Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Targetkan Peningkatan Jumlah Kunjungan Kapal Pesiar di Sabang, BPKS Gelar FGD Bersama Stakeholders Pariwisata

Kompas.com - 28/10/2022, 15:48 WIB
Yogarta Awawa Prabaning Arka,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

Oleh karena itu, Reza ingin menjadikan diskusi FGD tersebut sebagai momentum untuk meningkatkan kunjungan cruise ke Sabang pascapandemi Covid-19.

“Kami ingin mendengar masukan dari pada stakeholder untuk meningkatkan kualitas atraksi dan pelayanan pariwisata, termasuk operator yang mengelola dan memfasilitasi cruise masuk ke Indonesia. Rekomendasi dari FGD ini akan dijadikan referensi pengembangan kawasan pariwisata di Sabang,” tutur Reza.

Tren pariwisata kapal pesiar

Dalam kesempatan itu, Koordinator Produk dan Promosi Wisata Alam Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Itok Parikesit berpendapat bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Sabang dan BPKS dapat bekerja sama dengan agen tur untuk membuat paket wisata atau atraksi baru yang berbeda dari sebelum pandemi Covid-19.

Pendapat itu ia kemukakan, mengingat, kunjungan terakhir wisatawan kapal pesiar ke Sabang adalah pada 2019.

“Dengan demikian, wisatawan yang berkunjung ke Sabang pascapandemi Covid-19 akan mendapatkan pengalaman baru dan berbeda dari sebelumnya,” ujar Itok.

Perwakilan agen pelayaran PT Bahari Eka Nusantara, Isti, turut menambahkan pandangannya mengenai dua jenis kapal pesiar yang sedang diminati oleh para wisatawan cruise, yakni kapal pesiar besar dan ekspedisi.

Kapal pesiar besar umumnya ditumpangi oleh wisatawan yang sudah berusia lanjut. Adapun tujuan wisata dari wisatawan kapal ini adalah mengunjungi tempat wisata yang masih otentik, seperti desa wisata yang kaya akan budaya, pemandangan laut yang masih alami, serta toko suvenir.

Baca juga: Kembangkan Kawasan Sabang, BPKS Lirik Peluang Investasi Jangka Panjang

Sementara itu, kapal ekspedisi ukurannya lebih kecil ketimbang cruise. Kapal ini umumnya ditumpangi oleh wisatawan dengan usia yang relatif muda. Mereka lebih menyukai spot wisata yang lebih menantang, seperti watersport atau exercise.

“Perusahaan kami melihat, saat ini, kapal ekspedisi lebih banyak berlayar ketimbang kapal pesiar berukuran besar. Oleh karena itu, (kami berharap) BPKS dapat menyediakan fasilitas yang lengkap untuk wisatawan, baik untuk kapal pesiar besar maupun ekspedisi,” tutur Isti.

Tantangan pengembangan wisata di Sabang

Acara FGD turut membahas peluang sekaligus tantangan pengembangan wisata di Sabang. Salah satunya adalah pengembangan akses udara.

Reza Pahlevi menambahkan bahwa setelah pandemi Covid-19, pihaknya akan mengaktifkan kembali rute Bandar Udara (Bandara) Internasional Maimun Saleh ke Bandara Internasional Kualanamu di Medan, Sumatera Utara. Selanjutnya, pihaknya akan meningkatkan kualitas wisata atraksi yang dimiliki.

Wali Kota Sabang Reza Pahlevi saat memberikan pemaparan. DOK. YOGARTA AWAWA/KOMPAS.COM. Wali Kota Sabang Reza Pahlevi saat memberikan pemaparan.

Reza menilai, Sabang memiliki potensi bahari yang besar sekaligus terletak di posisi strategis. Potensi wisata bawah laut di Sabang juga bernilai tinggi. Hal ini dapat menjadi brand image sekaligus produk yang dijual kepada wisatawan lokal serta mancanegara.

“Kami sedang menyusun konsep yang dibangun dari kekuatan, keunikan, diferensiasi, serta positioning yang dimiliki Sabang. Wisata bahari memang menjadi kekuatan kami,” ujar Reza.

Sementara itu, Erwanto menilai, salah satu tantangan yang jalan keluarnya sedang diupayakan BPKS adalah membuat wisatawan dapat bertahan lebih lama selama berada di kawasan ujung barat Indonesia itu.

Oleh karena itu, selain meningkatkan kualitas pariwisata, pihaknya juga akan meningkatkan fasilitas dan infrastruktur untuk meningkatkan kunjungan cruise ke Sabang.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com