina sampai ke Spanyol.

Hagia Sophia di Istanbul, Turki.ENCYCLOPAEDIA BRITANNICA Hagia Sophia di Istanbul, Turki.
Skisme Akbar 1054 memecah-belah gereja, terbelah menjadi divisi Roma dan divisi Ortodoks di mana Konstantinople menjadi pusat kepemimpinan Eastern Orthodox Church sebelum pada abad XV laskar Ottoman di bawah komando Mehmet II menaklukkan Konstantinopel untuk diganti nama menjadi Istanbul sampai masa kini.

Dengan latar belakang sejarah sedemikian dramatis, Istanbul masa kini dengan perbendaharaan warisan kebudayaan Masjid Biru, Hagia Sophia, akuaduk, Benteng Istanbul, Sarayburnu, Istana Topkapi, Sistern Basilika, Masjid Suleimaniye, Hippodrom, Bazar Akbar merupakan kota museum monumen perpaduan tiga peradaban yakni Islam, Nasrani, dan Romawi yang tidak ada dua di marcapada ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com