KOMPAS.com - Bicara soal Kota Bandung, hampir semua orang rasanya mengetahui bangunan bersejarah landmark Kota Kembang, yakni Gedung Sate.
Tak hanya itu, banyak pula yang bertanya-tanya, kenapa dinamakan Gedung Sate? Berikut sejarah singkatnya.
Baca juga: Sejarah Gedung Sate yang Kini Berusia 100 Tahun
Pemberian nama Gedung Sate sangat erat dengan arsitektur bangunannya.
Seperti dikutip dari portal resmi Pemerintah Kota Bandung, gedung yang sejak 1980 menjadi kantor Gubernur Jawa Barat itu memiliki arsitektur hybrid yang memadukan beberapa gaya arsitektur di beberapa sudutnya.
Gedungnya, misalnya, menggunakan model Rennaisance Italia, sementara jendela-jendelanya mengadopsi konsep Moor Spanyol, dan atapnya mengusung konsep Asia, seperti pura di Bali.
Baca juga: 10 Tempat Wisata Bandung Dekat Gedung Sate, Mampir ke Braga
Arsitektur bangunannya juga dipengaruji ornamen Hindu dan Islam, dengan pola simetris pada bangunannya, serta elemen lengkung berulang yang menciptakan ritme menakjubkan.
Pada bagian puncak atap gedung terdapat ornamen enam tusuk sate yang disebut melambangkan 6 juta Gulden -mata uang Belanda dulu. Anggaran yang digunakan untuk membangun gedung tersebut.
Enam tusuk sate itulah yang menjadikan masyarakat menyebut gedung tersebut sebagai Gedung Sate.
Baca juga: 5 Tempat Makan Legendaris di Sekitar Gedung Sate Bandung