Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersih-bersih Pantai Banda Neira Kumpulkan 221 Kilogram Sampah

Kompas.com - 02/11/2022, 18:37 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

BANDA NEIRA, KOMPAS.com - Kepulauan Banda di Maluku terdiri dari gugusan pulau yang terpisah oleh lautan luas, serta kaya akan terumbu karang yang indah.

Dalam menjaga kekayaan alam melimpah tersebut, diperlukan pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan. Salah satunya dengan kegiatan bersih-bersih pantai (Beach Clean Up).

Baca juga: 3 Pulau di Banda Maluku yang Cocok untuk Island Hopping Seharian

Kegiatan bersih-bersih di Pantai Kasten, Banda Neira, jadi salah satu agenda yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Moluccas Coastal Care (MCC), dan masyarakat sekitar, pada Selasa (1/11/2022).

“Kami punya program Sikuda Laut (Siar Kebersihan untuk Darat dan Laut). Setiap minimal Sabtu-Minggu sekali, clean up di station kami, di luar itu juga kerja sama dengan teman-teman komunitas dan pemerintah,” ujar Direktur MCC, Teria Salhuteru, kepada Kompas.com, Selasa.

Kegiatan siang hari itu diikuti oleh kurang lebih 67 partisipan dari berbagai usia, yang didominasi anak-anak sekolah.

Teria menjelaskan, kegiatan Beach Clean Up juga menjadi upaya untuk memberikan dorongan kepada seluruh lapisan masyarakat, termasuk wisatawan, agar selalu menjaga kebersihan dan kelestarian kawasan obyek wisata di Banda Neira.

Baca juga: 7 Tempat Wisata Banda Neira, Benteng hingga Gunung Api

“Tujuan kegiatan ini juga yang paling penting adalah agar lingkungan bersih dan sampah enggak masuk ke laut, mencemari laut,” imbuhnya.

Pada sore hari, jumlah sampah yang didominasi plastik di Pantai Kasten terkumpul sebesar 221,38 kilogram usai kegiatan Beach Clean Up berakhir.

Bermacam-macam sumber sampah

Aksi bersih-bersih pantai atau Beach Clean Up yang digelar oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Mollucas Coastal Care (MCC) dan masyarakat sekitar di Pantai Kasten, Banda Neira, pada Selasa (1/11/2022)KOMPAS.com/Faqihah Muharroroh Itsnaini Aksi bersih-bersih pantai atau Beach Clean Up yang digelar oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Mollucas Coastal Care (MCC) dan masyarakat sekitar di Pantai Kasten, Banda Neira, pada Selasa (1/11/2022)

Sebagai informasi, Banda Neira menjadi salah satu tempat wisata yang cukup ramai dikunjungi oleh wisatawan Nusantara maupun mancanegara, terutama pencinta diving.

Banyaknya jumlah wisatawan kemungkinan dapat membawa dampak, salah satunya berupa pencemaran wilayah pesisir dan laut di lokasi tersebut.

Tak bisa dipungkiri, hal ini karena pencemaran sampah di daerah pantai nyatanya masih sering ditemukan. Apalagi, limbah plastik yang meningkat juga disebabkan oleh tingginya jumlah populasi penduduk dan aktivitas masyarakat.

Baca juga: 6 Fakta Banda Neira, Pulau Cantik Tempat Pengasingan Bung Hatta

Teria menjelaskan, sampah di lingkungan sekitar Banda Neira bisa berasal dari bermacam-macam sumber.

“Kalau sampah tidak bisa dipungkiri ini juga dari teman-teman masyarakat lokal dan juga kiriman dari pulau-pulau lain. Kami juga belum tau kalau ada kapal misalnya yang buang (sampah) ke laut,” tutur Teria.

Wisatawan dan masyarakat diimbau peduli kebersihan lingkungan

Aksi bersih-bersih pantai atau Beach Clean Up yang digelar oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Mollucas Coastal Care (MCC) dan masyarakat sekitar di Pantai Kasten, Banda Neira, pada Selasa (1/11/2022)KOMPAS.com/Faqihah Muharroroh Itsnaini Aksi bersih-bersih pantai atau Beach Clean Up yang digelar oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Mollucas Coastal Care (MCC) dan masyarakat sekitar di Pantai Kasten, Banda Neira, pada Selasa (1/11/2022)

Oleh sebab itu, Teria berharap agar penduduk lokal bisa lebih perhatian terhadap lingkungan, sekaligus bagi wisatawan untuk turut peduli.

“Saya pikir ini PR bersama, karena masyarakat belum teredukasi secara serius tentang masalah sampah, turis lokal maupun turis internasional juga baiknya punya kepedulian, karena mereka juga menikmati alam,” jelasnya.

Kepedulian para wisatawan, ia melanjutkan, bisa dengan selalu bertanggung jawab terhadap sampah yang dibawa.

Baca juga:

Contoh sederhana, kata Teria, wisatawan yang datang ke Banda untuk melakukan penyelaman bisa sedikit berkontribusi dengan mengangkat sampah dari dalam laut.

“Karena tidak selamanya semua warga lokal bisa menyelam untuk mengangkat sampah itu. Beberapa sampah yang diangkat dari Laut Banda, itu sudah berkontribusi juga untuk penyelesaian masalah sampah,” pesan Teria.

Ia juga berpesan, baik masyarakat maupun wisatawan bisa saling mengedukasi terkait perilaku untuk menjaga lingkungan.

Sekilas tentang MCC

Aksi bersih-bersih pantai atau Beach Clean Up yang digelar oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Mollucas Coastal Care (MCC) dan masyarakat sekitar di Pantai Kasten, Banda Neira, pada Selasa (1/11/2022).KOMPAS.com/Faqihah Muharroroh Itsnaini Aksi bersih-bersih pantai atau Beach Clean Up yang digelar oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Mollucas Coastal Care (MCC) dan masyarakat sekitar di Pantai Kasten, Banda Neira, pada Selasa (1/11/2022).

MCC sebagai non-governmental organization (NGO) merupakan organisasi berisi anak-anak muda Ambon, yang telah memiliki program pelestarian lingkungan selama kurang lebih dua tahun di empat kawasan di Banda.

Keempatnya yaitu pulau di Gunung Api, Pulau Lontor, Pulau Rhun, dan Banda Neira.

Selain aksi bersih-bersih pantai dan memisahkan jenis sampah, MCC juga memiliki rumah edukasi.

“Kami punya rumah edukasi, untuk anak usia empat tahun sampai dengan SMA, tujuannya agar bagaimana mereka bisa peduli lingkungan,” terang Teria.

Baca juga: 80 Persen Sampah di Laut adalah Sampah dari Daratan

Ia menilai, Banda Neira sebagai tempat pariwisata yang sering dikunjungi wisatawan di seluruh dunia, harus dijaga dengan baik dan berkelanjutan.

Oleh karena itu, aksi berupa pemberian edukasi dan bersih-bersih pantai ini menjadi salah satu upaya yang diharapkan bisa mendorong kesadaran terhadap pariwisata berkelanjutan di Banda. Di samping tentunya regulasi yang mengikat dari pemerintah.

“Kalau anak-anak tidak teredukasi, SDM tidak teredukasi untuk menjaga lingkungan dan mereka tidak peduli, maka ke depannya generasi mereka akan sangat disayangkan melihat sampah yang begitu banyak di laut Banda,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com