Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nepal Larang Penggunaan TikTok di Sejumlah Destinasi, Ini Sebabnya

Kompas.com - 30/10/2022, 10:27 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aplikasi video pendek TikTok secara umum dianggap populer dan digemari di dunia.

Namun, berbeda dengan Nepal. Mereka yang menggunakan TikTok dilarang di sejumlah tempat wisata di negara tersebut, seperti dikutip dari EuroNews, Sabtu (29/10/2022).

Baca juga: 10 Destinasi Wisata Terpopuler di Dunia Versi TikTok 

Tempat-tempat wisata Nepal telah melarang TikTok dengan tujuan membubarkan 'kerumunan selfie' yang mengganggu kedamaian di tempat-tempat suci.

Meski video di aplikasi populer tersebut hanya berdurasi 15 detik, terlalu banyak pengunjung yang berpose dan menari di depan atraksi religi.

Oleh sebab itu, tanda 'No TikTok' juga dipasang di situs ziarah Buddha Lumbini, Kuil Ram Janaki di Janakpur, dan kuil Gadhimai di Bara dalam beberapa bulan terakhir.

Baca juga: HUT Ke-77 RI, TikTok Ajak 4 Kreator Promosi Wisata Indonesia Selama 77 Jam

Alasan di balik pelarangan TikTok

Aturan pelarangan bagi pengunjung membuat konten TikTok ini dilakukan bukan tanpa alasan.

Pengguna TikTok dikatakan secara umum mengganggu ketenangan pengunjung, terutama di tempat-tempat suci.

“Membuat TikTok dengan memutar musik keras akan mengganggu para peziarah dari seluruh dunia yang datang ke tempat kelahiran Buddha Gautama,” kata juru bicara Lumbini Development Trust yang mengelola kuil-kuil di Lumbini, Sanuraj Shakya.

Baca juga: 20 Destinasi Paling Populer di Media Sosial, Bali Peringkat Lima

Ia menjelaskan, pengunjung dilarang membuat konten TikTok di dalam situs, di sekitar taman suci, dan di tempat kuil utama.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Tempat wisata ikonik di Nepal diburu Tiktokers

Untuk diketahui, aplikasi TikTok memang sedang naik daun dan banyak generasi muda Nepal ikut dalam tren tersebut.

Menurut survei nasional tahun ini, jumlah responden dengan akses internet melaporkan pengguna TikTok meningkat dari 3 persen menjadi 55 persen hanya dalam waktu dua tahun.

Saat lockdown pandemi Covid-19 berakhir, banyak warga berbondong-bondong berburu tempat wisata ikonik di Nepal.

Tidak hanya situs religi dan sejarah yang menarik perhatian para TikTokers, alam Nepal yang indah seperti salah satunya ladang pertanian juga ikut diburu.

Baca juga: 5 Tempat Wisata Cantik yang Rusak akibat Fotonya Viral di Media Sosial

Banyak TikTokers yang membuat konten secara sembarangan, sehingga ladang pertanian milik warga di selatan Nepal pun ikut rusak karena dijadikan sebagai tempat ngonten.

“Lihat, mereka berjalan di sini, mereka menghancurkan segalanya, mereka menginjak pucuk padi saya,” kata petani Jayaram Thapa.

Ia mengatakan, meski sudah diminta berhenti menari karena dapat merusak ladang, mereka tetap tidak mengindahkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com