Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produk Halal Khas Indonesia Hadir di KTT G20 di Bali

Kompas.com - 04/11/2022, 21:09 WIB
Ni Nyoman Wira Widyanti

Penulis

KOMPAS.com - Produk ekonomi kreatif (ekraf) halal khas Indonesia akan diperkenalkan di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, pada 15-16 November 2022, sebagai upaya memikat pasar Timur Tengah.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, menyampaikan bahwa pihaknya ingin memperlihatkan bahwa Indonesia memiliki produk-produk halal layak ekspor.

Baca juga:

“Kami kebetulan ada beberapa kerja sama, dan berapa produk yang terkurasi oleh UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah) kita yang akan tampil di G20 juga sudah mendapatkan sertifikasi, dan kebetulan ada beberapa negara undangan juga dari timur tengah seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab," ujarnya, melalui keterangan resmi yang Kompas.com terima, Jumat (4/11/2022).

Ia menjelaskan, Indonesia jadi salah satu pusat ekosistem dan produsen halal dunia.

Menurut laporan State of the Global Islamic Economy Report 2020-2021, indikator ekonomi Islam Indonesia ada di peringkat keempat dunia, atau naik satu tingkat dari tahun sebelumnya. 

Baca juga: Sandiaga Bertemu Ketum PP Muhammadiyah, Bahas Wisata Halal

"Jadi bukan hanya kita sebagai negara tujuan impor produk halal tapi kita sanggup menjadi produsen produk-produk halal yang siap diekspor," ujar Menparekraf. 

Ilustrasi produk ekonomi kreatif halal khas Indonesia di Jogja Halal Fest di Jogja Expo Center, Jumat (4/11/2022).Dok. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ilustrasi produk ekonomi kreatif halal khas Indonesia di Jogja Halal Fest di Jogja Expo Center, Jumat (4/11/2022).

Adapun muslim creative economy, tambahnya, merupakan bagian dari industri halal yang potensial.

Produk fesyen, kuliner halal, produk keuangan syariah, hotel syariah, jasa tur travel yang menawarkan jasa perjalanan Islamic experience, serta buku dan film turut mendorong peningkatan tren ekonomi syariah di Indonesia.

Baca juga:

Di sektor ekraf sub-sektor kuliner, misalnya, Indonesia menjadi negara dengan pasar makanan halal terbesar di dunia dengan spending (pengeluaran) hingga 146,7 miliar dollar Amerika Serikat.

Tidak hanya itu, Indonesia juga menjadi salah satu negara eksportir makanan halal terbesar nomor lima di dunia ke negara-negara Organization of Islamic Corporation (OIC).

Permintaan pariwisata halal meningkat

Ilustrasi wisatawan di Kota Tua, Jakarta Barat.UNSPLASH/ROHIIM ARIFULrohiim ariful Ilustrasi wisatawan di Kota Tua, Jakarta Barat.

Menparekraf menyampaikan bahwa permintaan pariwisata halal atau pariwisata ramah muslim saat ini mengalami peningkatan.

Menurutnya, pariwisata tersebut telah banyak didukung dari sisi perbankan, khususnya untuk produk-produk syariah.

"Selain itu banyak sekali harapan dukungan dari perbankan untuk produk-produk syariah dan produk-produk yang sekarang berkaitan dengan peningkatan minat masyarakat untuk mendapatkan layanan tambahan yang bernuansa pariwisata ramah muslim," jelasnya.

Baca juga: Konsumsi Kuliner Halal di Indonesia Rp 69 Miliar, Gen X dan Milenial Konsumen Terbesar

Pihaknya juga menargetkan miliaran pergerakan wisatawan Nusantara dari pengembangan pariwisata halal di Indonesia.

"Kami menargetkan pergerakan wisatawan nusantara meningkat ke 1,4 miliar dan sebagian besar ini ditopang oleh pariwisata yang ramah muslim, restoran halal, muslim fesyen yang banyak diminati wisatawan kita," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com